Lily Siti Multatuliana Terbitkan Buku Puisi ITHACA POEMS Puisi Tanpa Sempadan Hasil Terjemahannya
Lily Siti Multatuliana Terbitkan Buku Puisi ITHACA POEMS Puisi Tanpa Sempadan Hasil Terjemahannya
Penerjemahan adalah upaya untuk mengalihkan pesan yang
terkandung dalam sebuah naskah suatu bahasa, yang disebut bahasa sumber, ke
naskah bahasa lain, yang disebut bahasa sasaran. Sebagai seorang penerjemah
harus menguasai aspek linguistic dan non-linguistic dari bahasa
sumber dan bahasa sasaran. Selain memahami dan menguasai tata bahasa, struktur
makna kata dan aspek bahasa dari bahasa sumber dan bahasa sasaran, penerjemah
perlu juga memahami sosial budaya pemakai kedua bahasa tersebut. Dalam
penerjemahan konsep “benar-salah” dan “jelek-bagus” ditentukan oleh “siapa
calon pembacanya” dan “siapa yang meminta kita menerjemahkan”. Ada beberapa
metode penerjemahan di antaranya faithful translation, semantic
translation, idiomatic translation dan communicative translation.
Kini adalah Lily Siti Multatuliana,
alumnus Sarjana Pendidikan (S1) Bidang Studi
Bahasa Inggris dari Universitas Negeri Jakarta/UNJ (1982) dan menyelesaikan
Magister Sastra (S2) Bidang Studi “Translation Studies” dari Fakultas
Sastra Universitas Gunadarma Jakarta (2008), salah satunya yang
melakukan kerja penerjemahan.
“Saya
berusaha menerjemahkan puisi karya penulis dari berbagai negara Dalam bahasa
Inggris yang dihimpun oleh Germain Droogenbroodt, pendiri dan editor “The
Belgian publishing house POINT Editions (POEtry INTernational).”
Ucapnya saat dihubungi oleh Redaksi Kawaca (12/08/2022)
di rumahnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan, “dalam menerjemahkan saya mengikuti ideologi “foreignization”
yaitu tetap mempertahankan idea bahasa sumber. Agar pembaca bisa merasakan gaya
penulis asing yang saya terjemahkan, dalam hal ini menggunakan metode campuran
dari keempat metode yang disebut diatas. Saya setia (faithful) dengan
bentuk dari puisi dalam bahasa Inggris yang diberikan, menggunakan metode semantic
translation yaitu menerjemahkan makna dari kalimat yang disampaikan, bukan
tafsiran puisi, serta idiomatic translation (menerjemahkan idiom dalam
bahasa Inggris menjadi idiom dalam bahasa Indonesia) serta communicative
translation yaitu kalimat yang saya terjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi
kalimat yang komunikatif dan tidak kaku.”
Dalam
hak cipta, Lily mengaku sudah mendapatkan izin khusus dari Germain Droogenbroodt yang mempunyai hak
penuh atas puisi-puisi yang diterjemahkan. Germain
Droogenbroodt dilahirkan 11 September 1944
di Rollegem, Belgia. Tahun 1987 beliau pindah ke "Mediterranean Artist
Village" di Altea Spanyol yang berintegrasi dengan kehidupan sastra di
Spanyol. Beliau menulis berbagai genre tetapi lebih utama pada Puisi. Tiga
belas buku puisinya, diterbitkan di 28 negara. Beliau sebagai pendiri dan
editor "the Belgian publishing house POINT Editions (POetry
INTernational), dan sebagai pendiri dan Presiden "the Spanish cultural
foundation ITHACA" Germain pernah dinominasikan untuk menerima Nobel prize
dalam bidang sastra 2017.
