Makan Makna Sunyi dalam Nyanyi Puisi Emi Suy - Cunong Nunuk Suraja
oleh Cunong Nunuk Suraja
Makna sunyi dalam KBBI adalah tidak ada bunyi atau suara apa pun; hening; senyap ataukosong (tentang rumah dan sebagainya); tidak ada orang; lengang; sepi atau tidak banyak transaksi (persetujuan jual beli); tidak banyak pembeli (dalam perdagangan)atau bebas (lepas, lekang, terhindar).Dan Chairil Anwar memaki (Mampus kau dikoyak-koyak sepi.) dalam sajak SIA-SIA:
Penghabisan kali itu kau datang
Membawaku kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan Suci Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu.
Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta?
Kita berdua tak mengerti
Sehari kita bersama.
Tak hampir-menghampiri
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
Februari 1943
Begitu pandanan sunyi dengan sepi bahkan senyap yang selalu menjadi incaran manis pemuisi untuk menyisihkan diri dari hiruk pikuk riuh rendah haru biru hari hara yang mungkin jadi prahara sejak zaman Amir Hamzah dengan kumpulan puisinya yang religious menjadikan titik tonggak sastra Melayu – Indonesia dengan kumpulan puisinya Nyanyi Sunyi.
Lengkaplah memaknai sunyi dengan pijakan yang selalu dirambahi penyair manula maupun pemula sehinga muncul tuduhan penyair hanya merintihkan kesunyian. Inilah makanya kritikus sastra media koran cetak menghardik bahwa penyair cyberspace (dunia yang menawarkan budaya baru kehidupan yang memungkinkan setiap orang untuk ‘menyelam’ dalam dunia realitas tanpa batas yang lebih dari sekedar melihat gambar irtual di dalamnya melainkan lebih jauh merasakan pengalaman yang sangat kompleks dan ‘nyata’ itu dengan sendirinya tanpa harus beranjak dari tempat duduk. – Astar Hardi dalam Matinya Dunia Cyberspace 2005:15) dianggap menjajakan sunyi sepi senyap sendiri sehingga kena sindrom narsis ahistoris instant – lekas masak siap saji mirip mie instant dengan segala macam aneka rasa dan ukuran.
Mari dijejaki runutan sunyi yang dikumpulkan Emi Suy pada awal angkah di halaman yang terbuka putih bicara tenang redefinisi makna kata yang sering makan penyair: Sunyi!
SUNYI
daun-daun duduk mengemas suntuk di bangku panjang mengeja sunyi yang lapang
dua batang pohon tergeletak saksi percakapan yang retak angin menoleh dingin menoreh
diam mematung rindu terhuyung lesap ditelan senyap lelap di peluk harap
mengecup keluh di kening pilu kenangan berserak kata berarak sunyi pun beranak pinak
Dalam sebuah esai Nirwan Dewanto mengulik Chairil Anwar yang mengerucutkan sabda - Chairil meradikalkan bentuk syair yang sudah dibikin modern oleh Amir Hamzah, penyair Pujangga Baru yang karyanya pernah dikatakan Chairil sebagai “destruktif untuk bahasa lama, tapi sinar cemerlang untuk gerakan bahasa baru.”.
Emy Suy dengan rapi bermain rima dan aliterasi dengan kwatrin-kwatrin yang mirip pantun seperti yang dijejaki Nirwan Dewanto pada sajak-sajak Chairil Anwar - Kesetiaan Chairil Anwar terhadap bentuk-bentuk puisi lama sesungguhnya lebih besar daripada yang kita duga. “Senja di Pelabuhan Kecil” juga memperluas konsep sampiran dan isi dalam pantun: bait pertama dan kedua adalah sampiran, dan bait ketiga adalah isi. Kedua bait sampiran tersebut adalah lanskap murni, yang seakan-akan dikatakan oleh orang ketiga. Tetapi sekonyong-konyong orang pertama, si aku, muncul pada bait ketiga, bukan untuk berseru, tapi bergumam lembut, menggarisbawahi apa yang dinyatakan kalimat pertama dalam sajak itu.
