Puisi Pilihan Remmy Novaris DM
KAWACA.COM | Remmy Novaris DM adalah Ketua Umum Yayasan Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan CEO penerbit Teras Budaya Jakarta. Dia telah menulis puisi, cerpen, esai, reportase, dan lain-lain di berbagai media sejak tahun 1976. Salah satu puisinya pernah menjadi pemenang sayembara penulisan puisi dalam rangka ulang tahun Koran Sinar Harapan (1976). Penyair dengan semangat berapi-api ini tercatat sebagai peserta Forum Penyair 87, pelaksana Forum Mimbar Penyair Abad 21 - Dewan Kesenian Jakarta, peserta Sastra Asean di Johor, Malaysia, anggota Humas Kongkres Kesenian Nasional pertama 1989). penulis skenario di Pustekom - Diknas, dan Pimpro berbagai kegiatan di Pusat Kesenian Jakarta.
Buku puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Yang (1976), Dari Pepatah Lama (1976), dan Dongeng Para Penyair (2013).
GADIS KECIL PEMAKAN BUNGA
gadis kecil itu lapar dan memakan bunga
sekelopak demi sekelopak
gadis kecil itu dahaga dan meneguk airmatanya
setetes demi setetes
LA 2013
RUMAH PEREMPUAN
perempuan itu telah kembali ke dalam rumah
menyimpan sendok garpu dan piring
di dalam sebuah almari di mana
kenangan
permah diletakan dalam setiap percakapan
perempuan itu telah melepas malam dari tubuhnya
merangkai meja dan kursi pada tempatnya
meskipun ia belum meletakan bunga di sudut rumah
dan meletakan cermin besar di dalam kamar
perempuan itu kini mematut dirinya di luar puisi
meninggalkan keluhan dan melipatnya dalam doa
tak ada memang yang perlu disesalkan selain
menutup pintu dan jendela untuk sebuah rumah
sekalipun dengan tiang yang rapuh untuk ditegakkan
perempuan itu tak lagi mengenal setiap bayangan
kecuali dirinya sendiri dalam sebuah penantian
i mana ia dapat menyapanya dengan kedamaian
jika di sanalah dirinya di tempatkan
penuh kehormatan
meskipun di tangannya tergenggam
sebongkah batu hitam
LA 2013
MATAAIR PUISI
mataair puisi yang keluar dengan jernih
dari sudut-sudut hati yang terdalam
adalah airmata keikhlasan, di mana cinta
tak lagi sekedar diucapkan dalam kata
melainkan dalam hakikat makna
mataair puisi bukan airmata yang diperas
dari kedukaan dan kebahagiaan
tapi dialirkan dari rasa yang terdalam
di mana kita menyadari sepenuhnya
keberadaan kita sebagai manusia biasa
mataair puisi yang membasuh lelah jiwa kita
adalah penawar dahaga dari sebuah dunia nyata
di mana kita selalu alpa me mahaminya
dan baru menyadarinya setelah tertuang
seperti embun menetes di kedua pipi kita
la 2013
DONGENG KEMATIAN
Hanya sebuah hotel, orang datang orang pergi
Dari kota-kota tak dikenal. Mengabarkan ajal
(Siapa yang terpelanting dari lantai tujuh,
Menyisakan teriakan di pelataran yang panas?)
Ada roh tiba-tiba menguap dari batu
Ada wajah mengering di atas debu
Tapi hujan tiba-tiba datang
Menyapu semua dongeng tentang kematian
Jkt 90