Puisi-Puisi Pilihan Ayu Yulia Djohan
Puisi-Puisi Pilihan Ayu Yulia Djohan
SAAT SEMESTA BICARA
langit cerah
bunga rekah
berkaca pada embun
di hijau daun
kini saatnya aku diam
mendengar semesta bicara berjam-jam
CINTA TAK PERLU BERTANYA
kepada malam
sekuntum bunga bertanya;
"akankah kau masih
mencintaiku esok hari?"
Malam pun menjawab;
"tanyalah esok
kepada pagi!"
MENGHAPUS TITIK
Hanya sebuah titik
tanpa sengaja kuketik
lalu kuhapus dengan ludah
dan sudah:
Titik hilang
Tapi kertasnya berlubang!
IRONI
Jiwa bergelut
dengan kemelut
Sementara raga berpesta pora
di gelak tawa
RUMAH, DI MANAKAH?
Ingin pulang ke rumah di hutan kayu
Namun kaki melangkah ragu
Rumah hilang
Hutan ditebang
Ingin pulang ke rumah di kaki bukit
Namun hati terasa sakit
Rumah dijarah
Bukit dibelah
Hutan kayu dan kaki bukit
Berubah nasib
Nasib kami
Tak memiliki rumah lagi
--
Ayu Yulia Djohan, lahir di Pekanbaru, 10 Juli 1968. Ibu rumah tangga dan owner Oemah Kampoeng Jatipadang, Jakarta Selatan yang menyukai dunia seni dan sastra, serta fotografi. Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YPKP Bandung ini pernah bekerja di Kantor Konsultan Pajak Mardjohan, SH.
Ayu telah menerbitkan buku puisi tunggal, antara lain: Jelita (2017) dan Tarian Badai - The Dancing Storms, Dwi Bahasa (Indonesia-Inggris) dengan penerjemah Anastasia Fanny Lioe (2022). Ayu juga sedang proses menerbitkan buku ketiga yang berjudul Rindu Beriak di Sungai Siak, Sekumpulan Sajak Sahaja (2024).
Puisi-puisinya juga tergabung dalam sejumlah buku antologi bersama, antara lain: Beberapa buku antologi puisi yang diikuti: Ombak Biru Semenanjung, 1020 Sonian Tiga Negara (KKK 2016), Blencong (D3M Kail 2016), Petala (D3M Kail 2016), Haiku Universe (Pustaka Haikuku 2016), Api (Majalah Sastra Maya 2017), Makara (2017), Kata Kita (Puisi Dua Baris, 2020), Kelindan Diksi di Teras Puisi (2020), dan Bunga Bicara, Bunga Setaman (Taresia, 2023)
Selain menulis, Ayu juga tampil di sejumlah acara. Ayu juga aktif di Teater Cakra Indonesia untuk teatrikal puisi, NyaPoe, duet nyanyi puisi Ayu dan Imung, Perkumpulan Bunga Setaman, Komunitas Penyair Seksih Jakarta, Madah Karya Nusantara (MAKARA), dan lainnya.