Pentingnya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) - Marlina, S.Pd
oleh Marlina, S.Pd
KAWACA.COM | SELAIN mengajar, guru juga dituntut untuk menyiapkan segala macam administrasi dan kelengkapan perangkat untuk dibawa ke kelas. Di dalam perangkat pembelajaran minimal memuat 8 komponen utama yaitu: kalender pendidikan, minggu efektif dan hari efektif, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), program tahunan, program semester, silabus pembelajaran, rencana program pengajaran, dan lampiran (yang terdiri dari materi pembelajaran dan penilaian). Dari delapan komponen tersebut yang dirasakan penulis sangat rumit dalam pembuatannya adalah rencana program pengajaran (RPP). Bukan hanya penulis sendiri yang merasakan hal tersebut bahkan guru bidang studi lain juga mengakui hal itu.
Fakta di lapangan membuktikan untuk menyelesaikan satu RPP atau satu Kompetensi Dasar (KD) saja membutuhkan waktu beberapa hari baru selesai, bahkan kadang-kadang tidak selesai. Sementara setiap kali tatap muka di kelas minimal untuk pertemuan itu harus ada satu RPP yang sudah ada di meja guru lengkap dengan penilaiannya. Hal ini tidak jarang memaksa guru mengambil jalan pintas dengan cara membeli RPP yang sudah jadi sementara RPP tersebut tidak sesuai dengan kondisi ril siswanya.
RPP adalah satu persoalan saja yang kerap dihadapi guru, belum lagi berbagai persoalan-persoalan lain. Sebuah wadah yang selama ini digunakan untuk bersama-sama menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi guru adalah sebuah forum bernama MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dalam MGMP berbagai kegiatan bisa digelar termasuk kegiatan praktium. Pada mata pelajaran Fisika misalnya dapat dilakukan praktikum tentang kalor.
Dengan adanya pelaksanaan praktikum guru-guru terbantu menyelesaikan permasalahan yang mereka temukan di kelasnya masing-masing. Kesenjangan antara konsep yang sudah baku dengan hasil yang diperoleh di lapangan dapat dibahas bersama dalam MGMP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan membagi guru dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mengerjakan lembar kerja guru yang sudah dipersiapkan. Hasil yang diperoleh masing-masing kelompok didiskusikan dengan kelompok yang lain. Jika terdapat perbedaan, maka inilah yang akan dibahas dan dicari solusinya. Masing- masing perwakilan kelompok membahas hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok yang lain menanggapinya.
Selain kegiatan praktikum dapat juga dilakukan publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah harus dilengkapi dengan kegiatan seminar. Kegiatan seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sudah dilakukan bertujuan untuk dipublikasikan pada kawan-kawan guru. Guru-guru yang dihadirkan berasal dari beberapa sekolah yang berbeda, minimal dari 5 sekolah yang berbeda dan anggota seminar tidak boleh kurang dari lima belas orang. Unsur yang dihadirkan antara lain pengawas sekolah, pembawa acara, dan notulen. Guru yang mengadakan publikasi juga harus mempersiapkan absen anggota dan spanduk sesuai dengan judul penelitian tindakan kelas yang sudah diselesaikan
Maka di sinilah peran MGMP sebagai salah satu wahana untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Mungkin berpikir sendiri tidak terbuka inspirasi, namun dengan bertukar pikiran dan pendapat antara guru dari sekolah yang berbeda masalah yang dihadapi dapat diatasi. Alhamdulilah pelaksanaan MGMP di wilayah satu kecamatan Bengkalis sudah berjalan lancar. Bahkan hampir selesai.
Khusus untuk mata pelajaran Fisika sudah melaksanakan enam kali pertemuan, dengan agenda tiap pertemuan yaitu penyusunan RPP, penyusuan lembar kerja peserta didik dan penyusunan lampiran yang mencakup materi pembelajaran dan penilaian. Pada pelaksanaan MGMP semester ganjil ini guru yang mengikuti terlihat sangat antusias. Guru langsung melakukan eksperimen seperti halnya siswa. Kendala yang ditemukan pada saat eksperimen dapat dibahas bersama di dalam kelompok masing-masing dan nantinya dapat diterapkan di kelas dan sekolah masing-masing. Diharapkan MGMP punya andil lebih, tidak hanya solusi menyelesaikan perangkat pembelajaran, bahkan dapat mencetuskan guru yang mampu membuat karya tulis sendiri. Semoga.***
KAWACA.COM | SELAIN mengajar, guru juga dituntut untuk menyiapkan segala macam administrasi dan kelengkapan perangkat untuk dibawa ke kelas. Di dalam perangkat pembelajaran minimal memuat 8 komponen utama yaitu: kalender pendidikan, minggu efektif dan hari efektif, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), program tahunan, program semester, silabus pembelajaran, rencana program pengajaran, dan lampiran (yang terdiri dari materi pembelajaran dan penilaian). Dari delapan komponen tersebut yang dirasakan penulis sangat rumit dalam pembuatannya adalah rencana program pengajaran (RPP). Bukan hanya penulis sendiri yang merasakan hal tersebut bahkan guru bidang studi lain juga mengakui hal itu.
