Pusai-Pusai Sugiono MPP
KAWACA.COM | Sugiono MP/Mpp adalah wartawan, penulis biografi, memori, dan histori yang lahir di Surabaya, 9 Desember 19530. Sempat meraih Hadiah Junarlistik Adinegoro untuk metropolitan (1984) dan Penulis Pariwisata Terbaik (1984). Bukunya yang sudah terbit: Belajar dan Berjuang (1985), Srikandi Nasional dari Tanah Rencong (1987), Sang Demokrat Hamengku Buwono IX (1989), Jihad Akbar di Medan Area (ghost writer, 1990), Menjelajah Serambi Mekah (1991), Ketika Pala Mulai Berbunga (ghost writer, 1992), Melati Bangsa, Rangkuman Wacana Kepergian Ibu Tien Soeharto (1996, Persembahan Wiranto), Pancaran Rahmat dari Arun (1997), Biografi Seorang Guru di Aceh (2004, biografi Prof. DR. Syamsuddin Mahmud), Anak Laut (2005, biografi Tjuk Sukardiman), Selamat Jalan Pak Harto (2008), Pengabdi Kemanusiaan (2010), dan Aceh dalam Lintasan Sejarah 1940-200 (2014). Dia pernah bekerja di beberapa penerbitan, antara lain: Sinar Harapan (s/d 1984), Majalah Sarinah (1984-1988), Majalah Bridge Indonesia (1990-1995), Harian Ekonomi Bisnis Indonesia (1996), dan Komunikasi (1998). Kini dia sebagai Pemimpin Redaksi majalah online NEOKULTUR.
Pusai-Pusai Sugiono MPP
WABAHPusai-Pusai Sugiono MPP
lagi
pandemi kembali mencekau bumi
mendung hitam konstatinopel berulang
sepuluh ribu kematian
setiap hari
: 540 masehi
kota-kota mati
kuburan mati
mayat-mayat bergelimpangan
di jalanan
diterkam taun pes
simak
kan berulang kelak
jika para penghuni
tetap tamak
: pesan procopius
penyihir yunani
lalu black death
si hitam penyebar maut
sepuluh tahun menebar teror
: 1340 – 1350
menyusur jalur sutra dari cina ke kremia
mengendemi tiga per lima warga eropa
cacar hadir empat-lima abad kemudian
menghawar dunia abad dua puluh
merenggut tiga ratus juta nyawa
epidemi datang lagi
flu babi
flu burung
flu hongkong
flu spanyol
dan hari ini
: corona
petiklah hikmah
dari pageblug
ke pageblug
ternyata
ada yang hilang
di ruang tandang
030320
DI ST LOUIS GATEWAY ARCH
di sini aku
berdiri mengunyah langit
: missouri
di antara kaki-kaki pelangi
pencerecah bumi
di batas gerbang mukiman
: st louis
monumen pencakar
: amerika
dari setinggil angkasa
titik nadir gateway arch
kusapa eliel dan euro saarinen
di pusaramu
: 1961
euro,
wajah kejujuran,
kesederhanaan,
keabadian
mimpi-mimpimu mengaliri
neofuturisme
menyirami eropa
menyemai zaha hadid
mebuah ‘nobel’ arsitektur
pritzker architecturre prize
: 2004
melezat stadion fifa al-wakrah
: qatar 2022
di sini aku
di pelukan ciliwung-cisedane
di rerimbunan pohon-pohon kebun raya
bogor buitenzorg
memaku pusai cengkerama
: prabu siliwangi
brawijaya
gajah mada
menyanggit persembahan
ku puncak arsyi
270220
PADA TITIK NADIR
arkian
kota-kota telah mati
dihisap gelombang darah
mengalir bagai sungai-sungai nafiri
yang melonglong tak pernah henti
mengundang serigala-serigala
pemakan bangkai-bangkai bugar
aku berdiri di sini
pada puing reruntuhan pencakar langit
arsitektur mutakhir neofuturisme
dengan tinta dan pena telanjang aksara
menghitung jejak, mengeja angka-angka
kematian
cangkang-cangkang kepompong jiwa
bergentayangan entah ke mana
tiada tujuan, tiada mukiman
saling memangsa
tanpa beban dosa
oh, langit kelam
mendung menjelaga
mentari tlah lama tersembunyi
di balik tirai gemulai
perempuan penjaja syahwati
230220
DI BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA
Dari amplasmen parkir
Kutatap langit
Tanah Serambi Makkah
Berkubah tambo hikayat lama
Negri sejuta pujangga
: Hamzah Al Fansuri
Abdurrauf Al Singkili
Nuruddin Ar Raniri
Syamsuddin As Sumatrani
dan leretannya
Mukiman para syuhada
Nanggroe Aceh Darussalam
Lima besar kesultanan Islam dunia
Gelar Meukuta Alam
Bumi Malahayati, Srikandi Bahari
Panglima Armada Inong Balee
Menghempang Portugis di Selat Malaka
: 1586
Perang samodera Teluk Haru
Makam Kerkhoof artefak sejarah
Prang sepanjang masa
Negri Belanda – Kerajaan Aceh
: 1873 – 1942
Hudep Saree Mate Syahid
Prahara datang silih berganti
Munajat umat manfaat syari
Otonomi terberkati
: Agama
Adat-istiadat
Pendidikan
Gelombang tsunami pun berkelindan
Memalung ranah Teuku Umar – Chik Ditiro
: 2004
Kembali mata dunia menyalang
Tertanda museum duka umat manusia
: di Banda Aceh
Kini,
Kutatap langit Tanah Rencong
Hendak ke mana Seulawah terbang
Pegang erat-erat ‘tangkai payung’ Bung Karno
Melanglang semesta
Menggapai takdir yang zahir
Aceh, lon sayang
130320
CENDOL DAWET
Ayo buka lapak
di Medusae Fossae
Jualan cendol dawet
Wilayah bebatuan vulkanik
Paling unik di Planet Mars
Sepuluh ribu kali besaran watu-watu Wonogiri
Mukiman makhluk ruang angkasa
Para pemburu alien di medan gersang
Kan memborong banjarnegara’s drink
Juga ufo-ufo yang memanusia
Berjoget dan berjargon ala Abah Lala
Di tengah lagu “Pamer Bojo” yang
didendangkan Didi Kempot dan Ayu Ting Ting
150320
HIDUP BUKAN NISKALA
jantung berdetak
tak
jam dinding
pucat, tanpa warna
270320
RINDU
seruling bambu
bocah gembala
hilang
gemuruh kota
150320