Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Seni Sebagai Pencarian Diri - Abdul Hadi W.M

Seni Sebagai Pencarian Diri - Abdul Hadi W.M

Seni Sebagai Pencarian Diri

Abdul Hadi W.M





Seni tidak hanya harus menampilkan kepribadian dan realisasi diri secara artistik, tetapi juga harus dilihat sebagai manifestasi kemanusiaan yang selalu mencari keorisinalannya, apakah ia hanya tiruan atau bukan. Demikian dikatakan para filsuf dan kritikus seni. Jadi, di sini masalah pengucapan diri yang khas dan otentik, masalah kepribadian, adalah tetap penting.

Kepribadian itu terutama memancar lewat cara seniman mengungkapkan sesuatu dalam karyanya, lewat gayanya yang personal, lewat keunikan pengucapannya, dan lewat caranya memandang sesuatu. Hal ini misalnya ditekankan oleh Sutardji Calzoum Bachri dalam kritiknya terhadap diskusi-diskusi sastra di TIM. Katanya, masalah-masalah konkret seperti itu jarang sekali dibicarakan padahal sangat penting. Seorang seniman harus menemukan dirinya, kepribadiannya, dan penemuan diri itu mesti terpancar dalam karyanya sebelum ia dapat dianggap sebagai seorang seniman yang baik.

Danarto juga pernah mengingatkan bahwa yang penting adalah penemuan diri. Berorientasi ke mana pun kita, ke Barat atau pun ke Timur, selama tidak menemukan diri dalam pengucapan seni kita, maka kita tidak akan menjadi seniman yang baik. Akhirnya ia mengatakan bahwa yang penting pada akhirnya adalah apakah seorang seniman itu jujur atau tidak, bukan semata-mata karena apa yang diungkapkannya.

Dalam konteks kritiknya terhadap HB Jassin, penyair Subagio juga menekankan pentingnya seorang penyair mampu mengungkapkan kepribadiannya secara utuh. Oesman Effendy, pelukis sufi dari Sumatera Barat, suatu ketika juga mengatakan hal yang sama ketika mengkritik perkembangan seni lukis di Indonesia. Katanya, seni lukis Indonesia kurang menampilkan kepribadian karena penciptanya tidak memiliki sikap, filsafat seni dan hidup sendiri yang mandiri, serta kurang menimba keyakinan yang kuat dalam kekaryaan.

Para pelukis kita, kata Oesman Effendy, masih mengagumi perkembangan seni lukis Barat. Mereka tak lebih merupakan bayang-bayang seni lukis Barat. Demikian juga kritik seni lukisnya, kata Oesman Effendy, hanyalah riak dari perkembangan kritik seni lukis dan aliran-aliran kritik yang ada di benua Barat sana.

Betulkah yang penting dalam seni adalah kepribadian? Bukankah seni harus juga dinilai baik buruknya secara estetis atau pesannya atau isi yang dikandungnya? Benar bahwa nilai artistik dan pesan tidak boleh diabaikan dalam menilai karya seni. Namun, kepribadian seniman tetap menjadi faktor penting yang menentukan keunikan dan keotentikan karya tersebut.***

Sumber: Buana, Selasa, 10 Januari 1784

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.