Fakta di lapangan membuktikan untuk menyelesaikan satu RPP atau satu Kompetensi Dasar (KD) saja membutuhkan waktu beberapa hari baru selesai, bahkan kadang-kadang tidak selesai. Sementara setiap kali tatap muka di kelas minimal untuk pertemuan itu harus ada satu RPP yang sudah ada di meja guru lengkap dengan penilaiannya. Hal ini tidak jarang memaksa guru mengambil jalan pintas dengan cara membeli RPP yang sudah jadi sementara RPP tersebut tidak sesuai dengan kondisi ril siswanya.
RPP adalah satu persoalan saja yang kerap dihadapi guru, belum lagi berbagai persoalan-persoalan lain. Sebuah wadah yang selama ini digunakan untuk bersama-sama menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi guru adalah sebuah forum bernama MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dalam MGMP berbagai kegiatan bisa digelar termasuk kegiatan praktium. Pada mata pelajaran Fisika misalnya dapat dilakukan praktikum tentang kalor.
Dengan adanya pelaksanaan praktikum guru-guru terbantu menyelesaikan permasalahan yang mereka temukan di kelasnya masing-masing. Kesenjangan antara konsep yang sudah baku dengan hasil yang diperoleh di lapangan dapat dibahas bersama dalam MGMP. Kegiatan ini dilaksanakan dengan membagi guru dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok mengerjakan lembar kerja guru yang sudah dipersiapkan. Hasil yang diperoleh masing-masing kelompok didiskusikan dengan kelompok yang lain. Jika terdapat perbedaan, maka inilah yang akan dibahas dan dicari solusinya. Masing- masing perwakilan kelompok membahas hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok yang lain menanggapinya.
Selain kegiatan praktikum dapat juga dilakukan publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah harus dilengkapi dengan kegiatan seminar. Kegiatan seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sudah dilakukan bertujuan untuk dipublikasikan pada kawan-kawan guru. Guru-guru yang dihadirkan berasal dari beberapa sekolah yang berbeda, minimal dari 5 sekolah yang berbeda dan anggota seminar tidak boleh kurang dari lima belas orang. Unsur yang dihadirkan antara lain pengawas sekolah, pembawa acara, dan notulen. Guru yang mengadakan publikasi juga harus mempersiapkan absen anggota dan spanduk sesuai dengan judul penelitian tindakan kelas yang sudah diselesaikan
Maka di sinilah peran MGMP sebagai salah satu wahana untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Mungkin berpikir sendiri tidak terbuka inspirasi, namun dengan bertukar pikiran dan pendapat antara guru dari sekolah yang berbeda masalah yang dihadapi dapat diatasi. Alhamdulilah pelaksanaan MGMP di wilayah satu kecamatan Bengkalis sudah berjalan lancar. Bahkan hampir selesai.
Khusus untuk mata pelajaran Fisika sudah melaksanakan enam kali pertemuan, dengan agenda tiap pertemuan yaitu penyusunan RPP, penyusuan lembar kerja peserta didik dan penyusunan lampiran yang mencakup materi pembelajaran dan penilaian. Pada pelaksanaan MGMP semester ganjil ini guru yang mengikuti terlihat sangat antusias. Guru langsung melakukan eksperimen seperti halnya siswa. Kendala yang ditemukan pada saat eksperimen dapat dibahas bersama di dalam kelompok masing-masing dan nantinya dapat diterapkan di kelas dan sekolah masing-masing. Diharapkan MGMP punya andil lebih, tidak hanya solusi menyelesaikan perangkat pembelajaran, bahkan dapat mencetuskan guru yang mampu membuat karya tulis sendiri. Semoga.***