Asyiknya Menjemur Puisi di Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di SMA N 1 Kramat – Tegal
Asyiknya Menjemur Puisi di Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di SMA N 1 Kramat – Tegal
KAWACA.COM | Bulan Oktober identik dengan Pemuda bagi bangsa Indonesia. Kelahiran ikrar pada Kongres Pemuda II melahirkan persatuan. Makna Sumpah Pemuda di era milenial kini menjadi lebih relevan dengan menyatukan kembali semangat pemuda menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Memunculkan ide-ide kreatif, mengikuti perkembangan zaman, berkarya, berpikir ke depan, serta mampu bersaing di dunia luar menjadi ciri produk pemuda abad XX.
Ikrar 28 Oktober 1928 mengingatkan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia. Terdapat lebih dari 400 bahasa daerah yang sudah teridentifikasikan di Indonesia yang dipersatukan dengan bahasa Indonesia. Maka bulan Oktober pun menjadi momen sebagai bulan bahasa. Bulan Bahasa merupakan ajang untuk mengembangkan bahasa serta sastra Indonesia agar tidak tergusur oleh bahasa-bahasa Internasional.
Dalam Bulan Bahasa ini, ada berbagai acara diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Tak ketinggalan, SMAN 1 Kramat, Kabupaten Tegal juga ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Jemuran Puisi selalu menjadi kegiatan yang menarik untuk diadakan di setiap memperingati hari Sumpah Pemuda. Maka jadilah kegiatan ini sebagai budaya di berbagai event di SMA N 1 Kramat. Jemuran puisi pertama kali dikenalkan oleh Sigit Susanto pada tahun 2011. Beliau, pegiat sastra asal Boja, Kendal, Jawa Tengah yang kini bermukim di Zug, Swiss. Kegiatan menggelar puisi dilakukan dengan menjepit karya puisi yang ditulis di berbagai model kertas pada bentangan tali, layaknya sebuah jemuran baju. Inilah yang unik. Orang dapat membaca berbagai karya puisi yang ditulis oleh banyak orang dalam satu kali bentangan tali, bukan sebuah buku. Corak warna kertas yang berbeda, guntingan kertas sebagai wadah tulisan yang berbeda, isi puisi yang berbeda menjadi daya tarik bagi pembaca. Tak urung mereka pun akan segera berpindah dari puisi satu ke puisi berikutnya hingga sampai di ujung tali.
Dengan adanya Jemuran Puisi ini, para siswa SMA N 1 Kramat dapat memajang sekaligus menikmati karya puisi mereka. Tentulah terbersit perasaan bangga pada diri mereka karena hasil karya tersebut dapat dibaca sekaligus dinikmati oleh teman-teman lainnya. Jadilah kegiatan Jemuran Puisi menjadi kegiatan yang paling mengasyikkan di SMA N 1 Kramat- Tegal ini. Bravo Jemuran Puisi!
KAWACA.COM | Bulan Oktober identik dengan Pemuda bagi bangsa Indonesia. Kelahiran ikrar pada Kongres Pemuda II melahirkan persatuan. Makna Sumpah Pemuda di era milenial kini menjadi lebih relevan dengan menyatukan kembali semangat pemuda menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Memunculkan ide-ide kreatif, mengikuti perkembangan zaman, berkarya, berpikir ke depan, serta mampu bersaing di dunia luar menjadi ciri produk pemuda abad XX.
Ikrar 28 Oktober 1928 mengingatkan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia. Terdapat lebih dari 400 bahasa daerah yang sudah teridentifikasikan di Indonesia yang dipersatukan dengan bahasa Indonesia. Maka bulan Oktober pun menjadi momen sebagai bulan bahasa. Bulan Bahasa merupakan ajang untuk mengembangkan bahasa serta sastra Indonesia agar tidak tergusur oleh bahasa-bahasa Internasional.
Dalam Bulan Bahasa ini, ada berbagai acara diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Tak ketinggalan, SMAN 1 Kramat, Kabupaten Tegal juga ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Jemuran Puisi selalu menjadi kegiatan yang menarik untuk diadakan di setiap memperingati hari Sumpah Pemuda. Maka jadilah kegiatan ini sebagai budaya di berbagai event di SMA N 1 Kramat. Jemuran puisi pertama kali dikenalkan oleh Sigit Susanto pada tahun 2011. Beliau, pegiat sastra asal Boja, Kendal, Jawa Tengah yang kini bermukim di Zug, Swiss. Kegiatan menggelar puisi dilakukan dengan menjepit karya puisi yang ditulis di berbagai model kertas pada bentangan tali, layaknya sebuah jemuran baju. Inilah yang unik. Orang dapat membaca berbagai karya puisi yang ditulis oleh banyak orang dalam satu kali bentangan tali, bukan sebuah buku. Corak warna kertas yang berbeda, guntingan kertas sebagai wadah tulisan yang berbeda, isi puisi yang berbeda menjadi daya tarik bagi pembaca. Tak urung mereka pun akan segera berpindah dari puisi satu ke puisi berikutnya hingga sampai di ujung tali.
Dengan adanya Jemuran Puisi ini, para siswa SMA N 1 Kramat dapat memajang sekaligus menikmati karya puisi mereka. Tentulah terbersit perasaan bangga pada diri mereka karena hasil karya tersebut dapat dibaca sekaligus dinikmati oleh teman-teman lainnya. Jadilah kegiatan Jemuran Puisi menjadi kegiatan yang paling mengasyikkan di SMA N 1 Kramat- Tegal ini. Bravo Jemuran Puisi!
Kontributor: Wiwik Widayaningtyas