Tidak tahu persis alasannya pada bait keempat Emi Suy tergelincir pada baris pertama yang melenting menyempal beda rima, padahal sudah rapi permainan rima di tiga baitnya bahkan majasmajas yang segar ditawar-tayangkan dengan mewah - . daun-daun duduk --- angin menolehI --- rindu terhuyung.
Sunyi Emy Suy yang memungkasi antologi ini mengisyaratkan kemenangan Emy Suy atas rajaman sunyi yang oleh Chairil Anwar dikunci - Mampus kau dikoyak-koyak sepi. Simak sajak yang cukup pendek berikut.
SUNYI MATI SENDIRI
hilang dalam rimba setidaknya masih di langit yang sama jejak tersapu debu dan daun-daun
kelak nisan adalah petunjuk terakhir pertemuan kita saat angin berubah arah dan sunyi akhirnya mati sendiri
Sajak yang terasa paradoksal ini memang menutup dengan apik buku puisi ini yang masih juga menyisakan majas yang personal milik Emi Suy.
Adakah Emi Suy menerjemahkan sunyi miliknya dengan rapi dan layaknya Sutardji CB memaknai maut sebagai tabungan segobang demi segobang? Simak puisi Sutardji Calzoum Bachri berikut
HEMAT
dari hari ke hari bunuh diri pelan-pelan
dari tahun ke tahun bertimbun luka di badan
maut menabungKu segobang segobang
1977 (Sutardji Calzoum Bachri. 2002. O Amuk Kapak Tiga Kumpuan Sajak. Jakarta: Yayasan Indonesia dan Majalah Horison)
Sutardji CB 30th yang alu sudah menakar maut selayaknya tabungan masa depan berhadiah tak terkira: maut menabungKu/segobang segobang, Sedag Emy Suy dengan lugas tanpa hitungan nominal bank kehidupan: kelak nisan adalah petunjuk terakhir/pertemuan kita/saat angin berubah arah. Ada dua wajah sunyi Emi Suy yang ditawarkan sebagai jangka masa dan yang lainnya sebagai penanda bukan pengingat seperti tertera dalam judul buku kumpulan puis Alarm Sunyi. Simak pemaparan waktu jeda yang sungguh liat menggeliat ulat mengemas kegemasan akan musim yang begtu terbuka makan makna.
EPISODE SUNYI
kukembalikan manis senyummu pada gulali untuk kucicipi setiap kal meleleh lelah di tubuh sepi ketika waktu mengemasi sepotong bulan teriris di sela wajahku yang gerimis
engkau sebagian dari cerita tentang perempuan hujan yang kuyup oleh sunyi
Kuncian bait dua baris sangat menyaran kekuatan permaian imaji yang bernas: engkau sebagian dari cerita/tentang perempuan hujan yang kuyup oleh sunyi Sunyi telah menyunyikan kesunyian Emi Suy tak terperkan lagi. Apalagi penyatuan diiri beraroma brahi telah mematri pada kekuyupan yag teruyup Smak puisi pendek yang tidak pendek penjelajahan imaji asli made in Suy nikisami rasa Emi.
SEPASANG SUNYI
di kamar saat hujan turun semalaman kita menjadi sepasang sunyi paling riuh
Sisa keriuhan sunyi Emi Suy memang dikemas dengan menggemaskan hingga memerah segala merahnya merah. Simaka permainan makna yang terbolak-balik dengan makna makan kata setara diksi melejit sama dan sebangun nyata Tak bermaksud lagi memutilasi makan makna sepi senyap sonya sauri dalam penutup pembicaraan yang tanpa jeda ini pada puisi berikut.
LENYAP SEGALA SENYAP
jika kabar hilang rimba jika angin enggan menyapa jika lenyap segala senyap
nisankan pertemuan daun kering dan ranting patah biar saja batu membisu di kali dilewati arus riibuan kali dan lesaplah jejak embun di pucuk-pucuk pinus
Ah dendang Ebiet G. Ade mengharu-birukan kenyamanan majas yang langka diterpa. Semoga tidak bertanya pada rumput yang tegak lurus dengan langit.
