Puisi-Puisi tentang Kemerdekaan (7)
Puisi-puisi tentang kemerdekaan di bawah ini diambil 'apa adanya' dari naskah tulis "Puisi Spontan Kemerdekaan" yang diadakan oleh TareSI Publisher melalui komentar fanspage facebook TareSI Publisher mulai 16 sampai 18 Agustus 2018. Sayembara tersebut dibuat untuk menyambut dan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
---------------------------------------------
Dhedi R Ghazali
Barangkali Kita Lupa, Merdeka Itu
Luka
kita berteriak: MERDEKA!
dan merah-putih jadi seperti
langit
di bawahnya: tanah yang kita pijak
berderak
dan makam-makam membisu
kita, kemudian sibuk
bersuka-cita entah untuk apa,
dan untuk siapa?
barangkali kita lupa bahwa:
merdeka itu Luka,
merdeka itu darah,
merdeka itu remuk tulang
kita, masih saja sibuk
berpesta hingga larut malam
sementara makam-makam itu berkata:
nikmatilah Firdaus yang kuberikan
Yogya, 2018
Yusuf Abd
DARI HATI
Dan hari ini bumiku menggema
Teriakan, hempasan, serta
penindasan yang dulu membuat derita
Tergantikan oleh suka cita dan
semangat kemerdekaan
Bumi pertiwi, tanah air yang kini
kita selalu agungkan
Benarkah benar-benar selalu kita
benarkan
Atau hanya citra yang ingin
diterbangkan
Padahal isi hanya hampa yang kau
tanamkan
Wahai negeri yang aku cintai
Padamu akan ku baktikan diri
Ini dari hati
Yusuf Hidayat
INDONESIA MERDEKA
17 Agustus 45 Indonesia merdeka
Diproklamirkan Bung Karno dan Bung
Hatta
Dibantu do'a para ulama
Disokong darah para syuhada
Hari ini 73 tahun usiamu
Rakyat berharap hidup makmur
sentosa
Walau sampai kini itu belum nyata
Ciamis, 17 Agustus 2018
1
Muhammad Lefand
PEMUDA INDONESIA
Sumpah menjadi janji pada pertiwi
Darah dan nyawa sebagai bukti
Merah putih berkibar di dada
Indonesia adalah harga merdeka
Darah merah tumpah di medan
perjuangan
Peristiwa hotel yamato dalam
ingatan
Merah putih berkibar jaya
Pemuda garda terdepan Indonesia
Jember, 17 Agustus 2018
Nurul Yaqin
Kiprah Kemerdekaan Masa Kini
17 Agustus yang kita nantikan
Kini tersenyum dihadapan
Namun apa gerangan yang mesti
dilakukan
Tegak sang saka menyerukan
kemerdekaan
Bukan tentang penindasan yang
berlumur darah
Bukan tentang bambu runcing di
tangan rakyat jelata
Namun ini, Tentang kiprah
kemerdekaan masa kini yang bukan basa-basi
Bondowoso,17 Agustus
Rindi Prameswari
MERDEKA.....
Aku berdiri dihadapanmu
Seraya memberi hormat
Mengingat mereka yang telah gugur
Demi negeri tercinta ini
Atas nama bangsa Indonesia
Aku serukan
MERDEKA,MERDEKA,MERDEKA
Dirgahayu Republik Indonesia
Pemalang, 17 Agustus 2018
Burhan
SUTRA SAKA TERBANG BERSAMA GARUDA
hari yg gelap tak kunjung terang
keyakinan terambang gamang
di sela sela peperangan pahlawan
berjuang
mengejar kemerdekaan yg telah
hilang
seruan mantra menggugah asa
teori jadikan kondisi yg
sesungguhnya
saat sutra saka terbang bersama
garuda
panorama merdekapun terukir di
pelepis mata
pintu misteri telah tertutupi
dan kini bangsa ini menjadi drjat
tertinggi
mimpi mentari kini di persembahkan
ilahi
yakni merdeka abadi sejati
Burhan 17 agustus 2018
Abinya Umar Abdurrahman (Jonson Effendi)
Merah Putih
dari bibirmu
akumengulum rasa
pahit getir
merah putih berkibarlah
meskipun anak cucu
masih suka ngompol
di celana Ibu Pertiwi.
