Hasil Kurasi Antologi Puisi Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019
KAWACA.COM | Setelah melalui proses seleksi dan kurasi panjang, tiga kurator yang terdiri dari Putu Fajar Arcana, Wayan Juniarta dan Warih Wisatsana menetapkan 50 Puisi Terpilih karya 50 Penyair yang lolos dalam antologi puisi serangkaian Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019 (Bali International Literary Symposium 2019). Puisi-puisi terpilih ini berhasil menyisihkan 917 puisi karya 336 penyair yang berasal dari 68 kota di penjuru nusantara, antara lain: Bangkalan, Cilegon, Yogyakarta, Jepara, Kudus, Sumenep. Blitar, Denpasar, Gianyar, Singaraja. Tabanan, Kotabaru, Bonang, Pare-pare, Flores, Sumba, Jayapura, Kupang, Banjarbaru, Tembilahan, Tanah Bumbu, Cibinong, Lampung, Jember, Tangerang, Jakarta, Banjarmasin, Tulungagung, Serang, Temanggung, Manado, Padang, Makassar, Aceh, Banyuwangi, Banjarnegara, Sidoarjo, Pontianak, Tasikmalaya, Tapanuli, Medan, Magetan, Tuban, Balangan, Lombok, Jombang, Kendal, Probolinggo, Subang, Semarang, Lumajang, Banyumas, Payakumbuh, Surakarta, Madiun, Tulangbawang, Brebes, Kisaran, Kebumen, Pekalongan, Samarinda, Bintan, Ponorogo, Solo, Ngawi, Garut, Sumedang, Sukabumi, Tanjung Pinang dan Melaka.
Adapun Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019 ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, berlangsung pada 10-13 Oktober 2019 mendatang. Merujuk tematik Sastra, Lingkungan, dan Kita (Words, Earth, and Us), peristiwa sastra internasional ini digagas selaras Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Selain dibukukan karyanya, para penyair yang lolos seleksi antologi juga akan diundang pada program Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019 yang akan menghadirkan narasumber terpilih nasional maupun internasional serta rangkaian program apresiasi dan kreasi karya sastra.
Panitia menyediakan akomodasi dan transportasi lokal selama kegiatan berlangsung, namun tidak menanggung transportasi dari dan ke daerah asal peserta (PP). Peserta yang lolos seleksi tetapi berhalangan hadir akan tetap mendapatkan nomor bukti terbit (1 eks buku antologi).
Adapun 50 karya Puisi dan Penyair yang lolos kurasi antara lain
Narahubung Panitia
Dewi 081236307974
Vanesa 085737495538
Adapun Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019 ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, berlangsung pada 10-13 Oktober 2019 mendatang. Merujuk tematik Sastra, Lingkungan, dan Kita (Words, Earth, and Us), peristiwa sastra internasional ini digagas selaras Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Selain dibukukan karyanya, para penyair yang lolos seleksi antologi juga akan diundang pada program Seminar Internasional Sastra Indonesia di Bali 2019 yang akan menghadirkan narasumber terpilih nasional maupun internasional serta rangkaian program apresiasi dan kreasi karya sastra.
Panitia menyediakan akomodasi dan transportasi lokal selama kegiatan berlangsung, namun tidak menanggung transportasi dari dan ke daerah asal peserta (PP). Peserta yang lolos seleksi tetapi berhalangan hadir akan tetap mendapatkan nomor bukti terbit (1 eks buku antologi).
Adapun 50 karya Puisi dan Penyair yang lolos kurasi antara lain
- Ade Ubaidil (Banten), Seorang Wanita dan Buku yang Sama Tuanya
- Adenar Dirham (Yogyakarta), Perempuan Berbau Sirih Pinang
- Kim Al Ghozali AM (Denpasar), Hutan Terakhir
- Amdai Yanti Siregar (Tangerang), Belajar Menjadi Guru
- Arip Senjaya (Serang), Tricolore
- Bambang Widiatmoko (Yogyakarta), Tenganan
- Berthold Sinaulan (Tangeerang), Lautan Puisi
- Billal Zain (Indragiri, Hulu), Di Pasar
- Budhi Setyawan (Bekasi), Mata Air Sajakmu
- Ebi Langkung (Sumenep), Hutan
- Eddie MNS Soemanto (Padang), Pohon Matoa di Halaman
- Ewith Bahar (Jakarta), Dunia yang Kering
- Fajar M. Fitrah (Bandung), Di Sudut Kelab Itu
- GM Sukawidana (Denpasar), Upacara Tanah Pesisir
- lqbal Baraas (Banyuwangi), Pantai Cacalan
- Irawan Sandhya Wiraatmaja (Tangerang), Akar Ilalang
- Isbedy Stiawan Zs (Lampung), Jangan Jadikan Aku Batu di Kota ini
- Wayan Jengki Sunarta (Denpasar), Anjing Bertampang Murung
- Jumari HS (Kudus), Tiga Pusaka Alam
- Kurnia Effendi (Jakarta), Bukit Tandus Itu Beranjak Subur
- Kurniawan Junaedhie (Jakarta), Satu Snapshot Di Toya Bungkah
- Lily Multatuliana (Jakarta), Jembatan Kelok Sembilan
- M. Anton Sulistyo (Jakarta), Pereakapan di Bandara
- Made Adnyana Ole (Singaraja), Menanam Pohon dalam Seminggu
- I Made Suantha (Gianyar), Mengingat Bunut Bolong
- Mahwi Air Tawar (Sumenep), Paraban
- Anak Agung Sagung Mas Ruseitadewi (Denpasar), Mendaki Gunung Agung
- Mashuri (Surabaya), Sowan
- Madijani Loekito (Surabaya), Tanya
- Mezra E.Pellondou (Kupang), Legong yang Lengang
- Moch Satrio Welang (Denpasar), Sajak Toya
- Kardanis Mudawi Jaya (Denpasar), Teritori Itu Bernama Ibu Pertiwi
- Mukti Sutarman Espe (Kudus), Monolog Mangrove
- N. Diana (Ubud), Dikisahkan dalam Puisi Ini
- Nia Samsihono (Pontianak), Ke Manakah
- Nunung Noor (Denpasar), Menanam Padi Tumbuh Ilalang
- Pranita Dewi (Denpasar), DING (Bagi Wayan Gde Yudane)
- Ni Putu Rastiti (Denpasar), Kusamba
- Q. Alsungkawa (Lampung), Pinggiran Kota Sebelum Liwa
- Ratna Wulandari (Sumenep), Nyala Dhamar Kambheng
- Ribut Achwandi (Pekalongan), Percakapan Air
- Rifky Syarani (Ciamis), Напуа Вerdiri
- Rini Intama (Tangerang), Perempuan di Lereng Meratus
- Moh. Rofqil Bazikh (Sumenep), Emak
- Rusdi Zaki (Surabaya), Membangun Kota
- Samsudin Adlawi (Banyuwangi), Capung Kehidupan
- Sinduputra (Lombok), Aku Menanam Pohon
- Sthiraprana Duarsa (Denpasar), Reklamasi (Aku Hanya Sehatang Sungai)
- Ketut Syahruwardi Abbas (Denpasar), Gunung di Bawah Laut
- Tjahjono Widijanto (Ngawi), Karang Macan Di Alude
Narahubung Panitia
Dewi 081236307974
Vanesa 085737495538