Bogor, 11-9 2017
*Penyuka Literasi mantan pengajar Intecultural Communication FKIP-Universitas Ibn Khadun Bogor
Makna sunyi dalam KBBI adalah tidak ada bunyi atau suara apa pun; hening; senyap ataukosong (tentang rumah dan sebagainya); tidak ada orang; lengang; sepi atau tidak banyak transaksi (persetujuan jual beli); tidak banyak pembeli (dalam perdagangan)atau bebas (lepas, lekang, terhindar).Dan Chairil Anwar memaki (Mampus kau dikoyak-koyak sepi.) dalam sajak SIA-SIA:
Penghabisan kali itu kau datang
Membawaku kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan Suci Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu.
Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta?
Kita berdua tak mengerti
Sehari kita bersama.
Tak hampir-menghampiri
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
Februari 1943
Begitu pandanan sunyi dengan sepi bahkan senyap yang selalu menjadi incaran manis pemuisi untuk menyisihkan diri dari hiruk pikuk riuh rendah haru biru hari hara yang mungkin jadi prahara sejak zaman Amir Hamzah dengan kumpulan puisinya yang religious menjadikan titik tonggak sastra Melayu – Indonesia dengan kumpulan puisinya Nyanyi Sunyi.
Lengkaplah memaknai sunyi dengan pijakan yang selalu dirambahi penyair manula maupun pemula sehinga muncul tuduhan penyair hanya merintihkan kesunyian. Inilah makanya kritikus sastra media koran cetak menghardik bahwa penyair cyberspace (dunia yang menawarkan budaya baru kehidupan yang memungkinkan setiap orang untuk ‘menyelam’ dalam dunia realitas tanpa batas yang lebih dari sekedar melihat gambar irtual di dalamnya melainkan lebih jauh merasakan pengalaman yang sangat kompleks dan ‘nyata’ itu dengan sendirinya tanpa harus beranjak dari tempat duduk. – Astar Hardi dalam Matinya Dunia Cyberspace 2005:15) dianggap menjajakan sunyi sepi senyap sendiri sehingga kena sindrom narsis ahistoris instant – lekas masak siap saji mirip mie instant dengan segala macam aneka rasa dan ukuran.
Mari dijejaki runutan sunyi yang dikumpulkan Emi Suy pada awal angkah di halaman yang terbuka putih bicara tenang redefinisi makna kata yang sering makan penyair: Sunyi!
SUNYI
daun-daun duduk mengemas suntuk di bangku panjang mengeja sunyi yang lapang
dua batang pohon tergeletak saksi percakapan yang retak angin menoleh dingin menoreh
diam mematung rindu terhuyung lesap ditelan senyap lelap di peluk harap
mengecup keluh di kening pilu kenangan berserak kata berarak sunyi pun beranak pinak
Dalam sebuah esai Nirwan Dewanto mengulik Chairil Anwar yang mengerucutkan sabda - Chairil meradikalkan bentuk syair yang sudah dibikin modern oleh Amir Hamzah, penyair Pujangga Baru yang karyanya pernah dikatakan Chairil sebagai “destruktif untuk bahasa lama, tapi sinar cemerlang untuk gerakan bahasa baru.”.
Emy Suy dengan rapi bermain rima dan aliterasi dengan kwatrin-kwatrin yang mirip pantun seperti yang dijejaki Nirwan Dewanto pada sajak-sajak Chairil Anwar - Kesetiaan Chairil Anwar terhadap bentuk-bentuk puisi lama sesungguhnya lebih besar daripada yang kita duga. “Senja di Pelabuhan Kecil” juga memperluas konsep sampiran dan isi dalam pantun: bait pertama dan kedua adalah sampiran, dan bait ketiga adalah isi. Kedua bait sampiran tersebut adalah lanskap murni, yang seakan-akan dikatakan oleh orang ketiga. Tetapi sekonyong-konyong orang pertama, si aku, muncul pada bait ketiga, bukan untuk berseru, tapi bergumam lembut, menggarisbawahi apa yang dinyatakan kalimat pertama dalam sajak itu.
