Puisi-Puisi Pilihan Piek Ardijanto Soeprijadi
Puisi-Puisi Pilihan Piek Ardijanto SoeprijadiJARING-JARING
kali ini
nelayan menebar jaring di laut
menangkap ikan
kali lain
Tuhan menebar jaring maut
menangkap insan
DI DATARAN KAMADATU
dengan mata kujamah sawah terbentang
di kejauhan menghijau betapa suburnya
sesubur tubuhmu
dengan mata kuusap punggung gunung
di kejauhan membiru lembut
selembut wajah dan hatimu
dengan mata kutelusuri sebatang sungai
di kejauhan berliku-liku seperti hatimu
semoga bermuara di telaga jiwaku
duh gadis manis lihatlah garis alit menggurat senja
bumi dan langit berkecupan di cakrawala
bumilah engkau dan langit itu aku
kini masa kita di kamadatu
bergolak gejolak jiwa di dataran hidup
saling menumpahkan dan menampung penuh harap
marilah kita berdampingan dekat kalamakara ini
kelam segera turun sehabis senja
berpelukan pun hanya angin tahu rahasia kita
sebentar pandanglah mega gunung sawah dan sungai itu
Yang Mahaagung membentangkan kekayaannya
untuk hidup kita duh kekasihku
CEMARA
batang cemara
menggigil tepi telaga
sunyi
pucuk cemara
mengusap wajah bulan
sendiri
desah cemara
mengisi hati
sepi
SAJAK COKLAT
petang hari
angin mati
aku sendiri
di teluk sepi
kusadap senja
dan getah duka
ketika hidupku
diburu usia
BISIK KAKEK MENJELANG AJAL
tak kaudengar
ketukan daun pintu
tak kaulihat
tamu di ambang pintu
dia seperti kapas
datang bergegas
lunak mengajak
tak mampu aku menolak
jangan gelisah berpisah
aku jadi asing bagimu
kau jadi asing bagiku
meski kau cucuku
jangan meratap jangan menjerit
akan kutembus dinding langit
menyibak tirai rahasia abadi
sesudah suaraku tak kau dengar lagi
kau pun akan tahu
rahasia besar ini
setelah membuka pintu waktu
di balik bumi