Kritik Hermeneutik Sastra Kenabian karya Puji Santosa
Judul Buku
: KRITIK HERMENEUTIK SASTRA KENABIAN
Penulis
: Puji Santosa
Penerbit
: Azzagrafika, Yogyakarta
Tahun
: 2017
Halaman
: xviii + 454
Ukuran : 16 x 24 cm
Sastra kenabian atau sastra profetik pada mulanya dicetuskan
oleh Kuntowijoyo seputar tahun 1990-an. Salah satu warisan intelektual dari
Kuntowijoyo (lahir di Yogyakarta 18 September 1943 dan meninggal dunia di
Yogyakarta, 22 Februari 2005) dalam bidang sastra adalah sastra profetik atau
sastra kenabian. Munculnya maklumat sastra profetik atau sastra kenabian ini
dipengaruhi oleh tokoh filsuf Islam dari Timur Tengah, yaitu Muhammad Iqbal.
Pada mulanya, Kuntowijoyo menggagas teori Ilmu Sosial Profetik (ISP) yang dapat
ditemukan dalam bukunya yang berjudul Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi,
Metodologi, dan Etika (2006). Kemudian dari gagasan ISP tersebut, muncullah
maklumat sastra profetik yang esensinya tidak jauh dari gagasan ISP. Sastra
profetik adalah karya sastra yang didasarkan pada kitab suci orang beriman,
khususnya beriman secara Islam. Sastra profetik juga termasuk sastra dialektik,
artinya karya itu harus terkait dengan realitas sosial budaya manusia, dan
melakukan penilaian kritik sosial budaya secara beradab dan bermartabat. Oleh
karena itu, sastra profetik juga terlibat dalam sejarah kemanusiaan, mengemban
tugas utama memperluas ruang batin, menggugah kesadaran kemanusiaan untuk
bersosial, dan melampaui keterbatasan akal-pikiran hingga mencapai
transendental.
Puji Santosa melalui buku Kritik Hermeneutik Sastra Kenabian
menyajikan hasil penelitian kritik hermeneutik genre sastra kenabiaan yang
ditulis oleh 35 penyair sastrawan Indonesia, antara lain, Sunan Kalidjaga, Amir
Hamzah, Chairil Anwar,Sitor Situmorang, Subagio Sastrowardoyo, Sapardi Djoko
Damono, Goenawan Mohamad, Taufiq Ismail, Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzom
Bachri, Remy Sylado, Emha Ainun Nadjib, AD Donggo, Asep Sambodja, dan Dorothea
Rosa Herlianydengan pendekatan hermeneutik, resepsi sastra, dan intertekstual.
Hasil penelitian membuktikan bahwa makna kehadiran genre sastra kenabian
memberi pembelajaran kepada umat manusia tentang:
1. keagungan
atau kebesaran Tuhan yang tidak tertandingi oleh siapa pun yang ada di dunia
ini atas karsa dan kuasanya, tiada tara menguasai jagad raya semesta alam
seisinya;
2. kebijaksanaan
Tuhan dalam menentukan kodrat dan iradatnya, segala sesuatunya selalu serba
maha bijaksana dalam menentukan takdir hidupnya setiap makhluk ciptaan-Nya;
3. keadilan
Tuhan yang sungguh-sungguh mahaadil sesuai dengan buah perbuatan setiap umat,
selalu tepat mengenai rasa keadilan itu, yang adilnya tiada tara,
seadil-adilnya;
4. kekuasaan
Tuhan yang tidak terbatas, meliputi alam semesta seisinya; dan
5. juga
menjadi pasemon firman Tuhan yang tidak terucapkan melalui lisan atau sastra
yang tidak tertuliskan, disebut sebagai kalam ikhtibar atau kalam maujudiyah
yang hanya dapat ditangkap dengan kecerdasan umat yang senantiasa berbakti,
atau dengan indra umat yang senantiasa sadar, beriman, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Suatu analisis kritik sastra yang tajam dan mendalam serta
mampu memberi banyak wawasan tentang nilai-nilai kenabian, meliputi (1) amar
ma’ruf, menyuruh berbuat kebajikan atau disebut humanisasi ialah pemanusiaan
manusia untuk mengembalikan pada fitrahnya sebagai makhluk sosial budaya; (2)
nahi munkar, mencegah kemungkaran atau disebutliberasi ialah pembebasan diri
dari segala jeratan yang membelenggu manusia dari sistem sosial budaya yang
menindas dan memperbudaknya; dan (3) tu’minu nabillah, beriman kepada Allah
atau disebut transendensi ialah keterlampauan dari realitas materi hingga
membawanya ke dalam ruang keyakinan, keberimanan kepada Allah dengan
haqulyakin. Ketiga hal ini bersifat integral, kesatuan, dan komprehensif, maka
tidak dapat dipisah-pisahkan secara atomatis. Sastra kenabian menempati posisi
sentral sebagai wujud nyata kreativitas estetis, transformasi nilai-nilai
budaya kegamaan yang diramu dengan budaya Nusantara sebagai wujud nyata gerak
budaya, serta reaktualisasi filosofi dan nilai-nilai kearifan menjadi pengukuh
pedoman arah kebijaksanaan hidup.