Tidak tahu persis alasannya pada bait keempat Emi Suy tergelincir pada baris pertama yang melenting menyempal beda rima, padahal sudah rapi permainan rima di tiga baitnya bahkan majasmajas yang segar ditawar-tayangkan dengan mewah - . daun-daun duduk --- angin menolehI --- rindu terhuyung.
Sunyi Emy Suy yang memungkasi antologi ini mengisyaratkan kemenangan Emy Suy atas rajaman sunyi yang oleh Chairil Anwar dikunci - Mampus kau dikoyak-koyak sepi. Simak sajak yang cukup pendek berikut.
SUNYI MATI SENDIRI
hilang dalam rimba setidaknya masih di langit yang sama jejak tersapu debu dan daun-daun
kelak nisan adalah petunjuk terakhir pertemuan kita saat angin berubah arah dan sunyi akhirnya mati sendiri
Sajak yang terasa paradoksal ini memang menutup dengan apik buku puisi ini yang masih juga menyisakan majas yang personal milik Emi Suy.
Adakah Emi Suy menerjemahkan sunyi miliknya dengan rapi dan layaknya Sutardji CB memaknai maut sebagai tabungan segobang demi segobang? Simak puisi Sutardji Calzoum Bachri berikut
HEMAT
dari hari ke hari bunuh diri pelan-pelan
dari tahun ke tahun bertimbun luka di badan
maut menabungKu segobang segobang
1977 (Sutardji Calzoum Bachri. 2002. O Amuk Kapak Tiga Kumpuan Sajak. Jakarta: Yayasan Indonesia dan Majalah Horison)
Sutardji CB 30th yang alu sudah menakar maut selayaknya tabungan masa depan berhadiah tak terkira: maut menabungKu/segobang segobang, Sedag Emy Suy dengan lugas tanpa hitungan nominal bank kehidupan: kelak nisan adalah petunjuk terakhir/pertemuan kita/saat angin berubah arah. Ada dua wajah sunyi Emi Suy yang ditawarkan sebagai jangka masa dan yang lainnya sebagai penanda bukan pengingat seperti tertera dalam judul buku kumpulan puis Alarm Sunyi. Simak pemaparan waktu jeda yang sungguh liat menggeliat ulat mengemas kegemasan akan musim yang begtu terbuka makan makna.
EPISODE SUNYI
kukembalikan manis senyummu pada gulali untuk kucicipi setiap kal meleleh lelah di tubuh sepi ketika waktu mengemasi sepotong bulan teriris di sela wajahku yang gerimis
engkau sebagian dari cerita tentang perempuan hujan yang kuyup oleh sunyi
Kuncian bait dua baris sangat menyaran kekuatan permaian imaji yang bernas: engkau sebagian dari cerita/tentang perempuan hujan yang kuyup oleh sunyi Sunyi telah menyunyikan kesunyian Emi Suy tak terperkan lagi. Apalagi penyatuan diiri beraroma brahi telah mematri pada kekuyupan yag teruyup Smak puisi pendek yang tidak pendek penjelajahan imaji asli made in Suy nikisami rasa Emi.
SEPASANG SUNYI
di kamar saat hujan turun semalaman kita menjadi sepasang sunyi paling riuh
Sisa keriuhan sunyi Emi Suy memang dikemas dengan menggemaskan hingga memerah segala merahnya merah. Simaka permainan makna yang terbolak-balik dengan makna makan kata setara diksi melejit sama dan sebangun nyata Tak bermaksud lagi memutilasi makan makna sepi senyap sonya sauri dalam penutup pembicaraan yang tanpa jeda ini pada puisi berikut.
LENYAP SEGALA SENYAP
jika kabar hilang rimba jika angin enggan menyapa jika lenyap segala senyap
nisankan pertemuan daun kering dan ranting patah biar saja batu membisu di kali dilewati arus riibuan kali dan lesaplah jejak embun di pucuk-pucuk pinus
Ah dendang Ebiet G. Ade mengharu-birukan kenyamanan majas yang langka diterpa. Semoga tidak bertanya pada rumput yang tegak lurus dengan langit.
Bogor, 11-9 2017
*Penyuka Literasi mantan pengajar Intecultural Communication FKIP-Universitas Ibn Khadun Bogor