Satu Pesan Berkesan dari Film American Gangster (2007) - Janalia Hayat
Satu Pesan Berkesan dari Film American Gangster (2007)
Janalia Hayat
American Gangster (2007) bukan sekadar film kriminal tentang kebangkitan dan kejatuhan Frank Lucas, seorang gembong narkoba Harlem di tahun 1970-an. Film ini memberikan pelajaran berharga yang sangat relevan dengan kehidupan modern: jangan memamerkan kekayaanmu jika ingin mempertahankannya. Dalam dunia kejahatan atau kehidupan sosial saat ini, menonjolkan kekayaan justru mengundang bahaya—baik dari pihak berwenang maupun dari lingkungan sekitar.
Salah satu adegan kunci yang menegaskan pesan ini adalah ketika Frank Lucas (diperankan oleh Denzel Washington) mendapat nasihat dari mentornya, Bumpy Johnson. Bumpy mengajarkan agar Frank hidup sederhana dan tidak menarik perhatian. Namun, Frank kemudian melupakan pelajaran ini ketika dirinya mulai mencapai puncak kekuasaan. Kesalahannya terlihat jelas ketika dia mengenakan mantel bulu chinchilla mewah dan topi bulu yang diberikan oleh istrinya di pertandingan tinju besar. Pakaian ini menjadi simbol kekayaan yang mencolok dan langsung menarik perhatian detektif Richie Roberts (diperankan oleh Russell Crowe). Dari momen inilah, penyelidikan terhadap Frank Lucas mulai berkembang.
Dialog antara Frank dan Richie mencerminkan ironi besar dalam kehidupan Frank:
> Richie: You know what took you down? That fur coat.
Frank: I took it off as soon as I saw it in the mirror. I knew it was a mistake.
Adegan ini menunjukkan bahwa kesombongan sesaat bisa membawa konsekuensi besar. Frank yang selama ini dikenal karena cara hidupnya yang sederhana dan misterius, akhirnya terjerat akibat satu momen pamer kekayaan. Dia menjadi sasaran polisi, IRS, dan musuh bisnisnya. Dalam dunia Frank, pamer kekayaan bukan hanya soal ego, tapi juga menjadi pintu masuk bagi kehancuran.
Pesan film ini sangat relevan dengan fenomena sosial saat ini. Di era media sosial, banyak orang terjebak dalam budaya flexing—menampilkan gaya hidup mewah yang mungkin tak sepenuhnya nyata. Namun, seperti yang kita lihat dalam kehidupan nyata, orang kaya sejati sering justru memilih hidup sederhana dan rendah hati. Mereka menghindari sorotan publik bukan tanpa alasan. Menjaga kekayaan tetap "tersembunyi" adalah strategi untuk menghindari pajak berlebih, tuntutan sosial, atau bahkan ancaman keamanan.
Contohnya, miliarder seperti Warren Buffett atau Mark Zuckerberg sering dikenal dengan gaya hidup yang biasa-biasa saja. Mereka jarang memamerkan barang-barang mewah atau kehidupan glamor. Ini kontras dengan fenomena sok kaya yang marak di kalangan tertentu—di mana orang berlomba-lomba menunjukkan barang bermerek, mobil mewah, atau liburan eksotis di media sosial. Padahal, pamer kekayaan justru dapat membawa masalah, mulai dari menarik perhatian pemerintah soal pajak hingga munculnya permintaan dana sosial atau sumbangan yang tak ada habisnya.
Film American Gangster mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan nyata, kerahasiaan dan kesederhanaan adalah pelindung terbaik bagi kekayaan dan ketenangan hidup. Frank Lucas terjatuh bukan hanya karena bisnis ilegalnya, tetapi karena ia gagal menjaga prinsip hidup rendah hati yang dulu dipegang teguh.
Dalam dunia modern yang penuh dengan pengawasan dan penilaian sosial, memilih hidup sederhana dan tidak pamer bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, itu adalah strategi cerdas untuk melindungi diri dan memastikan keberlangsungan hidup yang lebih aman dan tenang. Film ini menegaskan bahwa kadang yang terlihat paling biasa justru yang paling berkuasa.