Puisi Wislawa Symborska
Di Bawah Sebuah Bintang Kecil
Aku minta maaf pada peluang
karena menyebutnya penting.
Aku minta maaf pada penting
jika ternyata aku salah.
Tolong jangan marah, kebahagiaan...
jika kuambil kau sebagai hakku
Semoga kematianku sabar
melihat kenangan-kenanganku menghilang.
Aku minta maaf pada waktu
atas segala dunia yang kuintip tiap detik
Aku minta maaf pada cintaku di masa lalu
karena mengira yang terakhir adalah yang
pertama.
Maafkan aku, wahai perang yang jauh
karena aku pulang membawa bunga.
Maafkan aku, wahai luka yang menganga,
Karena aku menyuntik jariku.
Aku minta maaf atas segala perbuatan jahatku
pada mereka,
yang menangis dari kedalaman.
Aku minta maaf pada mereka yang menunggu di
stasiun kereta
Karena aku telah tertidur hari ini pada jam 5
subuh.
Maafkan aku, wahai harapan yang meratap,
Karena aku tertawa dari waktu ke waktu.
Maafkan aku, wahai gurun,
karena aku tak pernah menyuruhmu berlari demi
sesendok air.
Dan engkau, Rajawali,
tak berubah dari tahun ke tahun
selalu di sarang yang sama,
tatapan matamu selalu tepat berada di titik ruang
yang sama
bahkan mungkin kau telah mati kaku
Maafkan aku
Aku minta maaf pada pohon-pohon yang ditebang
demi empat kaki meja
Aku minta maaf pada pertanyaan-pertanyaan
besar
atas jawaban-jawaban yang kecil
Kebenaran, tolong jangan pedulikan aku
Harga diri, bermurah hatilah padaku
Beranaklah bersamaku, oh misteri keberadaan
bersamaan dengan itu
kutarik benang peristiwa dari keretamu.
Jiwaku, jangan sedih
jika hanya engkau yang kumiliki
dari dulu hingga kini.
Aku minta maaf pada segala sesuatu
karena aku tak bisa berada di semua tempat secara
bersamaan.
Aku minta maaf pada setiap orang
karena aku tak mungkin
menjadi separuh wanita dan separuh pria.
Aku tahu,
aku tak akan dibenarkan selama masih hidup
maka, jangan bebani aku dengan kehendak untuk
mati
Wahai pidato, karena aku membawa kata-kata
yang berat
berilah aku kerja yang besar
agar kata-kata itu menjadi tampak ringan.