Sastra kenabian atau sastra profetik dapat disebut juga
dengan sastra demokratis karena sastra kenabian tidak mengharuskan penulis
memilih satu presmis, tema, teknik, dan gaya (style), baik yang bersifat
pribadi maupun yang baku. Dalam sastra yang beraliran strukturalisme—yang
banyak dianut oleh kebanyakan sastrawan—dapat dikatakan sebuah karya sastra
berkualitas jika memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Kuntowijoyo menginginkan
sastra kenabian atau sastra profetik ituhanya sebatas bidang etika, dan itu pun
dengan suka rela, tidak memaksa. Etika itulah yang disebut sebagai profetik
atau kenabian, karena ingin meniru perbuatan nabi yang setelah peristiwa
isra’-mi’raj beliau kembali ke dunia untuk menunaikan tugas-tugas kerasulannya
(melakukan transformasi sosial budaya) daripada hanya menetap di langit
tertinggi.
Etika profetik yang diuraikan Kuntowijoyo berdasarkan
Alquran, yaitu pada surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi: “Kamu adalah umat
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah”. Ada empat hal tersirat dari
ayat ketiga surat Ali Imran tersebut, yaitu (1) konsep tentang umat terbaik,
(2) aktivisme sejarah, (3) pentingnya kesadaran, dan (4) etika profetik.
Pertama, konsep tentang umat terbaik (the choosen people).
Umat Islam akan menjadi umat terbaik (khaira ummah) dengan syarat mengerjakan
tiga hal, senantiasa berbakti, beriman, dan bertakwa kepada Allah sebagaimana
disebut oleh ayat tersebut. Jadi, sebuah umat tidak akan secara otomatis
menjadi the choosen people. Konsep the choosen people dalam Islam ini berbeda
dengan konsep the choosen people dari Yudaisme. Konsep Yudaisme menyebabkan
rasialisme, sedangkan konsep umat terbaik dari Islam justru berupa sebuah
tantangan untuk bekerja lebih keras ke arah aktivisme sejarah.
Kedua, aktivisme sejarah. Bekerja di tengah-tengah manusia
(ukhrijat li an nas) berarti bahwa yang ideal bagi Islam ialah keterlibatan
umat dalam sejarah. Wadat (tidak kawin), uzlah (mengasingkan diri), dan
kerahiban tidak dibenarkan. Demikian pula gerakan mistik yang berlebihan dan
melupakan keduniaan bukanlah kehendak Islam, karena Islam adalah agama amal,
rahmatan lil’alamin.
Ketiga, pentingnya kesadaran. Nilai-nilai Ilahiyah menjadi
tumpuan aktivisme Islam. Peranan kesadaran ini membedakan etik Islam dari etik
materialistis. Pandangan kaum Marxis bahwa superstruktur (kesadaran) ditentukan
oleh struktur (basis sosial, kondisi material) bertentangan dengan pandangan
Islam tentang independensi kesadaran. Demikian pula, pandangan yang selalu
mengembalikan pada individu (individualisme, eksistensialisme, liberalisme,
kapitalisme) bertentangan dengan Islam, karena yang menentukan bentuk kesadaran
bukan individu melainkan Tuhan. Demikian juga segala bentuk sekularisme, ia
bertentangan dengan kesadaran Ilahiyah.
Keempat, etika profetik. Ayat ini berlaku umum, untuk siapa
saja, baik individu (orang awam, ahli, superahli), lembaga (ilmu, universitas,
ormas, orsospol), maupun kolektivitas (jamaah, umat, kelompok masyarakat).
Setelah menyatakan keterlibatan manusia dalam sejarah (ukhrijat linnas), pada
ayat selanjutnya berisi tiga hal, yaitu (1) amar ma’ruf, menyuruh berbuat
kebaikan atau disebut humanisasi ialah pemanusiaan manusia untuk mengembalikan
pada fitrahnya sebagai makhluk sosial budaya; (2) nahi munkar, mencegah
kemungkaran atau disebut liberasi ialah pembebasan diri dari segala jeratan
yang membelenggu manusia dari sistem sosial budaya yang menindas dan
memperbudaknya; dan (3) tu’minu nabillah, beriman kepada Allah, disebut
transendensi, keterlampauan dari realitas materi hingga membawanya ke dalam
ruang keyakinan, keberimanan kepada Allah dengan hakulyakin. Ketiga hal ini
bersifat integral, kesatuan, dan komprehensif, maka tidak dapat
dipisah-pisahkan secara atomatis.
