Ujian Terberat dalam Hidup - Ibnu Sultan
oleh Ibnu Sultan
#KAWACA.COM ~ Ujian berat seringkali menerpa seseorang dalam perjalanan hidupnya, tak sedikit yang dihadapkan ujian seperti halnya sakit dan miskin, sehingga mampu menimbulkan respon yang berbeda-beda bagi yang mengalaminya. Ada yang merepon positif dan adapula yang merepon negatif, kembali kepada individu masing-masing bagaimana cara memaknai hal tersebut, ada yang memaknai sebagai potensi/kemajuan ada pula yang memaknai sebagai kehancuran atau kelemahan.
#KAWACA.COM ~ Ujian berat seringkali menerpa seseorang dalam perjalanan hidupnya, tak sedikit yang dihadapkan ujian seperti halnya sakit dan miskin, sehingga mampu menimbulkan respon yang berbeda-beda bagi yang mengalaminya. Ada yang merepon positif dan adapula yang merepon negatif, kembali kepada individu masing-masing bagaimana cara memaknai hal tersebut, ada yang memaknai sebagai potensi/kemajuan ada pula yang memaknai sebagai kehancuran atau kelemahan.
Setelah saya
melihat dan berkaca pada pengalaman dan fenomena di sekitar, ternyata dampak
atau pengaruh ujian yang saya ceritakan di atas tidak ada apa-apanya dibanding
ujian kekayaan, kekuasaan, tahta dan jabatan.
Salah satu
Profesor berdarah Bugis pernah menasehati saya dikala itu, beliau berkata bahwa
jika ingin mengetahui seseorang itu bagaimana dan sampai dimana dia, agar suatu
penilaian dan ukuran bisa kita dapatkan dan berikan untuknya, berikanlah
kekuasaan, kekayaan, tahta atau jabatan, kita bisa melihat apa yang terjadi
padanya, dan cermati secara baik dengan berfikir logis tentu kita bisa
mengambil suatu kesimpulan terhadapnya, dengan hal tersebut sangatlah membantu
kita dalam menilai seseorang.
Kekuasaan,
kekayaan, tahta dan jabatan inilah yang seringkali membuat seseorang lupa diri,
tidak mampu membendung diri dari hal yang ia dapatkan itu sehingga tak jarang
orang seperti itu akan mengalami kehancuran, menghacurkan dirinya sendiri dengan
potensi yang ia miliki seperti layaknya ular yang begitu lahapnya menelan
hidup-hidup hewan sehingga merasakan kenikmatan, kepuasan, dan kekenyangan
sehingga pada akhirnya hewan itu tidur pulas dan tidak perna bangun lagi
(meninggal).
Tetaplah
memegang teguh prinsip hidupmu, jangan mudah untuk memutar balik perahu layar
yang sudah terkembang ketika tak mampu dan tak punya kekuatan penuh.
Jadilah
dirimu sendiri jangan ingin dirubah oleh kenikmatan dan kekuasaan itu, sebab
tidak selamanya kamu ada dan duduk disitu, setiap orang ada masanya, dan setiap
masa berbeda pula orangnya.
Padang, Rabu
06 Juni 2018
*Mahasiswa PPs
Universitas Negeri Padang Pendidikan Bahasa Indonesia