Es Teh Ditawar
"Panas benar ini hari," batin Dudung di atas motor bututnya. Beberapa saat kemudian, dia berhenti di sebuah warung pinggir jalan.
"Ada es teh manis, Mbak?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Ada mas..." Jawab perempuan cantik penjaga warung.
"Segelas berapa ya?"
"Biasa, 6 ribu saja."
"Boleh ditawar 3 ribu, Mbak?"
"Boleh saja, Mas..."
"Okay."
Dudung duduk menunggu seraya mengeluarkan gawainya, barangkali ada chat dari Susi.
"Ini, Mas..." Penjaga warung menyerahkan segelas es teh.
"Terima kasih, Mbak. Seger benar ini kaykanya..." Balas Dudung.
Dudung pun langsung menyeruput itu es teh, dan tiba-tiba:
"Mbak, kok es teh tawar sih, kan saya mintanya tadi manis???"
"Olala, Mas, tadi kan sudah ditawar, jadi dapatnya ya es teh tawar...," ketus penjaga warung.
"Hah!"
"Ada es teh manis, Mbak?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Ada mas..." Jawab perempuan cantik penjaga warung.
"Segelas berapa ya?"
"Biasa, 6 ribu saja."
"Boleh ditawar 3 ribu, Mbak?"
"Boleh saja, Mas..."
"Okay."
Dudung duduk menunggu seraya mengeluarkan gawainya, barangkali ada chat dari Susi.
"Ini, Mas..." Penjaga warung menyerahkan segelas es teh.
"Terima kasih, Mbak. Seger benar ini kaykanya..." Balas Dudung.
Dudung pun langsung menyeruput itu es teh, dan tiba-tiba:
"Mbak, kok es teh tawar sih, kan saya mintanya tadi manis???"
"Olala, Mas, tadi kan sudah ditawar, jadi dapatnya ya es teh tawar...," ketus penjaga warung.
"Hah!"