Dengan merasa bangga dan senang saya menyunting teknis,
bahasa, dan isi buku Kritik Hermeneutik Sastra Kenabian yang ditulis oleh Puji
Santosa ini. Sungguh luar biasa buku ini banyak memberi inspirasi dan
memotivasi kepada masyarakat akan kearifan nilai-nilai kenabian dengan tujuan
agar masyarakat luas dapat ikut memahami makna kehadiran para nabi sebagai
teladan utama, pemimpin kemuliaan, dan guru dunia dan akhirat yang berwatak
mulia, yaitu: (1) siddik, benar tutur kata, jujur dalam perbuatan, (2) amanah,
sangat dipercaya, jauh dari watak kecurangan, (3) tabligh, menyampaikan wahyu
Tuhan kepada umatnya, dan (4) fathonah, cerdas cendekia, bijak bestari dalam
kata dan perilakunya di tengah kehidupan kita sehingga dapat menjadi sumber
cahaya keimanan dan kebenaran dalam menapaki jalan kehidupan. Oleh karena itu,
pembaca dapat memetik manfaat dari kajian atas Kritik Hermeneutik Sastra
Kenabian yang terungkap pada buku ini dalam menyikapi masalah kehidupan yang
dihadapi sehari-hari. Hal ini bertujuan agar masyarakat pembaca mampu membuka
cakrawala pemikirannya atas kenyataan bahwa kearifan budaya diperlukan guna
membangun peradaban yang lebih berderjat mulia dan bermartabat. Salam kami.
Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
Peneliti Utama Bidang
Sastra
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Imran T. 2001. “Metode Estetika Resepsi dan
Penerapannya”. Dalam Jabrohim (Ed.). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Hanindita.
Abrams, M.H. 1971. The Mirror and The Lamp. Romantic Theory
and The Critical Tradition. New York–London: Oxford University Press.
Alhamid, Zaid Husein. 1995. Kisah 25 Nabi dan Rasul.
Jakarta: Pustaka Amani.
Al-Maghluts, Sami bin Abdullah. 2008. Atlas Sejarah Para
Nabi dan Rasul. (Terjemahan Qasim Shaleh dan Dewi Kournia Sari). Jakarta:
Almahira.
Alwi, Hasan et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Andangdjaja, Hartojo. 1973. “Golgotha, Sebuah Pesan”. Dalam
Buku Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Anwar, Chairil. 1943. “Isa”. Dalam Zaenal Hakim 1996. Edisi
Kritis Puisi Chairil Anwar. Jakarta: Dian Rakyat, hlm. 49.
Asyarie, Sukmadjaja dan Rosy Yusuf. 2000. Indeks Alquran.
(Cetakan ke-4, cetakan pertama 1984). Bandung: Pustaka.
Bachri, Sutardji Calzoum. 1981. O Amuk Kapak. Jakarta: Sinar
Harapan.
Badudu, Jus et al. 1984. Perkembangan Puisi Indonesia Tahun
20-an Hingga Tahun 40-an. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Baihaqi, Bahtiar. 2008. “Balada Para Nabi dalam Puisi Asep
Sambodja”. Dalam https:// awamologi.
wordpress.com/2008/12/11/balada-para-nabi-dalam-puisi-asep-sambodja/. Diunduh
22 Maret 2017 pukul 09.44 WIB.
Bakyr, Dato Paduka Haji Mahmud bin Haji (koordinator). 2003.
Kamus Bahasa Melayu Nusantara. Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam:
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan.
Blommendaal, J. 1991. Pengantar Kepada Perjanjian Lama.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Busye, Motinggo. 1990. “Amsal Daud”, “Adam”, “Tafsir Ayub,
Sang Nabi”, ”Dalam Nur Muhammad”. Dalam Aura Para Aulia. Jakarta: M. Sonata.
Culler, Jonathan. 1977. Structuralist Poetics. London:
Methuen & Co. Ltd.
Damono, Sapardi Djoko. 1969. Duka-Mu Abadi. Bandung: Jeihan,
kemudian diterbitkan kembali oleh penerbit Pustaka Jaya, Jakarta, 1975.
-------- 1982. Mata Pisau. Jakarta: Balai Pustaka.
-------- 1983. Perahu Kertas. Jakarta: Balai Pustaka.
-------- 1991. (Penerjemah) Mendong Jack Kunti-Kunti.
Jakarta: Yayasan Obor.
-------- 1993. Pengembangan Sastra Melalui Penerjemahan.
Makalah Kongres Bahasa Indonesia VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
-------- 1994. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Grasindo.
-------- 1998. Pengaruh Asing dalam Sastra Indonesia.
Makalah Kongres Bahasa Indonesia VII. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
-------- 1999. Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
-------- 1999. Sihir Rendra: Permainan Makna. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
-------- 2000. Ayat-Ayat Api. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Darma, Budi. 1989. “Konstelasi Sastra: Homo Comparativus”
dalam Wahyudi (ed.) 1991. Konstelasi Sastra. Jakarta: HISKI Pusat.
