Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Jantung Kedap-Kedip di Tol Jakarta - Cikampek (Japek) - WS Putra

Jantung Kedap-Kedip di Tol Jakarta - Cikampek (Japek) - WS Putra

Jantung Kedap-Kedip di Tol Jakarta - Cikampek (Japek)
oleh WS Putra

KAWACA.COM | Selasa, 10 Maret 2020, saya, Pak RZ, dan Taufik berangkat menuju Bandung untuk syuting di MQTV dalam acara "Mengenal Nabi Muhammad saw. lebih Dekat melalui Ensiklopedia PROLM Muhammad Syafii Antonio".

Seperti reptil, mobil merayap perlahan dalam kemacetan sambil menyimpan kegelisahan masing-masing. Sampai akhirnya kami tiba pada pintu naik tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) yang masih gratis.
Kami mendaki dengan senyum lebar, karena jalan tol yang lengang.

"Coba lambaikan tangan pada mobil-mobil yang macet di bawah, Fik," saya nyeletuk.
Kami pun tertawa. Seolah tengah menertawakan penderitaan mereka tanpa dosa, tanpa karma. Namun, ya kebahagiaan itu kadang memang sangat sederhana, misalnya saat melewati jalan tol yang kosong. Karena kita langsung membayangkan jalan lancar dan sampai tujuan lebih cepat.

Dengan bekal kebahagiaan itulah, kami duduk nyaman dan berbagi cerita. Mulai dari virus Corona (Covid 19) yang mengancam. Virus yang telah menelan ribuan korban di seluruh dunia dan berdampak besar pada bisnis global sampai cerita lucu orang-orang daerah ke kota.

Di tengah riuh gelak tawa, mendadak Taufik yang sedang nyetir berteriak:
"Waduh, kontrol bensin kedap-kedip! Gimana ini?"
"Waduh!" Spontan saya dan Pak RZ.
"Saya lupa tadi mau ngisi bensin." Ucap Taufik.

Itulah hidup, bahagia dan sedih bisa berganti dalam sekejap. Kami sama-sama menarik napas panjang seraya berharap ada keajaiban di awal hari. Semua diam. Hanya berisik radio mobil terdengar yang tidak menarik perhatian lagi.

"Kalau bensin habis, nanti gimana ya?" Tanya Taufik.
"Iya, didereklah, Fik," jawab saya.
"Gratis kan, Pak?"
"Gratis apaan? Bayarlah, 500 ribu kayaknya tergantung nego."
"Hah!"
"Coba matikan AC, Fik untuk hemat bensin."
"Baik, Pak. Radio juga ya."
"Sekalian mesinnya, Fik," ucap Pak RZ.
"Hahah"

Kami tertawa. Tawa yang terpaksa. Tawa sejenak. Tawa yang berbeda dari sebelumnya.

Beginilah, kami melintasi jalan tol layang Japek sejauh 37 KM dengan kontrol bensin mobil kedap-kedip, begitu juga jantung. Ruang mobil jadi senyap. Mulut komat-kamit, dan hati terus bertanya:

"Sampaikah kami pada Pom Bensin di KM 57 dengan aman?"

Japek, 10 Maret 2020

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.