Guru SMA Negeri 17 Makassar Berbagi Motivasi Kepenulisan di Bone
"Modal utama dalam menulis adalah keberanian," begitu kalimat motivasi yang disampaikan Murnih Aisyah, penulis novel "Pulang", di hadapan puluhan pelajar SMA Negeri 1 Bone.
Bu Murni, begitu guru SMA Negeri 17 Makassar itu biasa disapa, menambahkan bahwa sebagai orang yang mau menulis dan menjadi penulis, sebaiknya menyingkirkan rasa takut. Katanya, jangan menunggu hingga karya kita harus sempurna. Karena kesempurnaan itu akan terbentuk dari pengalaman menulis, dari proses yang dilakukan.
"Saya mengajak para peserta di sini untuk selalu menulis, menghalau segala keraguan ketika hendak memulai menulis," ajak Bu Murni yang aktif sebagai pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Wilayah Sulawesi Selatan.
Murnih Aisyah berbicara dan berbagi pengalaman dalam Bedah Buku dan Motivasi Kepenulisan yang diselenggarakan oleh Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Negeri 1 Bone, pada Minggu 20 Januari 2019. Selain dia hadir juga sebagai pembicara Fa Astudi, penulis buku "Dialog Patah". Kegiatan yang digelar di sebuah Green Cafe di Kota Watampone berlangsung santai tapi seru.
Bagaimana tidak. Pada kesempatan itu, penulis mengupas proses penulisan novelnya, yang digarap sekira 4 bulan. Penulis juga berbagi tips menulis mulai dari mengumpulkan ide, cara mengolah kata hingga menjadi rangkaian kata yang menarik.
"Dalam novel Pulang saya selipkan aspek kelokalan, dalam hal ini kuliner khas Makassar, seperti pallu mara dan pallu kaloa. Karena setting ceritanya di seputaran Makassar," ungkap Bu Murni tentang sebagian isi bukunya yang terbit pada Oktober 2018, dan kini sudah cetakan kedua.
Bedah buku ini dibuka langsung oleh koordinator pembina KIR SMA Negeri 1 Bone, Shabiel Zakaria. Beliau berharap eksistensi yang dimiliki KIR akan menjadi motivasi bagi anggotanya untuk menerbitkan buku minimal 1 buku dalam satu tahun.
Bedah buku ini merupakan program kerja KIR SMA Negeri 1 Bone, di mana dalam setiap tahunnya akan menggelar bedah buku sebanyak 3 kali.
"Program kami dalam setahun membedah 3 buku, terdiri dari 1 buku sastra dan 2 buku sains," kata Shabiel Zakaria.
Dalam acara ini, juga hadir penerbit Syahadah yang memberikan ruang bagi para penulis untuk menerbitkan bukunya dengan mudah tanpa banyak embel-embel di dalamnya. Menariknya, para peserta bukan hanya menjadi pendengar tapi juga memoraktikkan kemampuan menulisnya. Semua peserta ditugaskan membuat puisi yang akan dibukukan dalam sebuah antologi.
"Saat ini saya tengah mempersiapkan novel kedua sebagai sekuel dari novel Pulang. Karena banyak pembaca yang penasaran dengan kisah beberapa tokoh di dalam novel tersebut," katanya via WhatsApp.(*)