Puisi-Puisi Maulidan Rahman Siregar
KAWACA.COM | Maulidan Rahman Siregar, lahir di Padang 03 Februari 1991. Menulis puisi dan cerpen di berbagai media. Bukunya yang telah terbit, Tuhan Tidak Tidur Atas Doa Hamba-Nya yang Begadang (2018) dan Menyembah Lampu Jalan (2019)
RAHIM IBU
ke dalam hatimu, Ibu
jalan alangkah panjang
hidup yang malang ini, Ibu
rumah segala tegang
doa kujalin dari umur ke umur
ukur, kuukur bayang-bayang
balik ke rahimmukah yang
disebut pulang?
keras-keras kucari uang
tidak pacaran seribu tahun
kulit dan jenggot adalah doa
juga, Ibu, doa segala pulang
kuulang tanya ke badan
kugapai ruh yang mau piknik,
oh, sekali lagi, Ibu, balik ke
rahimmukah yang disebut alamat?
Padang, 23 Oktober 2018
IBU
Aku pulang ke rahim-Mu
Dan malas bertarung
Biarkan aku malas-malasan di situ, Ibu
Negeri penuh kecamuk
Tiada makna segala goyangan
Luput segala biduan
Muntah-muntah aku melihat segala dosa, Ibu
Biarkan aku malas-malasan, Ibu
Tidur seribu tahun
Di rahim-Mu
Di segala cahaya menuju rumah-Mu
Ibu, aku selalu pulang.
Letih seluruh goyangku.
Patah sekujur urat-urat.
Aku istirah, Ibu.
2018
DARI BALIK CELANA ABANG
Dari balik celana.
Bernyanyi burung yang kesepian itu.
Hendak dicarinya yang Kuasa.
Dia ingin mengadu.
Kepada siapa tulang rusuknya dititipkan.
Berkata bulu kepada urat.
Lalalalala, lala.
Urat tegang sendiri
Beradu hebat dengan bulu.
Dan si Abang teriak-teriak,
"Duh, aduh. Tutup itu pintu.
Ada yang terjepit. Ada yang terjepit"
Dan burung di kamar
Kembali menangisi sendiri
Hingga jatuh air matanya ke dasar kopi.
Tidak ada yang peduli
Ketika si Abang dan si Burung
Berdiskusi tentang sebuah penyakit
Bernama rindu
2018
YANG PANJANG DARI CELANAMU
yang panjang dari celanamu
adalah kenangan
waktu itu kita gelap bersama
kau geser aku ke kanan
lebih cepat lebih baik, katamu
tunggu, ada yang sangkut di baju
orang-orang sudah mau bangun, katamu
ibu-ibu dan anjing-anjing
seekor babi terbang, seekor babi terbang!
di dalam rumah banyak jin, katamu
motor kau biar di tepi
sungai dan alangkah keruh kehidupan
kau tarik aku ke dalam
kita tak lagi peduli
kenapa desainer tetap bikin baju
dan yang genit-genit lainnya
rumput dan embun
orang bilang angin malam tidak baik
maka kau genapi aku
kau penuhi kurangku
kau menyebut Tuhan dalam bahasa Inggris,
aku aamiin-kan dalam bahasa Indonesia
kau menyebut tidak, tidak
aku merintih, iya, iya
dan yang panjang dari celanamu
adalah kenangan
Ketaping, 18 Juli 2018
RAHIM IBU
ke dalam hatimu, Ibu
jalan alangkah panjang
hidup yang malang ini, Ibu
rumah segala tegang
doa kujalin dari umur ke umur
ukur, kuukur bayang-bayang
balik ke rahimmukah yang
disebut pulang?
keras-keras kucari uang
tidak pacaran seribu tahun
kulit dan jenggot adalah doa
juga, Ibu, doa segala pulang
kuulang tanya ke badan
kugapai ruh yang mau piknik,
oh, sekali lagi, Ibu, balik ke
rahimmukah yang disebut alamat?
Padang, 23 Oktober 2018
IBU
Aku pulang ke rahim-Mu
Dan malas bertarung
Biarkan aku malas-malasan di situ, Ibu
Negeri penuh kecamuk
Tiada makna segala goyangan
Luput segala biduan
Muntah-muntah aku melihat segala dosa, Ibu
Biarkan aku malas-malasan, Ibu
Tidur seribu tahun
Di rahim-Mu
Di segala cahaya menuju rumah-Mu
Ibu, aku selalu pulang.
Letih seluruh goyangku.
Patah sekujur urat-urat.
Aku istirah, Ibu.
2018
DARI BALIK CELANA ABANG
Dari balik celana.
Bernyanyi burung yang kesepian itu.
Hendak dicarinya yang Kuasa.
Dia ingin mengadu.
Kepada siapa tulang rusuknya dititipkan.
Berkata bulu kepada urat.
Lalalalala, lala.
Urat tegang sendiri
Beradu hebat dengan bulu.
Dan si Abang teriak-teriak,
"Duh, aduh. Tutup itu pintu.
Ada yang terjepit. Ada yang terjepit"
Dan burung di kamar
Kembali menangisi sendiri
Hingga jatuh air matanya ke dasar kopi.
Tidak ada yang peduli
Ketika si Abang dan si Burung
Berdiskusi tentang sebuah penyakit
Bernama rindu
2018
YANG PANJANG DARI CELANAMU
yang panjang dari celanamu
adalah kenangan
waktu itu kita gelap bersama
kau geser aku ke kanan
lebih cepat lebih baik, katamu
tunggu, ada yang sangkut di baju
orang-orang sudah mau bangun, katamu
ibu-ibu dan anjing-anjing
seekor babi terbang, seekor babi terbang!
di dalam rumah banyak jin, katamu
motor kau biar di tepi
sungai dan alangkah keruh kehidupan
kau tarik aku ke dalam
kita tak lagi peduli
kenapa desainer tetap bikin baju
dan yang genit-genit lainnya
rumput dan embun
orang bilang angin malam tidak baik
maka kau genapi aku
kau penuhi kurangku
kau menyebut Tuhan dalam bahasa Inggris,
aku aamiin-kan dalam bahasa Indonesia
kau menyebut tidak, tidak
aku merintih, iya, iya
dan yang panjang dari celanamu
adalah kenangan
Ketaping, 18 Juli 2018