Puisi-Puisi Ratna Wulandari
KAWACA.COM | Ratna Wulandari, santri PP. Annuqayah Lubangsa Putri asal Batang-Batang Sumenep, Madura. Sebelumnya, pernah menempuh pendidikan di Madrasah Hidayatus Shibyan dan PP Nasy’atul Muta’allimin Gapura. Kini aktif menulis dan bergiat Teater Al-Fatihah, Kompas Pasra, Supernova Ikstida, dan LSO Frasa sebuah lembaga penggiat literasi yang berkembang di Annuqayah Lubangsa Putri. Sehari-harinya banyak bergaul dengan buku, sebagai Pustakawan Lubri.
Puisi-Puisi Ratna Wulandari
Harokah Kemakluman
Aku menanti kau duduk bersantai
Sementara udara mengutuk dadamu
Ada yang keliru menempatkan waktu
Pada ular-ulur atau pemburu yang salah menbusur targetnya
Yang hilang di dekap matamu
Angka yang berjejer rapi
Kompas pernikahan
Melengkung seperti tangga di pojok ruangan
Angin yang sakal
Melahap habis permainan ini
Sebelum lugas pada bait terakhir
Yang paling muthlaq tersindir adalah labirin namaku
Yang diam-diam tumbuh di beranda ruamahmu
Aku memaklumi perasaanmu.
Halaman Lubri, 02 September 2019
Janji Untuk Kembali
-Idul Adha
Matahari menggulung habis hatiku
Memecah nasib menjadi empat bagian
Namun bila ada yang tersisa
Ia adalah kenangan yang dirampas oleh laut
Agar tak mampu kembali
Karena bermain biasa bermain dengan gelombang
Kisah kecil ini adalah jalanan panjang, Agustus
Yang mengganti janji untuk kembali
Dengan ribuan doa
Tunggu aku di pantaimu lagi.
Kalianget, Agustus 2019
Didekap Sakit
;Kepada Mahsunah Baihaqi
Pagi diguyur nyilu
Ingatan yang parau
Lindap di tangan, kaki juga suara yang serak
Air matanya mengetuk tebing langit
Telinga-telinga berjejer rapi
Tunduk pada nyeri dan sepi
Siang meronta agar segera pergi
Melarikan diri dari sekat sakit
“tubuhnya jinak di pertandingan melawan matahari”
Ibu, ruang ini dipenuhi cemas
Dada kami digores tangis
Kalah dimakan waktu
Seperti penduduk di jalan yang kering
Kami adalah anak-anak yang raib pada nasib sendiri
Cepatlah kembali, kami merinduimu tanpa henti
Bila siul angina menelisik
Yang tak habis dalam ingatan
Adalah cinta kami kepadamu,
Utuh dan nyata.
Perpus Lubri, 05 September 2019