Ketika Kopi dan Puisi Bertemu di Sebuah Kafe
Ketika Kopi dan Puisi Bertemu di Sebuah Kafeoleh Arya Helmi
KAWACA.COM | Saya pencandu kopi. Saya juga penyuka puisi.
Malam Jumat (17/12/2020), saya punya kesempatan hadir di sebuah acara Bincang Buku dan Pentas Sastra Jagat Sastra Milenia atau JSM di sebuah kafe, namanya Cerita Cafe di Otista, Jakarta Timur.
Ada banyak alasan ketertarikan untuk hadir di acara tersebut. Salah satunya adalah mewah! Baru kali ini saya tahu, bedah buku puisi digelar di kafe. Saya kira itu menarik, semacam memberi penghormatan pada puisi.
Alasan lainnya, karena sahabat saya, Yik Sofyan RH. Zaid, yang bakal tampil sebagai pembahas buku puisi Jalan Kesaksian dan Sajak karya Haris Priadie Bah.
Saat tiba, acara sudah mulai. Saya dijemput Yik Sofyan ke lantai bawah dan langsung diajak ke mejanya. Secangkir kopi untuk saya sudah tersedia. Asyik. Saya menebar pandang ke sekitar: Orang yang hadir mungkin hanya 20 orangan lebih, karena memang dibatasi pesertanya, mengingat tempat dan masih di musim pandemi.
Selepas acara bedah buku, masuk pada acara baca puisi bergilir. Tiba-tiba, MC sekaligus yang menjadi moderator di acara tersebut menghampiri saya dan meminta saya turut baca puisi. Aihhh. Orang tersebut adalah Pak Riri Satria, selaku ketua JSM. Namanya tidak asing bagi saya dalam belantika sastra Indonesia, hanya baru jumpa orangnya saja.
Sambil menikmati kopi hitam pahit, saya mulai membuka-buka buku puisi, mencari puisi yang tepat untuk saya bacakan. Ketemulah puisi berjudul Doa.
Setelah dipanggil, saya pun maju dengan betis dan tangan gemetaran, karena jujur saya katakan (jangan bilang-bilang ya), itu adalah pertama kalinya saya baca puisi di depan umum. Haha. Selama ini, saya hanya menulis puisi dan membacakannya kepada kawan saat sedang ngobrol santai.
Ahhh, akhirnya selesai juga saya baca puisi, keluar juga keringat dingin. Saya kembali ke meja, kembali pada kopi untuk menyembunyikan grogi.
Sekali lagi, saya pencandu kopi. Saya juga penyuka puisi. Ketika dua kesukaan saya itu bertemu di sebuah kafe, itulah salah satu kemewahan yang saya alami dalam hidup.
Terima kasih. Maju terus Jagat Sastra Milenia...
Tebet, 17 Desember 2020