Terperangkap dalam Dunia Telepon Genggam - Aurelia Vidya O.C.
oleh Aurelia Vidya O.C.
Dewasa ini, kehidupan manusia
seakan-akan tidak dapat lepas dari teknologi. Dunia teknologi semakin
berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Hal ini dibuktikan dengan munculnya
teknologi berupa telepon genggam. Saat ini, di Indonesia, telepon genggam tidak
hanya dimiliki oleh masyarakat kalangan atas, tetapi juga telah menyentuh
berbagai lapisan masyarakat, termasuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Melalui web ugm.ac.id, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul
Sembiring, menyatakan jumlah pengguna ponsel di Indonesia adalah sebanyak
270.000.000 orang, sedangkan rasio kepemilikan ponsel paling banyak berada di
DKI Jakarta dengan total 1,8% per orang.
Dunia, semula, berawal dari
kesederhanaan. Kesederhanaan tersebut kemudian berkembang menjadi kemajuan yang
melahirkan beragam kemudahan. Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh ketika
teknologi mulai muncul lalu berkembang dengan pesat, baik kemudahan dalam
komunikasi, mencari informasi, maupun sebagai hiburan. Semakin banyak produk
telepon genggam muncul di pasaran dan menawarkan berbagai fitur menarik. Para
produsen telepon genggam berlomba-lomba menguasai pasar. Mereka berusaha
menyempurnakan produknya agar orang tertarik. Bahkan, tidak sedikit orang yang
rela merogoh kantong mereka dalam-dalam
demi membeli sebuah telepon genggam. Anak remaja dan anak kecil pun tak kalah.
Banyak dari mereka yang mengumpulkan uang jajan demi mendapatkan telepon
genggam yang mereka inginkan.
Tidak jarang, di berbagai tempat,
kita menemui banyak orang yang menggunakan telepon genggam. Tidak hanya orang
dewasa, anak remaja dan anak kecil pun tidak luput dari pengaruh telepon
genggam. Hal ini membuktikan, bahwa telepon genggam, saat ini, bukan hanya
sebagai gaya hidup, namun telah menjadi kebutuhan hidup setiap orang. Bahkan,
seakan-akan manusia telah masuk ke dalam perangkap dunia teknologi. Sering kita
melihat orang-orang yang hidupnya seperti tidak dapat lepas dari teknologi,
terutama telepon genggam. Baik untuk urusan pekerjaan, tugas sekolah, maupun
sekadar untuk hiburan. Namun begitu, penggunaan telepon genggam akan memberikan
dampak baik positif maupun negatif.
Sering kita melihat di
tempat-tempat umum, orang membawa telepon genggam. Mereka menatap layar telepon
genggam seakan-akan tidak ingin mengalihkan perhatian pada yang lain. Bahkan,
terkadang orang menjadi egois dan tidak memedulikan lingkungan sekitar.
Misalnya, saat terjadi kecelakaan. Ada beberapa orang yang hanya merasa
kasihan, tetapi tidak membantu. Ada juga orang yang justru mengeluarkan telepon
genggamnya sekadar untuk mengambil foto kecelakaan tersebut lalu memgunggahnya
ke media sosial. Sedikit sekali orang yang tergerak hati nuraninya untuk
menolong korban kecelakaan tersebut. Hal ini merupakan salah satu fenomena yang
tidak asing lagi kita temui pada kehidupan modern seperti saat ini. Manusia
seakan terperangkap dalam dunia telpon genggam.
Hampir seluruh siswa di lingkungan
SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki telepon genggam. Saat ada waktu luang, banyak
ditemui siswa yang sibuk dengan telepon genggam mereka. Hal ini tidak mengherankan karena
telepon genggam memang telah menjadi kebutuhan, bukan sekadar gaya hidup.
Bahkan, pernah ada beberapa siswa yang tertangkap basah sedang melakukan
kecurangan saat ujian dengan menggunakan telepon genggam. Selain itu, saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa kadang-kadang kurang fokus.
Beberapa siswa justru asyik dengan telepon genggam mereka ketika guru sedang
mengajar. Namun, di samping dampak negatif, penggunaan telepon genggam juga menimbulkan
dampak positif. Tidak sedikit manfaat yang diberikan oleh telepon genggam.
Memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Inilah salah satu manfaat telepon
genggam yang paling menonjol yang dapat dirasakan manusia.
