Puisi-Puisi tentang Kemerdekaan (9)
Puisi-puisi tentang kemerdekaan di bawah ini diambil 'apa adanya' dari naskah tulis "Puisi Spontan Kemerdekaan" yang diadakan oleh TareSI Publisher melalui komentar fanspage facebook TareSI Publisher mulai 16 sampai 18 Agustus 2018. Sayembara tersebut dibuat untuk menyambut dan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
---------------------------------------------
Imam Rosyadi Mahmudi
Tujuh Puluh Tiga Tahun yang Lalu
:Renungan atas ungkapan Soekarno
tujuh puluh tiga tahun yang lalu,
Indonesia merdeka dengan terburu-buru
sebuah pertimbangan belum
diselesaikan terlebih dahulu
juga sepasang kain merah dan putih
itu, dijahit oleh istrimu sendiri
menyatukannya dengan keinginan
luhur anak-anak negeri.
sedang bambu, menerimanya dengan
haru, seraya berkata: ini semua demi anak cucu.
Rumah Tanpa Kamar. Darusa Timur,
17 Agustus 2018.
Allinna Anggraeni
Bebas, Merdeka
Bebas, merdeka
Lepas ikatan fatamorgana
Luas pandangan mata
Riuh semangat membara
Ciptakan kebangkitan warga
Teriakkan membangun bangsa
Perubahan pada negara
Sukoharjo, 17 Agustus 2018
Andika Dwi Suranto
Satu Hari di Indonesia
Satu hari di Indonesia
Kau bisa lihat elok senja di
pantai Kuta
Menikmati secangkir kopi didekat
Toba
Menyelami surga di Halmahera
juga memandangi bumi diatas
Tambora
Satu hari di Indonesia
Makna permai memenuhi mata
Melebihi sutra hingga permata
Maka datanglah, jangan hanya dari
jendela
Tanah ini bak Atlantis nyata,
tak hanya di cerita-cerita
Ini Indonesia
Pertiwinya dicengkram erat Garuda
Ragam budaya satu suara
Berbeda-beda tetap satu jua
Kasih,
aku senang berada di tanah ini
Citra tropis selalu hangat
Dari timur sampai ke barat
Kasih,
aku suka negeri ini
Indahnya menyengat
Dari Pulau Weh hingga Raja ampat
Kasih,
Satu hari di Indonesia
Kau kan jumpai sebagian kecil dari
Nirwana
Kelilinglah denganku,
Indonesia menanti hadirmu
Indramayu, 17 Agustus 2018
Kertas Kosong
Apa Kabar Indonesiaku?
Oleh: sugiman
Kumendangar langkah tegap dan
suara penuh sorak dibumi pertiwi, aku brtanya apa itu ?
Aku juga melihat benderamu
berkibar tinggi disegala penjuru negri ini, aku semakin bertanya-tanya ada apa
ini ?
Ohh iya aku ingat, hari ini iyalah
hari kemerdekaanmu yang ke-73.
Pantaslah ibu pertiwi dipenuhi
kemeriahan.
Tapi bukankah semua itu hanya
kemunafikan ?
Bukankah hampir semua kekayaan ibu
pertiwi dikuasai asing ?
Tidakkah mereka melihat lahan dan
rumah-rumah rakyat digusur tanpa belas kasih ?
Inikah kemerdekaan ? Apa
kemerdekaan cukup dengan teriakan saja ? Padamu aku bertanya !
Indonesia, 17 Agustus 2018
Goresan Pena Andi
(Tanpa Judul)
Lalu, kepada siapa
"merdeka" akan di-serukan?
Bila yang tua mati, yang muda
menghancur-leburkan.
Bila yang dulu bertumpah darah tak
ada lagi,tinggal cerita di tiap-tiap halaman buku sejarah, dan foto-foto usang
pada dinding museum.
Lalu, kepada siapa
"merdeka" akan di-serukan?
17 Agustus 2018
Lusi Deborah
Kado Agung Tuk Pertiwi
Merdeka adalah kado dari
putra-putri bangsa,
didapat dengan menukar keringat,
darah, dan nyawa,
kita, juga anak-anak nagari,
menjaga utuh NKRI,
adalah harapan pertiwi,
kado impian ini,
semoga bukan mimpi.
Cilincing, 17 Agustus 2018
Vinni Hapiah
Merdeka!
Merdeka!
Merah putih dikibar
Lagu kebangsaan Indonesia raya
mengalun
Tangan hormat
Merdeka!
