Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Kritik, Peduli, Manja, Egois - Wardjito Soeharso

Kritik, Peduli, Manja, Egois - Wardjito Soeharso

Kritik, Peduli, Manja, Egois
oleh Wardjito Soeharso

cinta

seorang anakku bertanya: "apa sih cinta itu, ayah?"
jawabku: "cinta itu peduli, peduli itu berbagi, dan berbagi itu memberi. jadi cinta itu selalu memberi. tidak ada kata minta dalam cinta."
anakku menyela: "termasuk minta maaf sekalipun?"
aku tersenyum: "ya, termasuk minta maaf sekalipun. dengan cinta kita sudah memberi maaf sebelum orang yang kita cintai memintanya."

Ya.
Cinta itu peduli
Peduli itu berbagi
Berbagi itu memberi

Memberi hanya memberi
Memberi bukan ivestasi
Tanpa berharap apa-apa

Begitulah. Cinta itu memberi tanpa berharap imbal balik apa-apa. Memberi bukan investasi, memberi satu berharap nantinya dapat dua atau lebih. Memberi dengan melepaskan harapan hanya bisa dilakukan dengan cinta. Tanpa cinta, pemberian pasti melekat harap.

Memberi tidak harus sesuatu yang menyenangkan. Selalu memberi kesenangan adalah pemanjaan. Bahkan dalam kadar berlebihan bisa menjadi kejahatan. Memberi dengan cinta adalah memberi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau butuhnya satu mengapa mesti diberi dua? Memang tidak mudah memberi dengan cinta.

Memberi kritik pada dasarnya bentuk kepedulian kepada yang dikritik. Kalau tidak peduli, ngapain capek-capek memberi kritik? Memberi kritik juga tidak mudah. Kritik hanya muncul dari mereka yang mengerti dan memahami apa yang harus dikritik. Tanpa mengerti dan memahami, kritik menjadi kehilangan jiwa kritiknya. Alias tidak nyambung.

Bagaimana aku bisa mengkritik puisi kalau aku tidak ngerti dan tidak paham puisi? Bagaimana aku bisa mengkritik cerpen dan novel kalau aku tidak paham keduanya? Bagaimana aku bisa mengkritik karya sastra kalau aku tidak ngerti dan tidak paham karya sastra? Bukankah memberi dengan cinta itu memberi sesuai kebutuhan? Bagaimana aku bisa memberi sesuai kebutuhan kalau kebutuhannya apa aku sendiri tidak ngerti dan tidak paham? Maka, kesimpulannya mudah saja. Mereka yang mengkritik tanpa pengertian dan pemahaman tentang kebutuhan adalah mereka yang mengritik dengan tanpa kepedulian, tanpa semangat berbagi, tanpa keikhlasan memberi.

Bagaimana dengan yang dikritik? Kalau dia paham kritik dengan cinta itu adalah gizi yang menyehatkan, tentu dia akan bahagia menerimanya. Dengan kritik, dia menjadi tahu di mana kekurangan dan kesalahannya. Kritik menjadi pertimbangan perbaikan untuk kerja selanjutnya. Kritik menjadikan wawasan dan pengetahuannya semakin luas. Kritik membangun jiwanya semakin kokoh, dewasa, matang. Dan itu akan terlihat muncul dalam karya-karya berikutnya. Karya yang semakin kuat dan berbobot.

Sebaliknya, kalau dia tidak suka dikritik berarti dia tidak paham substansi kritik. Dia menganggap kritik itu racun menyakitkan yang membuatnya tidak nyaman, sakit, dan bahkan membunuhnya. Kalau persepsi seperti ini yang ada di otaknya, ya wawasan dan pengetahuannya tidak akan cepat maju dan berkembang. Dia lebih suka pujian dan sanjungan daripada kekurangan dan kesalahan yang ditunjukkan ke depan matanya. Dia merasa sudah menjadi. Dia yang seperti ini adalah dia yang berkubang dalam kemanjaan. Dia hanya mau melihat apa yang ingin dia lihat. Dia hanya mau mendengar apa yang ingin dia dengar. Anak manja adalah steretipe anak egois. Dia menuntut semua orang mengerti tentang dirinya. Sementara dia sendiri tidak pernah mau peduli pada orang lain. Nah, apa artinya? Dia adalah orang yang miskin cinta di dadanya.

Dari sini, kita paham di balik cinta ternyata bukan benci, tetapi tidak peduli. Cinta itu peduli, sifatnya menjaga, memelihara, menyuburkan. Tidak peduli itu sifatnya merusak bahkan mematikan. Terserah mana yang mau dipilih. Cinta atau tidak peduli?

Jadi kalau ingin memberi kritik, berikan selalu berlandaskan rasa cinta. Ikhlas tanpa berharap apa-apa. Kalau yang dikritik tidak terima, berarti dia tidak mau memperbaiki kekurangan dan kesalahannya. Dia tergolong anak manja yang inginnya ditimang-timang sambil dinyanyikan lagu sayang-sayang.

Semoga dia cepat sadar, manja yang berlebihan bisa menjerumuskan ke dalam dunia kejahatan.

03.03.2020 - 08:15

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.