Sejarah Telepon Genggam
Telepon genggam merupakan salah
satu produk teknologi yang berasal dari luar negeri yang kemudian masuk ke
Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, telepon genggam ditemukan pertama kali oleh
Martin Cooper, seorang karyawan Motorola, pada tanggal 3 April 1973. Telepon
genggam telah melalui beberapa generasi. Hal ini menandakan bahwa telepon
genggam berkembang begitu pesat.
Sistem telepon genggam pertama
diberikan lisensi di Amerika Serikat tahun 1983. Terdapat sekitar sejuta
pengguna telepon seluler di Amerika pada tahun 1989. Ledakan besar telepon
genggam datang kemudian. Walaupun penerimaan yang buruk dan kurangnya privasi
(beberapa pengguna tidak memperdulikan hal ini atau secara terbuka
mempertontonkan diri dalam menggunakan telepon), jumlah pengguna terus meroket
di Eropa dan Asia sebagaimana di Amerika Serikat. Pada tahun 1996 terdapat
lebih dari 6 juta pengguna telepon genggam di Inggris. Empat tahun kemudian,
tepatnya antara April dan Juni 2000, tidak kurang dari 3,5 juta telepon genggam
dijual ‘satu setiap dua detik’. Hal ini merupakan
fenomena distribusi penting yang menginspirasi tajuk utama di The Times, ‘Half
the country is mobile mad’ (Separuh negeri tergila-gila dengan telepon genggam)
(Buku Sejarah Sosial Media, Asa Briggs, hal. 373, 2006).
Permasalahan dan Faktor Penyebab
Pertanyaan yang kemudian muncul
seiring dengan perkembangan telepon genggam yang begitu pesat dan menimbulkan
banyak dampak positif dan negatif ialah bagaimana dampakdampak itu berpengaruh
terhadap gaya hidup dan bagaimana cara untuk menyikapi hal tersebut?
Pada zaman modern seperti sekarang
ini, hampir tidak ada orang yang tidak memiliki telepon genggam. Telepon
genggam yang juga disebut sebagai smart phone kini telah merajalela dan
berpengaruh hingga ke pelosok dunia.
Adanya telepon genggam dapat
menimbulkan banyak dampak postif, antara lain sebagai media pembelajaran
elektronik atau e-learning. Selain itu, telepon genggam juga memudahkan manusia
untuk berkomunikasi jarak jauh. Dengan adanya telepon genggan memudahkan orang
dalam mencari informasi, baik informasi dari dalam negeri maupun luar negeri.
Akan tetapi, di samping banyaknya
manfaat yang diberikan oleh adanya telepon genggam, telepon genggam juga
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Dalam web ejournal. unsrat.ac.id,
disebutkan bahwa gelombang elektromagnetik ponsel dapat mengurangi potensi
kesuburan laki-laki dengan jenis dan derajat gangguan yang berbeda-beda. Di
samping itu, kajian invivo menunjukkan kerusakan sel Leydig, penurunan diameter
tubulus seminiferus, penurunan berat organ testis yang berakibat terjadinya
infertilitas, memodulasi sistem imun, menyebabkan sukar tidur, menurunkan
fungsi testis dan kadar hormon testoteron, menurunnya kualitas sperma berupa
motilitas sperma, viabilitas, dan morfologi,
serta demodulasi DNA. Efek biologis akibat pajanan gelombang elektromagnetik
frekuensi rendah antara lain kanker, depresi, tumor otak, leukemia, abortus,
kelelahan kronik pusing, katarak, gangguan jantung, stres, nausea, dan nyeri
dada, perubahan kualitas dan kuantitas lekosit manusia, menghambat perkembangan
folikel ovarium pada tahap folikel de Graaf dan penurunan jumlah total folikel
mencit, penurunan aktivitas enzim membran seperti alkaline phosphatase,
acetylecholinesterase, dan phosphoglycerate kinase, serta memengaruhi memori
jangka panjang.
Tidak hanya gangguan kesehatan,
telepon genggam juga dapat membuat orang menjadi lupa akan waktu. Dampak
negatif tersebut kadang-kadang disebabkan karena kelalaian dari pengguna. Saat
seseorang terlalu asyik bermain telepon genggam, orang tersebut menjadi lupa
akan tugas-tugas dan tidak efektif dalam menggunakan waktu. Bahkan,
kadang-kadang mereka lupa akan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan.