Bersatu, bersama, dalam Indonesia
Merdeka! 17 Agustus
Tasikmalaya, 17 Agustus 2018
Ay Scout (Mubayyamah)
Negeriku Sudah Final
Negeriku berlumuran darah dan
bernafaskan arwah pahlawan dengan cintanya
Negeriku merdeka bukan oleh satu
orang, satu kelompok, satu suku, ataupun satu keyakinan
Negeriku merdeka oleh perjuangkan
bangsa indonesia yang ramah dan menghargai kebhinekaan
Kami punya idiologi yang
menyatukan perbedaan tidak merampas hak kaum minoritas dan menjunjung kaum
mayoritas
Negeriku sudah final karena
perjuangan bangsa indonesia dan untuk seluruh bangsa indonesia yang beragam
Ya Negriku Republik Indonesia yang
tidak akan rergantikan dan akan tetap terjaga layaknya sangsaka merah putih
yang akan tetap berkibar di seluruh pelosok negeriku
Pamekasan , 17 Agustus 2018
Nurul Istiya
Negeriku Lahir Kembali
Detik ini negeriku lahir kembali
di antara kemarau
yang menghembus bumi
Negeriku lahir kembali dari rahim
beribu kobaran api
di degupan jantung pemuda-pemudi
Detik ini gema merdeka memecah
bentangan langit lepas
Membangkitkan arwah pahlawan dalam
kidung perdamian
Trotoar gemetaran menampung
lantunan doa kemerdekaan
Pemalang, 17 Agustus 2018
Ahmad Ridwan Wanderer
KITA BELUM BERDEKA
Urat lidah manamu yang berkata
kita telah merdeka?
Sementara tangan-tangan jail masih
memperkosa hak rakyat
Penguran makin merajalela,
Anak-anak kelaparan,
Dan yang di atas !
Sedang asik tertidur
Lalu itukah yang kau sebut dengan
kemerdekaan?
Kendari 17 Agustus 2018
Wira Ganda
17 Agustus
Hari ini tepat kita merayakan
kemerdekaan
Hari di mana bangsa ini
Merasakan kebebasan
Air mata
Penderitaan, penyiksaan, dan
kesedihan
Dialami dengan sangat lama
Tiada siang hari yang cerah yang
dapat dirasakan
Tiada malam hari untuk
beristirahat dengan tenang
Saat para pejuang nusantara
tersadar
Bahwa hari yang di jalani
Adalah sebuah penjajahan
Mereka pun bangkit
Mereka berjuang dengan sepenuh
tenaga
Hingga nyawa menjadi taruhanya
Hanya untuk penerus bangsa
Agar penerus bangsa
Bisa merasakan kemerdekaan
Yang sangat mereka nantikan
Hari ini kami merayakan
Mengingat, dan mendoakan
Semua perjuangan para leluhur kami
Semoga semua para pejuang
nusantara
Baik yang di kenal
Maupun yang tidak di kenal
Di terima di sisimu
Dan melihat para penerusnya
bahagia
ALFATIHA
Nurfatimah Rachmasari
Para Pahlawan Bangsa
Segala apapun telah dipertaruhkan
Dari tumpahnya darah hingga
hilangnya nyawa
Mereka yang perjuangannya hebat
tiada tara
Bagaikan mutiara yang sungguh
berharga
Diberantasnya musuh-musuh bangsa
Hanya dengan bambu runcingnya
Yang mampu mengalahkan dan
mematahkan serangan
Hingga berhasil memenangkan
perlawanan
Hanya satu cita-citanya
Hanya satu keinginannya
Ya, Indonesia harus merdeka
Indonesia harus tetap Jaya
Indira Aurora
Gema Rinduku.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Mereka berseru, dengan semangat
'45.
Bunda kata, untukku tiada merdeka.
Melihat sang Merah Putih berkibar
di langit biru.
Mencium aroma tanah airku.
Menyerukan kata Merdeka
Indonesiaku.
Lalu, aku lenyap dibunuh rindu.
Semarang, 17 Agustus 2018.
Dewi Untari Suseno
BOLEH BERTANYA?
17 Agustus, hari perayaan
kemerdekaan RI, bukan?
Merah putih sakral mewarnai negeri
Arak arakan parade karnaval
berdandan aneka rupa
Diantara pakaian adat daerah
seluruh nusantara,
Mengapa bermacam figur setan
selalu turut serta?
Makna apa di balik ini semua?
17 Augustus 2018
Nugrah An'nisaa
Sukacita Bangsa
Suara proklamasi menggema
mendamaikan jiwa
Kibarannya menerbitkan sebuah tawa
Memunculkan seonggok rasa bahagia
Kemerdekaan membawa sejuk bak
pawana
Negeri sudah tenteram merdeka
bangsa Indonesia
Telah tujuh puluh tiga tahun
lamanya
Namun atma tetap bernostalgia
penuh bangga
Kolaka Timur, 17 Agustus 2018
Yosphina CL
Cita-Cita Kemerdekaan.
Pada dada para pahlawan; pekik
kemerdekaan membuncah
Gerak langkah serentak
Mengibarkan Sang Saka Merah Putih
Kini ... di bawah langit Indonesia
kami berjuang mengukir prestasi
Bercita-cita membawa negeri
tercinta pada puncak kejayaan tertinggi
Serupa Sang Saka Merah Putih yang
dikibarkan oleh para pahlawan negeri
Merdeka atau mati ... auman
kemerdekaan tetap di hati
Raha, 17 Agustus 2018
Nur Aviva
Sepucuk Impian
Merdeka kami bukan sebatas bibir
tersenyum
Namun ada gemintang di atas tebing
curam; menghembuskan impian
Perihal kerja kupas, kerja keras
pun kerja tuntas
Saling lirik-menilik lika-liku
tuntunan
Angin sampaikan merahnya lidah api
Bumi kenang putihnya tulang kami
Pada semburat senja yang kian
menggempur dinding pembatas negeri
Gunungkidul, 17 Agustus 2018