Jagat Sastra Milenia dan Dewan Kesenian Jakarta Gelar Diskusi Sastra Dunia
Jagat Sastra Milenia dan Dewan Kesenian Jakarta Gelar Diskusi Sastra DuniaJakarta, 15 Januari 2025 – Ruang Serbaguna Dewan Kesenian Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, didatangi oleh para pecinta sastra dalam acara bertajuk Diskusi Sastra Dunia: Berkenalan dengan Marcel Proust dan Pengaruhnya. Acara yang digagas oleh Jagat Sastra Milenia bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan sosok penulis besar asal Prancis, Marcel Proust, kepada publik Indonesia.
Acara dibuka oleh Rissa Churria sebagai MC tepat pukul 14.10 WIB, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Imam Ma'arif, perwakilan Komisi Simpul Seni Dewan Kesenian Jakarta, yang menekankan pentingnya mengenal karya-karya sastra dunia untuk memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Setelah ucapan dan pemotongan kue ulang tahun narasumbernya, Retno Ariastuti, Diskusi yang dipandu oleh Riri Satria (selaku ketua Jagat Sastra Milenia) pun dimulai.
Riri memperkenalkan bahwa RETNA ARIASTUTI adalah penulis dwibahasa, Indonesia and Inggris. Mulai menulis fiksi pada tahun 2017 dan telah menyelesaikan naskah novel pertamanya yang berbahasa Inggris, Home Away.
Sementara itu salah satu cerpen Tuti yang dimuat di SastraMedia berjudul: Selendang Bersulam Putih berkisah tentang tokoh Mandeh Siti Manggopoh, seorang pahlawan perempuan dari Ranah Minang. Uniknya cerpen ini menggunakan beberapa kosakata khas Bahasa Minangkabau.
Pada tahun 2018, Tuti tampil sebagai narasumber dalam temu wicara yang bertajuk “Bagaimana Karya Penulis Indonesia dapat Menembus Pasar Amerika”, di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Tuti menamatkan Sarjana dan Magister di bidang Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta S3 atau Ph.D di bidang Industrial Engineering dari Oregon State University (OSU), Oregon, AS.
Tuti lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat dan sekarang menetap di Corvallis, Oregon, Amerika Serikat, dan saat ini berkarir di sebuah perusahaan teknologi di kota tersebut di samping menekuni dunia penulisan.
Retna Ariastuti mengisahkan awal mula di Amerika Serikat dan perkenalannya dengan karya Proust. Selanjutnya dia membahas pengaruh mendalam Proust dalam dunia sastra, khususnya melalui karyanya In Search of Lost Time (À la recherche du temps perdu). Ia juga mengulas bagaimana refleksi memori dan waktu dalam tulisan Proust bisa diadaptasi ke konteks kehidupan sehari-hari.
Marcel Proust (1871–1922) adalah seorang novelis, kritikus, dan esais Prancis yang terkenal karena karya monumentalnya, À la recherche du temps perdu (In Search of Lost Time), yang terdiri dari tujuh volume. Karya ini mengeksplorasi tema-tema memori, waktu, cinta, dan identitas melalui narasi yang mendalam dan penuh detail. Gaya penulisannya yang introspektif dan analisis psikologisnya yang tajam menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sastra modern.
Selain diskusi, acara ini turut menampilkan sesi pembacaan puisi oleh sejumlah penyair berbakat, yaitu Dhe Sundayana, Erna Winarish Wiyono, Nanang R. Supriyatin, Romy Sastra, Rissa Churria, dan Shantined. Penampilan mereka memberikan dimensi emosional yang kuat, menghubungkan tema-tema Proustian dengan pengalaman universal manusia.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta dari berbagai kalangan turut mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan mereka mengenai apa yang disampaikan oleh Retna.
Dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta, acara ini berhasil menjadi ruang kolaborasi yang mempertemukan ide, budaya, dan aspirasi dalam dunia sastra. Ruang Jabatangan #3 ini menunjukkan bahwa diskusi sastra mampu menjadi medium lintas batas yang mempererat hubungan antarbudaya.
Acara pun diakhiri dengan penyerahan piagam dan cenderamata. Kemudian foto bersama di balkon DKJ, tepat di bawah senja yang tengah indah saat itu.@singa