------- 1998. Sastra Indonesia dan Forum Internasional.
Makalah Kongres Bahasa Indonesia VII. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Djamaluddin, Husni. 2004. ”Saat-Saat Terakhir Muhammad
Rasulullah”. Dalam Ratih Sanggarwati. Bila Ibu Boleh Memilih.Jakarta: Dian
Rakyat.
Djiwapradja, Dodong. 1997. “Kastalia”. Dalam Kastalia.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Diponegoro, Muhammad. 1958. “Pekabaran”. Dalam Siasat. Tahun
XII Nomor 603. 31 Desember 1958, hlm. 33.
-------- 1963. "Iblis" Dalam Budaya. Nomor 1—2
Tahun XII.
Donggo, A.D. dan Hutagalung, M. Poppy. 1999. Perjalanan
Berdua. Jakarta: Grasindo.
Eagleton, Terry. 1983. Literary Theory: An Introduction.
Basil Blackwell: Oxford.
Eco, Umberto. 1975. A Theory of Semiotics. Bloomington and
London: Indiana University Press.
Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastra: Prinsip,
Falsafah, dan Penerapan. Yogyakarta: Caps.
Fachrudin Hs. 1992. Ensiklopedia Alquran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fang, Liaw Yock. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik.
Jakarta: Erlangga.
Faruk. 1996. “Aku dalam Semiotika Riffaterre: Semiotika
Riffaterre dalam Aku” dalam Humaniora Nomor III/1996, hlm: 24–33.
Fokkema, D.W. dan Elrud Junne-Ibsch. 1998. Teori Sastra Abad
Keduapuluh. Terjemahan J. Praptadiharja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures.
Selected Essays. New York: Basic Books, Inc., Publishers.
Hadi W.M., Abdul. 1976. Tergantung Pada Angin. Jakarta:
Balai Pustaka.
-------- 1985. Hamzah Fansuri: Risalah Tasawuf dan
Puisi-Puisinya. Bandung: Mizan.
-------- 1989. “Semangat Profetik Sastra Sufi dan Jejaknya
dalam Sastra Modern”. Dalam majalah Ulumul Quran Nomor 1, Jakarta: Aksara
Buana.
-------- 1999. Kembali ke Akar Kembali ke Sumber. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
-------- 2001. “Estetika Sebagai Ekspresi Religiusitas”
Makalah disampaikan dalam Seminar Sastra Islam Indonesia–Malaysia. Fakultas
Sastra, Universitas Indonesia. 2 April 2001.
-------- 2006. Madura, Luang Prabhang. Jakarta: Grasindo.
-------- 2014. Hermeneutika Sastra Barat dan Timur. Jakarta:
Sadra International Institute.
Hae, Nur Zain. 2000. ”Meditasi Nuh”. Dalam Korrie Layun
Rampan (editor). Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Hamka. 2001. Tafsir Al-Azhar. (30 Jilid). Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Hamzah, Amir. 2008. Nyanyi Sunyi. Cetakan ke-15, cetakan
pertama 1941. Jakarta: Dian Rakyat.
Hanifah, Abu (pengalihaksaraan). 1996. Kisasu L-Anbiya.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Harun, Ramli et al. 1985. Kamus Istilah Tasawuf. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Hasan, Hamdan. 1990. Surat Al-Anbiya. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
Hasjim, Nafron. 1990. Kisasu L-Anbiya: Karya Sastra yang
Bertolak dari Quran serta Teks Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Disertasi
doktor Universitas Indonesia. Kemudian diterbitkan tahun 1993. Kisasu L-Anbiya.
Jakarta: Intermasa-Ildep.
--------- 1993. Kisasu L-Anbiya. Jakarta: Intermasa-Ildep.
Hawkes, Terence. 1978. Structuralism and Semiotics. London:
Methuen & Co Ltd.
Herfanda, Ahmadun Yosi. 1987. ”Ibrahim Alahisalam
1”,”Ibrahim Alihisalam 2”. Dalam Linus Suryadi A.G. (editor). Tonggak: Antologi
Puisi Indonesia Modern 4. Jakarta: Gramedia.
Herliany, Dorothea Rosa. 1993. Kepompong Sunyi. Jakarta:
Balai Pustaka.
--------- 1999. Mimpi Gugur Daun Zaitun. Jakarta: Grasindo.
Hidayat, Hudan. 2000. "Khidir" dalam Orang Sakit.
Magelang:Yayasan Indonesia Tera.
Hoerip, Satyagraha (ed.). 1982. Sejumlah Masalah Sastra.
Cetakan kedua, cetakan pertama 1969. Jakarta: Sinar Harapan.
Imron, D. Zawawi. 2004. ”Kelahiran Nabi Tercinta”, ”Hijrah”.
