Puisi-Puisi Mim A. Mursyid
Elegi Solitude
Apa yang lebih mengiris nadi
Dari karat sunyi dalam sepi
Ketika surga dan neraka bukan apa-apa
Sebab hidup dan mati tiada beda
Kesunyian membuatku hilang ingatan
Wahai betapa berat kutanggung beban
Kurapal yang kuhafal
Hanya namamu terlafal
Di perantauan, angin tak seramah di kampung halaman
Ia melabur nyeri sekujur hati setiap hari
Saujanaku mendaki ke puncak gunung
Kudapati kau disana duduk termenung
Orang-orang berlalu-lalang
Hanya kutangkap bayang-bayang
Seribu tak cukup berbanding satu
Engkau yang mampu mendekap gigil rinduku
Alpa kau di sisi
Aku tunggal di bumi
Di mana hujan turun hari ini, Anissa
Di tempatku, di tempatmu atau sepanjang antara kita?
Sumenep, 2019
Tuhan Semesta Hatiku
/I/
Sembah sujud rinduku padamu
Aku mengalir ke hilir dzikir namamu
Menafsir sunyi sebagai puji bukan nyeri
Menakwil angin sebagai ingin bukan dingin.
/II/
Siang-malam rinduku gelombang
Mendebur jauh gelora dalam diam
Lintang bibirmu mengubun ke atap-atap doa
Dalam tatapanmu, mataku tak mengenal cuaca
Aku hidup di luar musim.
/III/
Wahai engkau pemilik segala pukau
Maha puisi dirimu, tuhan semesta hatiku.
Sumenep, 2019
Cerita Hujan II
Hujan telah turun,
Tapi mengapa sisa akar rumputku
Tak jua tumbuh di hatimu?
Sumenep, 2019
Cerita Hujan IV
Aku suka hujan yang tak reda
Pada perjalanan suatu ketika
Kau berteduh di kiri jalan
Aku memilih di sebrang kanan
Agar mata leluasa
Memandangimu dari depan.
Sumenep, 2019
Mim A. Mursyid Lahir di pulau Sapudi Kabupaten Sumenep 21 Mei 1998. Pernah belajar mencuci pakaian di PP. Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan belajar menanak nasi di PP. Annuqayah daerah Lubangsa Guluk-guluk Sumenep. Pernah menimba air di beberapa sumur: Sanggar Seni Cermin, Sanggar Seni Wirosapudi, Komunitas Dhamar, Sanggar Andalas, PERSI (Penyisir Sastra Iksabad), LSA (Lesehan Sastra Annuqayah), dan Komunitas Ngaji Puisi. Tinggal di kampung halamannya: MimLembana@yahoo.com