Akidah Islam dan Tiga Cara Penguatannya
Penguatan akidah keislaman belakangan ini menjadi salah satu pekerjaan besar kita semua. Apa itu akidah?
Dalam bahasa Arab, akidah (aqidah) berasal dari kata al-‘aqdu bermakna ikatan, at-tautsiiqu berarti keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Jadi, akidah adalah dasar keimanan yang kuat dan mantap atas suatu hal yang diyakini kebenarannya.
Dengan demikian, akidah Islam bisa bermakna adalah dasar keimanan kuat dan mantap atas Islam sebagai agama yang benar dengan segala ajarannya, baik berupa larangan dan kewajiban.
Oleh karena itu akidah Islam berkaitan erat dengan rukun iman itu sendiri. Rukun iman ada enam:
1. Iman kepada Allah yang meliputi empat hal;
(a) Percaya adanya Allah, (b) Percaya kekuasaan Allah yang tunggal (rububiah), (c) Percaya bahwa hanya Allah Tuhan yang layak disembah (uluhiah), (d) Percaya pada semua nama Allah yang 99 (asmaul husna).
2. Iman kepada para malaikat Allah yang meliputi dua hal:
(a) Percaya bahwa Malaikat ciptaan Allah itu banyak, tidak ada yang tahu jumlah, (b) Percaya dan wajib tahu 10 nama dan tugas malaikat-Nya, yakni Jibril, Mikal, Rakib, Atid, Mungkar, Nakir, Izrail, Israfil, Malik, dan Ridwan.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah yang meliputi dua hal:
(a) Percaya jika kitab suci itu adalah kalam (ucapan) Allah, (b) Percaya pada empat kitab suci Allah: Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an.
4. Iman kepada para rasul Allah yang meliputi tiga hal:
(a) Percaya bahwa Allah benar mengutus Rasul dan Nabi di dunia yang jumlahnya tidak ada yang tahu; (b) Percaya apa yang datang dari para Rasul tersebut adalah benar dari Allah, (c) Percaya dan tahu nama 25 nabi yang ada.
5. Iman kepada hari akhir (kiamat) yang meliputi tiga hal:
(a) Percaya bahwa kiamat pasti datang, (b) Percaya pada alam akhirat, (c) Percaya adanya surga dan neraka sebagai balasan.
6. Iman kepada qada dan qadar (takdir) yang meliputi empat hal:
(a) Percaya bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu, seperti rezeki, jodoh, dan maut bagi kita di zaman azali sebelum kita lahir; (b) Percaya bahwa Allah dalam menciptakan segala sesuatu berdasarkan pertimbangan atau ukuran-Nya; (c) Percaya bahwa semua yang ditetapkan dan diciptakan Allah adalah yang terbaik; (d) Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, semua atas izin Allah.
Menurut Shaifurrokhman Mahfudz dalam Menjadi Muslim Indonesia, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk penguatan akidah adalah memberikan pemahaman yang utuh dan benar tentang akidah Islam. Berikut tiga hal penting terkait penguatan akidah Islam:
Pertama; Doktrin Islam menyebutkan pentingnya umat menyadari hakikat diri dan kewujudan tuhannya. Bagi siapa yang mengenal jati dirinya, maka dengan sendirinya ia akan mampu mengenal siapa Tuhannya; “Man ‘arrafa nafsahu, ‘arrafa rabbahu”.
Kedua; Perkokoh akidah dengan kesungguhan menjalankan syariat Islam secara total, baik dalam aspek ibadah atau pun muamalah yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Ketika seseorang berbuat baik kepada sesama dengan memberikan bantuan sosial misalnya, maka sesungguhnya ia tengah mendekatkan dirinya (taqarrub) kepada Allah SWT.
Dalam suatu Hadis Qudsi, Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT berfirman, “Tidaklah mendekatkan diri kepadaku hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Kucintai daripada apa yang Kuwajibkan kepadanya…” HR. Bukhari, No. 6502 dalam Kitāb Ar riqāq, Bāb At Tawādhu’.
Ketiga, Tegakkan amar makruf nahi munkar dan berikan ruang nasihat yang cukup dalam setiap komunitas masyarakat.*** (@Redaksi IslamKeren)