Dalam Sanggarwati, Ratih. Bila Ibu Boleh Memilih. Jakarta: Dian Rakyat.
--------- 2013. ”Belajar Kepada Nuh”. Dalam Mengaji Bukit
Mengeja Danau. Jakarta: Fadli Zon Library.
Ismail, Taufiq. 1994. Qosidah Bimbo Iin, Balada Nabi-Nabi.
Jakarta: Gema Nada Pertiwi.
-------- dkk. (ed). 2002. Horison Sastra Indonesia 1 Kitab
Puisi. Jakarta: Horison dan Ford Fundation.
-------- 2008a. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Buku I
Himpunan Puisi 1953—2008. Jakarta: Majalah Sastra Horison.
-------- 2008b. Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit: Buku
IV Himpunan Lirik Lagu 1972—2008. Jakarta: Majalah Sastra Horison.
Jabrohim (ed.). 2001. Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Hanindita Graha Widya dan Masyarakat Poetika Yogyakarta.
Jassin, H.B. (ed.). 1948. Gema Tanah Air. Jakarta: Gunung
Agung.
Jassin, H.B. (ed.). 1968. Angkatan 66: Prosa dan Puisi.
Jakarta: Gunung Agung.
Jatman, Darmanto. 2002. “Testimoni”, ”Abel Sudah Tidak Bisa
Lagi Percaya”, ”Kepala Calon Emigran”, dan “Kristus dalam Perang”. Dalam Sori
Gusti. Semarang: LIMPAD.
Jauss, Hans Robert. 1974. “Literary History as a Challenge
to Literary Theory” dalam Ralph Cohen (ed.) New Direction in Literary History.
London: Roudledge & Kegan Paul.
Junus, Umar. 1970. Perkembangan Puisi Melayu Modern. Kuala
Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka.
-------- 1981. Mitos dan Komunikasi: Jakarta: Sinar Harapan.
-------- 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Gramedia.
Kalidjaga, Sunan. 1919. “Kidung Rumeksa Ing Wengi”. Dalam
Kidungan Warna-warni. Surakarta: Boedi Oetomo.
Katsir, Ibnu. 2008. Qishashul Anbiya (Kisah Para Nabi).
Surabaya: Amelia.
Khalieqy, Abidah El. 2000. “Ekstase Hawa”. Dalam Korrie
Layun Rampan (editor). Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Khalil, Syauqi Abu. 2006. Atlas Alquran. Terjemahan M. Abdul
Ghoffar. Jakarta: Almahira.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta.
Grmedia.
Kristeva, Julia. 1980. Desire in Language a Semiotic
Approach to Literature and Art. Oxford: Basil Blackwell.
Kristeva, Julia. 1984. Revolution in Poetic Language. NY:
Columbia University Press.
Kuntowijoyo. 1997. “Menuju Ilmu Sosial Profetik”. Dalam
Republika, 7 Agustus 1997.
--------- 2006. Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi,
Metodologi, dan Etika. Bandung: Mizan.
--------- 2013. Maklumat Sastra Profetik: Kaidah, Etika, dan
Struktur Sastra. (Editor Abdul Wachid B.
S. dan Jabrohim).Yogyakarta: Multi Presindo dan Lembaga Seni, Budaya, dan Olah
Raga Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Labib MZ. 1988. Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya.
Lefevere, Andre. 1977. Literary Knowledge: A Polemical and
Programmatic Essay on Its Nature, Growth, Relevance and Transmition. Amsterdam:
Van Gorcum, Assen.
Levi-Strauss, Claude. 1967. Structural Anthropology. New
York: Anchor Books, Doubleday & Company, Inc.
Liauw, Suhento. 1997. Doktrin Alkitab Alkitabiah. Jakarta:
Gereja Baptis Independen Indonesia GRAPHE.
Lubis, Todung Mulya. 1987. “Asal Mula”, “Matilah Kau Bulan”.
Dalam Linus Suryadi A.G. (editor) Tonggak: Antologi Puisi Indonesia Modern 4.
Jakarta: Gramedia.
Luxemburg, Jan van. et al. 1984. Pengantar Ilmu Sastra.
Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Madison, G. B. 1988. The Hermeneutics of Postmodernity:
Figures and Themes. Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press.
Manuaba, Putera, 2001. “Hermeneutik dan Interpretasi
Sastra”. Dalam FSU in the Limelight Volume 8 Nomor 1, Juli 2001. Dimuat ulang
dalami http://www.angelfire.com/ journal/fsulimelight/hermen.html. Diakses 11
Agustus 2017 pukul 12.15 WIB.
Mihardja, Dimas Arika. 2016. ”Pesan Adam”. Dalam Matahari
dan Rembulan. Yogyakarta: Gambang Buku Budaya.
Mohamad, Goenawan. 1993. Asmaradana. Jakarta: Grasindo.
-------- 1998. Misalkan Kita di Sarajevo. Jakarta: Kalam.
