Live KAWACA TV
Tonton
wb_sunny

Identitas - Sufyan Abi Zet

Identitas - Sufyan Abi Zet

IDENTITAS
oleh Sufyan Abi Zet
Identitas - Sufyan Abi Zet

KAWACA.COM | "What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet,” kata William Shakespeare (1564 - 1616), pujangga berkebangsaan Inggris yang sangat fenomenal dengan karyanya Romeo and Juliet.


Apalah artinya sebuah nama? Begitu William memulai kalimatnya. Siapa pun boleh setuju atau tidak dengan pernyataan dan pertanyaan itu. Nama adalah "makhluk" abstrak. Tak berwujud. Namun keberadaannya sangat penting. Penting sebagai identitas yang membedakan antara seseorang dengan lainnya, antara satu hal dengan hal lainnya. Sebut saja manusia. Adakah satu manusia di dunia ini yang tanpa nama?


Tanpa nama berarti tanpa identitas. Seseorang mungkin berkata, itu kisanak anaknya kisanak cucunya kisanak. Itu fulan bin fulan bin fulan. Anonim. Bukankah yang demikian itu juga sebuah nama? Sebuah identitas?


Sementara Tuhan punya nama, asmaul husna. Para nabi dan rasul punya nama. Maka kita pun berkeyakinan bahwa semua makhluk di bumi, di langit, di laut, di mana pun pasti punya nama sebagai identitas. Sekali lagi sebagai identitas.


Selain nama, ada berbagai identitas lain yang menjadi pembeda antara seseorang dengan lainnya. Antara satu kelompok sosial budaya dengan kelompok lainnya. Salah satunya adalah pakaian. Ketika kita melihat seseorang yang berpakaian loreng belang, tanpa diberitahu kita dengan yakin akan mengatakan ia adalah seorang tentara. Ketika kita berpapasan dengan seseorang berbaju surjan, kita pun yakin bahwa ia adalah orang Jawa. Ketika kita berjumpa dengan anak-anak berbaju belang merah putih, kita juga yakin bahwa mereka adalah anak-anak Madura. Dan seterusnya. Meskipun tak selalu demikian, tapi kita meyakini bahwa apa yang mereka pakai, apa yang mereka kenakan adalah identitas diri mereka.


Maka, sekali lagi, pakaian adalah identitas. Di mana pun itu. Seperti halnya pakaian adat keraton Sumenep adalah identitas. Para punggawa (baca: pegawai) di Kabupaten Sumenep setiap tanggal 30 dan 31 Oktober tiap tahunnya mengenakan pakaian adat keraton Sumenep. Pakaian yang sama yang dikenakan oleh para bangsawan Sumenep tempo dulu. Selain untuk memperingati Hari Jadi Sumenep -yang ke-750 sampai tahun ini (1269 - 2019)-, juga sebagai identitas bahwa mereka adalah para punggawa yang mengabdi di Sumenep. Bahwa mereka dengan serta merta melekatkan identitas budaya Sumenep di tubuh mereka. Identitas yang harus sejalan dengan jiwa Sumenep masa kini sebagai Kota Keris dan The Soul of Madura.


Akhirnya, tulisan ini saya tutup dengan pernyataan seorang penulis satir dan esai dari Skotlandia, Thomas Carlyle (1795 - 1881), "Pakaian adalah perlambang jiwa. Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia."


Selamat Hari Jadi Kabupaten Sumenep yang ke-750.


Tabik.


____
Sufyan Abi Zet, lahir di Sumenep, 9 Juli 1985. Karyanya berupa puisi dan esai dimuat di sejumlah media. Puisinya tergabung dalam buku puisi bersama, seperti Senyuman Lembah Ijen (TareSI Publisher, 2018). Saat ini mengabdi di SMKN 1 Sumenep sebagai guru Administrasi Perkantoran dan aktif membina Forum Literasi SMK – IYAKA. Selain itu, dia juga aktif di Komunitas Pabengkon Sastra (KomPaS), Batuputih, dan tinggal di di Dusun Berombak RT/RW 002/005, Batuputih Laok, Batuputih, Sumenep, Madura.

Kontak: 081938048067 / sufyan1985@gmail.com.

Tags

GRATIS BERLANGGANAN

Dengan berlangganan, kamu tidak akan ketinggalan postingan terbaru Kawaca setiap harinya.