Terutama bagi pelajar, telepon genggam bak surga dunia yang sepertinya sulit untuk
ditinggalkan. Tidak sedikit pelajar yang menghabiskan banyak waktu untuk
menatap layar telepon genggam. Baik itu untuk mencari referensi, sumber
belajar, maupun sekadar untuk hiburan. Hal inilah yang membuat pelajar
kadangkadang menjadi lupa akan kewajibannya untuk belajar.
Telepon genggam juga dapat menjadi
sarana kecurangan di kalangan pelajar. Misalnya, menyontek saat ulangan. Selain
itu, telepon genggam juga dapat mengganggu konsentrasi siswa. Siswa menjadi
kurang fokus pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat
ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, tidak jarang siswa justru
bermain handphone sementara guru sedang menerangkan pelajaran.
Sikap dan Upaya
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah dampak negatif yang ditimbulkan oleh telepon genggam ada
bermacammacam. Ada cara untuk mencegah, namun ada juga cara untuk menyikapi.
Generasi muda saat ini harus benar-benar dapat menyaring dampak penggunaan
telepon genggam. Terlebih lagi karena kemajuan bangsa Indonesia ada di tangan
para generasi muda. Apalagi dengan adanya telepon genggam memudahkan orang
mencari informasi yang bersumber dari seluruh dunia.
Pengguna telepon genggam harus
bijaksana dalam menyaring informasi yang mudah didapatkan melalui telepon
genggam. Kadang-kadang pelajar sangat mudah digoyahkan hatinya dengan telepon
genggam, misalnya menjadi malas belajar. Oleh sebab itu, mereka harus
benar-benar menjaga motivasi mereka dalam belajar. Mereka harus tetap fokus
pada tujuan supaya tidak mudah tergoyahkan oleh apa pun, termasuk telepon
genggam. Yang terpenting ialah menumbuhkan niat dari hati nurani, bagaimanapun
caranya harus tetap belajar. Dengan begitu, mereka tidak mudah tergoda bermain
telepon genggam saat sedang belajar maupun saat mengerjakan tugas.
Tidak jarang ditemukan siswa
bermain telepon genggam saat guru sedang mengajar. Upaya yang dapat dilakukan
supaya siswa tidak bermain telepon genggam saat pelajaran, salah satunya,
dengan pengumpulan telepon genggam. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,
telepon genggam siswa dikumpulkan kepada guru. Kemudian saat jam pulang
sekolah, siswa dapat mengambilnya. Dapat juga telepon genggam diambil saat
dibutuhkan, misalnya untuk mencari referensi pelajaran selain dari buku. Hal
ini dilakukan supaya siswa dapat memusatkan perhatian pada guru yang sedang
mengajar. Apabila seluruh siswa fokus memerhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru, tentunya kegitaan permbelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien. Cara ini dirasa lebih
efektif daripada diberlakukan larangan membawa telepon genggam ke sekolah.
Selain upaya pengendalian
penggunaan telepon genggam dalam dunia pendidikan, perlu juga dilakukan
pengendalian penggunaan telepon genggam dalam kaitannya dengan kesehatan. Hal
ini dilakukan untuk mencegah gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh telepon
genggam. Jangan terlalu sering menatap layar telepon genggam untuk mencegah
gangguan kesehatan mata. Mata juga perlu diistirahatkan. Kira-kira setelah satu
jam bermain handphone, mata diistirahatkan. Selain itu, jangan terlalu sering
meletakkan telepon genggam di dekat kepala saat sedang tidur, karena dapat
merusak jaringan otak. Hal ini dikarenakan radiasi yang ditimbulkan oleh
telepon genggam sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan penyakit
kanker.
Bagi kita semua, terutama generasi
muda, sebaiknya mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif. Sibukkan diri
dengan mengikuti organisasi-organisasi supaya dapat berinteraksi dengan oramg
lain, tidak sekadar bermain handphone. Hal ini juga dapat membuat kita lebih
peka dan peduli terhadap keadaan di lingkungan sekitar sehingga kita tidak
menjadi orang yang acuh tak acuh, bahkan terkesan apatis.
____
____
Sumber: Menyelamatkan Bahasa Indonesia (Antologi Esai Karya Pemenang
dan Karya Pilihan Lomba Penulisan Esai bagi Remaja Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2017), Penyunting: Dwi
Atmawati, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2017.