-------- 2001. Sajak-Sajak Lengkap 1961–2001. Jakarta:
Metafor Publishing.
Mukarovsky, Jan. 1978. Structure, Sign, and Function. New
Haven and London: Yale University Press.
Nadjib, Emha Ainun. 2001. “Duka Ayub”, “Ayubkan Kesabaran”
dan “Perahu Nuh”, Dalam Doa Mencabut Kutukan, Tarian Rembulan, Kenduri Cinta:
Sebuah Trilogi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Cetakan Ke-3.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor, Acep Zamzam. 2012. “Puisi untuk Kanjeng Nabi”. Dalam
http://sastra-acep zamzamnoor.blogspot.co.id/2012/08/40-artikel-sastra.html.
Diunduh 22 Maret 2017 pukul 09.42 WIB.
Nöth, Winfried. 1990. Handbook of Semiotics. Bloomington and
Indianapolis: Indiana University Press.
Piaget, Jean. 1973. Structuralism. Routledge and Kegan Paul:
London.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada Universiry Press.
-------- 1994. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Gadjah Mada Universiry Press.
-------- 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
-------- 2001. “Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotika”
dalam Jabrohim (ed.). Metodologi Penelitian Sastra.Yogyakarta: Hanindita Graha
Widya dan Masyarakat Poetika Yogyakarta.
Rafi’udin dan In’am Fadhali. 1999. Lentera Kisah 25
Nabi-Rasul.(Cetakan kedua, cetakan pertama 1997). Jakarta: Kalam Mulia.
Rachmat, O.K. 1953. “....”. Dalam Siasat. Tahun VII, Nomor
296. 25 Januari 1953, hlm. 19.
Rahmat, Hadijah. 2001. “Perahu Sufi di Lautan Makrifat:
Konsep Sastera, Kepenagarangan, dan Diri Hamzah Fansuri”. Siri Kuliah
Kesusasteraan Bandingan Mastera 2001. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Malaysia.
Rakhmat, Jalaluddin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: Remaja Karya.
Rampan, Korrie Layun.
2000. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Rangkuti, Bahrum. 1948. “Mikraj”. Dalam H.B. Jassin (ed.).
Gema Tanah Air. Jakarta: Gunung Agung.
Ratih, Rina. 2001. “Pendekatan Intertekstual dalam
Pengkajian Sastra” dalam Jabrohim (ed.). Metodologi Penelitian
Sastra.Yogyakarta: Hanindita Graha Widya dan Masyarakat Poetika Yogyakarta.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
-------- 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rendra, W.S. 1983. “Balada Penyaliban”. Dalam Ballada
Orang-orang Tercinta. Cetakan kelima, cetakan pertama 1957. Jakarta: Pustaka
Jaya, hlm. 24—25.
-------- 1983. “Litani Domba Kudus”, “Amsal Seabuh
Perjalanan ke Golgotha”. Dalam Sajak-Sajak Sepatu Tua. Cetakan keempat, cetakan
pertama 1972. Jakarta: Pustaka Jaya.
Ricoeur, P. 1987. Hermeneutics and The Human Sciences,
Essays on Language, Action and Interpretation. Cambridge: Cambridge University
Press.
--------- 2002. The Interpretation Theory, Filsafat Wacana
Membelah Makna dalam Anatomi Bahasa. (Terjemahan Musnur Hery). Yogyakarta:
IRCiSOD
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington
and London: Indiana University Press.
Sambodja, Asep. 2007. Ballada Para Nabi. Jakarta: Bukupop.
Sami bin Abdullah al-Maghluts. 2008. Atlas Sejarah Para Nabi
dan Rasul. Terjemahan Qasim Shaleh dan Dewi Kournia Sari. Jakarta: Almahira.
Sanggarwati, Ratih. 2004. Bila Ibu Boleh Memilih. Jakarta:
Dian Rakyat.
Santosa, Puji.1993a. "Mitos Nabi Nuh di Mata Tiga
Penyair Indonesia" dalam Bahasa dan Sastra Tahun X Nomor 1 1993:55—66.
-------- 1993b. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra.
Bandung: Angkasa.
-------- 1994. "Empat Sajak tentang Nabu Nuh: Sebuah
Kajian Muatan Unsur Agama dalam Puisi Indonesia". Makalah Seminar Sehari
"Unsur Agama dalam Karya Sastra" Himpunan Sarjana-Kesusastraan
Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Depok, 10
Desember 1994. Makalah tersebut kemudian dimuat dalam HorisonTahun XXXI, Nomor 1/
Januari 1997, halaman: 13—20.
-------- 1996. "Iptek Itu Bermula dari Mitos: Mengenal
Sajak-sajak Sapardi Djoko Damono" makalah disampaikan dalam Seminar HPBI,
Bandung, 10–12 Desember 1996. Kemudian makalah tersebut dimuat dalam Pangsura
Bilangan 4/ Jilid 3, Januari--Juni 1997: 47—62.
