Pusai-Pusai Pilihan (11)
PUSAI PUSAI PILIHAN (11)
KAWACA.COM | Bang Akils (nama pena) lahir di Jakarta pada 10 Oktober 1969. Kini mukim di wilayah Jakarta Timur. “Suka sekali dengan sesuatu yang berbau seni apa pun meski (saya) bukan pelaku seni. Terlebih bila melihat orang membaca puisi, walaupun mereka bukan para sastrawan besar,” pengakauannya. Ia baru menulis puisi sekitar satu tahun yang lalu di halaman maya tepatnya di grup Puri Pusai (kemudian berganti nama menjadi Sabila) yang di perkenalkan oleh seorang teman, Ujang Amreen Noor. “Sebelumnya saya menulis puisi di kertas-kertas kosong tak terpakai untuk iseng saja. Tetapi setelah mengenal Pusai dan banyak teman di dalamnya, semangat menulis jadi bertambah apalagi di dalam dunia Pusai banyak teman yang mengoreksi tulisan saya, khususnya tulisan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut ejaan,” demikian ia bertutur. Inilah pusai-pusainya.
MENGIKUTI ZAMAN
Sais pedati
Mencambuk diri
Meraih modernisasai
Dukuh 03042020
YUK
tepuk dada
jedahlah
waktu sunyi
introspeksilah
dunia telah gundah
berdoalah
Dukuh 05042020
IBU
Gelap terang
Aksara akan terbaca
Lentera tetap di rumah
Dukuh 06042020
PILIHAN
Gentayang berita
Menikam rasa
Bijak mengutip
Cipta bahagia
Dukuh 08042020
SEMOGA
Doa-doa mengangkasa
Wabah berubah wajah
Terbang entah ke mana
Alam kembali ceria
Turun hujan rahmat
Tunas cinta bermekaran
Mengalir sungai harapan
Tumbuhkan kasih sayang
Duka pun taklagi datang
Tetaplah bergandeng tangan
Ciptakan berjuta kesenangan
Biarlah duka jadi kenangan
Dukuh 09042020
MARI
Ambil hikmah
Akhiri bencana
Terlalu banyak polah
Tuhan pun marah
Sucikan hati
Pun diri
Harus mengerti
Saling berbagi
Wabah takakan kembali
Pada negeri yang bersih
Dukuh 09042020
KAWACA.COM | Bang Akils (nama pena) lahir di Jakarta pada 10 Oktober 1969. Kini mukim di wilayah Jakarta Timur. “Suka sekali dengan sesuatu yang berbau seni apa pun meski (saya) bukan pelaku seni. Terlebih bila melihat orang membaca puisi, walaupun mereka bukan para sastrawan besar,” pengakauannya. Ia baru menulis puisi sekitar satu tahun yang lalu di halaman maya tepatnya di grup Puri Pusai (kemudian berganti nama menjadi Sabila) yang di perkenalkan oleh seorang teman, Ujang Amreen Noor. “Sebelumnya saya menulis puisi di kertas-kertas kosong tak terpakai untuk iseng saja. Tetapi setelah mengenal Pusai dan banyak teman di dalamnya, semangat menulis jadi bertambah apalagi di dalam dunia Pusai banyak teman yang mengoreksi tulisan saya, khususnya tulisan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut ejaan,” demikian ia bertutur. Inilah pusai-pusainya.
MENGIKUTI ZAMAN
Sais pedati
Mencambuk diri
Meraih modernisasai
Dukuh 03042020
YUK
tepuk dada
jedahlah
waktu sunyi
introspeksilah
dunia telah gundah
berdoalah
Dukuh 05042020
IBU
Gelap terang
Aksara akan terbaca
Lentera tetap di rumah
Dukuh 06042020
PILIHAN
Gentayang berita
Menikam rasa
Bijak mengutip
Cipta bahagia
Dukuh 08042020
SEMOGA
Doa-doa mengangkasa
Wabah berubah wajah
Terbang entah ke mana
Alam kembali ceria
Turun hujan rahmat
Tunas cinta bermekaran
Mengalir sungai harapan
Tumbuhkan kasih sayang
Duka pun taklagi datang
Tetaplah bergandeng tangan
Ciptakan berjuta kesenangan
Biarlah duka jadi kenangan
Dukuh 09042020
MARI
Ambil hikmah
Akhiri bencana
Terlalu banyak polah
Tuhan pun marah
Sucikan hati
Pun diri
Harus mengerti
Saling berbagi
Wabah takakan kembali
Pada negeri yang bersih
Dukuh 09042020