“Puisi dalam bahasa Inggris dikirim pada saya melalui email setiap hari Jumat sejak setahun lalu oleh Germain Droogenbroodt, yang saya kenal dan kami pernah berjumpa ketika saya menghadiri Bangladesh-Malaysia Poets Summit 2015 di Dhaka Bangladesh. Pada saat itu Germain Droogenbroodt dan SN Dato Kemala (Sastrawan Negara ke 11 Malaysia) menerima anugerah Literary Award dari Kathak Community Bangladesh pimpinan Aminur Rahman, penyair terkemuka dari Bangladesh. Anugerah disampaikan oleh Mentri Penerangan Bangladesh dalam acara yang gemilang di Dhaka Bangladesh. Kemudian puisi dalam bahasa Inggris saya terjemahkan ke bahasa Indonesia dan dimuat di majalah digital Points Editions setiap minggu bersama terjemahan dari 33 bahasa di dunia di antaranya: bahasa Perancis, Belanda, Jepang, Bangladesh, Italia, Arab, Filipino, Hindi, Portugis, dll,” Lily menjelaskan.
Salah satu tujuan dan harapannya dalam
menerjemahkan ITHACA POEMS (ITHACA 682-737)
selama setahun yang dimuat di majalah digital POINT Editions (POetry
INTernational) setiap minggunya, dia susun dan
terbitkan menjadi sebuah buku kumpulan puisi terjemahan berjudul PUISI TANPA SEMPADAN, adalah “saya
berharap buku kumpulan puisi ini bermanfaat untuk pembaca, agar mengenal puisi
dan gaya penyair dunia, baik yang sudah terkenal di dunia maupun penyair yang hanya
dikenal di negaranya sendiri,” pungkasnya.
Buku yang diterbitkan oleh Taresia Gerbang Literasi Indonesia, didukung oleh POINT (POEtry INTernational), serta Yayasan Hari Puisi ini berisi puisi-puisi penyair dari berbagai penjuru dunia, antara lain:
- Agron Shele (Albania Belgium)
- Antonio Cabrera (Spain)
- Armenuhi Sisyan (Armenia)
- Borche Panov (North Macedonia)
- Camiña Navia Velasco (Colombia)
- Casimiro De Brito (Portugal)
- Cho Byung-hwa (Korea)
- Christoph Janacs (Austria)
- Daniela Andonovska-Trajkovska (North Macedonia)
- Eeva-Liisa Manner (Finland)
- Erich Fried (Austria)
- Ernst Jandl (Austria)
- Eugenio Montejo (Venezuela)
- Fabián Casas (Argentina)
- Farideh Hassanzadeh-Mostafi (Iran)
- Fernando Alonso (Uruguay)
- Francisco Brines (Spain)
- Germain Droogenbroodt (Belgia)
- Gioconda Belli (Nicaragua)
- Huguette Bertrand (Canada)
- Inés Blanco (Colombia)
- Irma Kurti (Albania-Italy)
- Irwan Abu Bakar (Malaysia)
- Juan Gil-Albert (Spain)
- Juhan Liiv (Estonia)
- Jürgen Theobaldy (Germany)
- Kamala Das (India)
- Kim Chi-ha (Korea)
- Manolis (Greece)
- Margaret Saine (Germany)
- Maria Nivea Zagarella (Sicily)
- Mario Benedetti (Uruguay)
- Menke Katz (Lithuania-USA)
- Michael Harlow (New Zealand)
- Miguel Hernández (Spain)
- Nadia Anjuman (Afghanistan)
- Natalia Fernández Diaz-Cabal (Spain)
- NilavroNill Shoovro (India)
- Rei Berroa (República Dominicana/USA)
- Sarah Kirsch (Germany)
- Sigurdur Pálsson (Iceland)
- Tabassum Tahmina Shagufta Hussein (Bangladesh)
- Taras Shevchenko (Ukraine)
- ThurÃður Guðmundsdóttir (Iceland)
- Volja Hapeyeva (Belarus)
- Xavier Villaurrutia (Mexico)
- Zhao Lihong (China)