--------- 1997a. "Empat Sajak tentang Nabu Nuh: Sebuah
Kajian Muatan Unsur Agama dalam Puisi Indonesia". Dalam HorisonTahun XXXI,
Nomor 1/ Januari 1997, halaman: 13—20
--------- 1997b. "Iptek Itu Bermula dari Mitos:
Mengenal Sajak-sajak Sapardi Djoko Damono". Dalam Pangsura Bilangan 4/
Jilid 3, Januari--Juni 1997: 47—62.
-------- 2002. “Makna Kehadiran Nuh dalam Puisi Indonesia
Modern". Tesis S-2 Universitas Indonesia.
-------- 2003. Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika
Sajak-Sajak Nuh. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
-------- 2011a. “Telaah Intertekstual Terhadap Sajak-sajak
Tentang Nabi Ayub”. Dalam Atavisme. Jurnal Ilmiah Kajian Sastra.Nomor 1 Volume
14 Juni 2011, halaman 15—27.
-------- 2011b. “Representasi Kisah Nabi Ibrahim dalam
Delapan Sajak Indonesia Modern”. Dalam Metasastra. Jurnal Penelitian Sastra.
Volume 4. Nomor 1. Juni 2011, halaman 68—81.
-------- 2011c. “Kajian Estetika Resepsi Produktif
Kekafilahan Nabi Adam dalam Puisi Indonesia Modern”. DalamSawerigading. Jurnal
Bahasa dan Sastra. Volume 17 Nomor 2. Desember 2011.
-------- 2012. “Mimesis Kisah Nabi Nuh dalam Tiga Sajak
Modern Indonesia". Dalam Salingka. Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra.
Volume 9. Nomor 1. Juni 2012, halaman 30—42.
-------- 2014. Sang Paramartha. (Kitab Puisi). Yogyakarta:
Azzagrafika.
-------- 2015. Metodologi Penelitian Sastra: Paradigma,
Proposal, Pelaporan, dan Penerapan. Yogyakarta: Azzagrafika.
Santosa, Puji. dkk. 2007. Puisi-Puisi Kenabian dalam
Perkembangan Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa, Kementerian
Pendidikan Nasional.
Santosa, Puji. dan Djamari. 2013. “Kajian Intertekstual Tiga
Puisi Tentang Nabi Luth Bersama Kaum Sodom dan Gomora.” Dalam Widyaparwa.
Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Volume 41, Nomor 1, Juni 2013, halaman
13—27.
Sasongko, Agung et al. 2000. Kunthi Kelas 1 Sekolah Dasar,
Edisi Bulan Januari--Februari Cawu II. Surakarta: PT Pabelan.
Sastrowardojo, Subagio. 1971. Simphoni. (Cetakan kedua)
Jakarta: Pustaka Jaya.
-------- 1975. Keroncong Motinggo. Jakarta: Pustaka Jaya.
-------- 1990. Simfoni Dua. Jakarta: Balai Pustaka.
-------- 1995. Dan Kematian Makin Akrab. Jakarta: Grasindo.
Saussure, Ferdinand de. 1974. Course in Linguistics General.
London: Fontana/Colins.
Segers, Rien T. 1978. The Evaluation of Literary Texts.
Leiden: The Pater de Ridder Press.
-------- 2001. Evaluasi Teks Sastra. Diterjemahkan oleh
Suminto A. Sayuti dari The Evaluation of Literary Texts. Yogyakarta: Adi Cita.
Selden, Raman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini.
Terjemahan Rachmat Djoko Pradopo. Yogyakarta: Gadjah Mada Universiry Press.
Setiawan, B. et al. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia.
Jilid 9. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.
Sinclair, J.M. (General Consultant). 1991. Collins English
Dictionary. England: Harper Collins Publisher.
Situmorang, Sitor. 1989. Bunga di Atas Batu (Si Anak
Hilang). Jakarta: Gramedia.
-------- 1994. Rindu Kelana. Jakarta: Grasindo.
Soemanto, Bakdi. 1999. Angan-Angan Budaya Jawa: Analisis
Semiotik Pengakuan Pariyem. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
Sunardi, Isworo Haris. 2000. "Nuh" dalam Horison
Nomor 3 Tahun XXXIV, Maret.
Surin, Bachtiar. 1991. Adz Dzikra. Terjemahan dan Tafsir
Quran. Bandung: Angkasa.
Suryadi A.G., Linus (ed.). 1987. Tonggak 1, 2, 3, 4.
Jakarta: Gramedia.
