Tiga Puisi Spontan Kemerdekaan Terbaik
Mulana Abraham
ESOK HARI KEMERDEKAAN
Aku tidak tahu apakah kau esok akan datang dan berkata: hari ini merdeka, Bung!
Atau, haruskah aku yang mendatangimu dan berkata: perjuanganmu takkan sia-sia.
Membayangkan kau berbaring di kuburan membuat aku kian ingin merdeka.
Aku pun kini menangis.
Atau, haruskah aku yang mendatangimu dan berkata: perjuanganmu takkan sia-sia.
Membayangkan kau berbaring di kuburan membuat aku kian ingin merdeka.
Aku pun kini menangis.
2018
Dhedi R Ghazali
Barangkali Kita Lupa, Merdeka Itu Luka
Barangkali Kita Lupa, Merdeka Itu Luka
Kita berteriak: MERDEKA! dan merah-putih jadi seperti langit
di bawahnya: tanah yang kita pijak berderak dan makam-makam membisu
kita, kemudian sibuk bersuka-cita entah untuk apa, dan untuk siapa?
barangkali kita lupa bahwa: merdeka itu Luka, merdeka itu darah, merdeka itu remuk tulang
kita, masih saja sibuk berpesta hingga larut malam
sementara makam-makam itu berkata:
nikmatilah Firdaus yang kuberikan
nikmatilah Firdaus yang kuberikan
Yogya, 2018
Ani Sujarni
MERDEKA?
MERDEKA?
Jika merdeka kaupertanyakan
Takkan sama setiap jawaban
Maka coba saja kalian rasakan
Sudahkah benar-benar:
-- air yang kita minum air kita?
-- tanah yang kita pijak tanah kita?
-- atau kita harus bertanya, siapakah kita?
Malang: 170818
Inilah 3 Puisi Spontan Kemerdekaan Terbaik. Pilihan tersebut jatuh pada tiga nama setelah kami berdiskusi panjang. Selamat kepada yang terpilih.
Silakan mengirimkan nama dan alamat ke inbox TareSI Publisher untuk pengiriman buku ke alamat masing-masing.
Jakarta, 22 Agustus 2018
Tim TareSI Publisher