Sylado, Remy. 2004. ”Keuntungan Daud”, ”Episode Yusuf dan
Istri Potifar”, ”Sajak-sajak”, ”Serat Jati Pribadi”, ”Sajak 10 Zulhijah”,
”Bapak Semua Bangsa”, ”Ibrahim-Ibrahim”, ”Pengetahuan Nuh”. Dalam Kerygma dan
Martyria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tand, BY. 1983. "Dunia Pun Jadi Telaga Tuba" dan
“Luka”. Dalam Sajak-Sajak Diam. Jakarta: Balai Pustaka.
Teeuw, A. 1969. "Sang Kristus dalam Puisi Indonesia
Baru". Dalam Hoerip, Setyagraha (ed.). 1982. Sejumlah Masalah Sastra.
Jakarta: Sinar Harapan.
-------- 1980a. “Estetik, Semiotik, dan Sejarah Sastra”.
Dalam Basis Nomor 301. Bulan Oktober 1980.
-------- 1980b. Tergantung Pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya.
-------- 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta:
Gramedia.
-------- 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Thaifuri, Abdullah Afif. 1996. Sejarah Kehidupan 25 Nabi dan
Rasul. Surabaya: Duta Media.
Tim Alkitab. 1993. Kabar Baik: Alkitab dalam Bahasa
Indonesia sehari-hari. (Edisi kedua, edisi pertama 1985). Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia.
Tim Alkitab. 1996. Alkitab (umum). (Edisi kedua cetakan
ke-4, edisi pertama 1974). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Tim Alquran. 1993. Alquran dan Terjemahannya. Jakarta:
Departemen Agama R.I.
Tim Penyusun Kamus. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Cetakan ketiga Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
dan Gramedia Pustaka Utama.
Tim Universitas Islam Indonesia dan Departemen Agama R.I.
1995. Alquran dan Tafsirnya. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Diindonesiakan oleh
Okke K.S. Zaimar, Apsanti Djokosuyatno, dan Talha Bachmid. Jakarta: ILDEP dan
Jambatan.
Valdes, M. J. 1987. Phenomenological Hermeneutical
Hermeneutics and the Study of Literature. London: University of Toronto Press.
Vries, Anne de. 1999. Cerita-Cerita Alkitab Perjanjian Lama.
Diterjemahkan dari Groot Vertelbook Ny. J. Siahaan-Nababan dan A. Simanjuntak.
Cetakan ke-9. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Vodicka, Felix. 1964. “The History of the Echo of Literary
Works”. Dalam Garvin, P.L. (ed.). A Prague School Reader on Esthetics, Literary
Structure and Style. Washington: Georgetown University Press.
Wahyudi, Ibnu (ed.) 1990. Konstelasi Sastra. Jakarta: HISKI
Pusat.
Walker, D.F. 1993. Konkordansi Alkitab. (Cetakan kesepuluh,
cetakan pertama 1978). Jakarta-Yogyakarta: BPK Gunung Mulia dan Kanisius.
Wibowo, Wahyu. 1988. "Adam di Mata Sapardi Djoko
Damono". Dalam Berita Buana 29 Maret. Kemudian dimuat dalamKonglomerasi
Sastra menjadi “Sapardi, Adam, dan Kritik Metepoik” (1995). Jakarta: Paron
Press.
Wibowo, Wahyu. 1995. Konglomerasi Sastra. Jakarta: Paron
Press.
Worton, Michael dan Judith Still. 1990. Intertextuality and
Practices. New York: Manchester University Press
Wuraji. 2001. “Pengantar Penelitian”. Dalam Jabrohim (Ed.).
Metode Penelitian Sastra. (hlm. 1—6). Yogyakarta: Hanindita.
Yaapar, Md. Salleh. 1998. “Kesusastraan Bandingan dan Arah
Perkembangan Kesusastraan Asia Tenggara Menjelang Abad ke-21”. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dan Majelis Sastera Asia Tenggara.
Zaid, Sofyan R.H. 2015. Pagar Kenabian. Bekasi: TareSI
Publisher.
Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan
Simatupang. Jakarta: ILDEP dan Intermasa.
Zainsam, Handoko F. 2011. “Siapa yang Terusir dari Surga?”
dan “Kepada Nuh”. Dalam Ma’rifat Bunda Sunyi: Tahajud Cinta Para Kekasih.
Jakarta: Genta Pustaka.
Zalta, Edward N. (ed.). 2004. Stanford Encycloaedia. San
Francisco: Stanford University Press. The Metaphysics Research Lab.
Zen, Darulkunni. 1963. “Antara Gereja dan Masjid”. Dalam
Selecta. 30 Desember 1963, Tahun V, Nomor 158, hlm. 32.
Zoest, Aart van. 1992. "Interpretasi dan
Semiotika". Terjemahan Okke K.S. Zaimar dalam Panuti Sudjiman dan Aart van
Zoest (penyunting) Serba Serbi Semiotika. Jakarta: Grmaedia.
-------- 1993. Semiotika tentang Tanda, Cara Kerjanya dan
Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Diterjemahkan oleh Ani Soekowati. Jakarta:
Sumber Agung.