Palembang, 16/08/2018
Irwendi Aliunir
KEMERDEKAAN
Merdeka, merdeka, merdeka!
17 Agustus 1945 telah
diproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia
17 Agustus 2018 masihkah negri ini
merdeka?
Kini!
Negri ini!
Tanah dan air nya di genggam
segelintir manusia
Kapan kemerdekaan negri ini 100%?
Depok, 17 Agustus 2018.
Cuk Ardi
MERDEKA ITU KITA
ketika kita
tulus berbakti
iklhas mengabdi
bagi negeri
tanpa pamrih itu ini
di situlah indonesia kita
merdeka
Indramayu 17 agusrus 2018
أيو ركزا
PERAYAAN PENJAJAHAN
Semua kepala sibuk dengan
perayaan, di mana-mana sorak sorai kebebasan
Lini masa sosial media macet foto
dan kata tua-muda
Gang-gang perumahan buntu; upacara
serta lomba-lomba
Aku tak bisa merayakan apapun
Kecuali penjajahan atas
kemerdakaanku:
Menikmati pagi di 17 Agustus dan
secangkir teh vanilla hangat tanpa kebisingan dan kepalsuan
Surabaya, 17 Agustus 2018.
Asep Imannudin
Makna Merdeka
Jika kemerdekaan adalah angin,
biarkan dedaunan gemulai menikmatinya
Jika kemerdekaan adalah air,
biarkan ikan berenang riang mengarunginya
Jika kemerdekaan adalah tanah
subur, pastilah tumbuhan berkembang dan berbuah
Jika kemerdekaan adalah api
biarkan ia tetap membara di dada kita
Agar darah para pahlawan, tak
tertumpah sia-sia
Bdg, 17 Agustus 2018
Laelatul FazRiyah
Terima Kasih
Hari ini saya berdiri ditengah
lautan manusia.
Menyaksikan Sang Merah Putih
dikibarkan.
Mendengarkan lagu Indonesia Raya
dilantunkan.
Terima kasih untuk para pahlawan
yang sudah berjuang untuk kami.
Jika tidak ada kalian mungkin
sekarang kami tidak akan bisa melihat Sang Merah Putih dikibarkan dan Indonesia
Raya dilantunkan.
Kalian sudah berjuang dan kini
saatnya kami yang melanjutkan perjuangan kalian.
Dengan menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa.
Indramayu, 17 agustus 2018
I Wayan Budiartawan
Revolusi 1945 Belum Berakhir
Pejuang bertempur tahun 1945
Diplomat mengetuk hati PBB
Mempertahankan kedaulatan RI
Dari penjajahan asing
Kemerdekaan tercapai sudah
Semangat revolusi 1945 masih
bergema
Membangun negeri di segala bidang
Agar tidak tertinggal bangsa lain
Generasi muda pelopor pergerakan
Otak-otak pintar dan otot-otot
baja
Bersatu padu memajukan negeri
Menuju masyarakat adil makmur
Kemiskinan mesti dikikis
Pemilu hendaknya bersih dan jujur
Gerakan separatis harus ditumpas
Pelanggaran HAM tidak boleh
berkepanjangan
Bali, 16 Agustus 2018
Imam Budiman
Di Tanah Ini Kami Lahir dan Mati
aroma darah menguar di tanah
pertempuran
kemerdekaan tubuh bangsa capaian
akhir
tidak seorang pun dapat membantah
tubuh kami kelak akan berpulang ke
tanah ini
tanah di mana abah dulu menimbun tembuni*
kami sungguh mencintai segenap
anak-cucu
kami berjuang di ujung bambu la
hawlaa
Ciputat, 17 Agustus 2018
*bahasa banjar: ari-ari bayi
Chaa Sihotang (Maria Rosanita
Sihotang)
Untuk Pahlawanku
Saat Ini , Dinegeri Ini
Indonesia Sudah Merdeka
Bahkan Besok , Lusa Ataupun
Seterusnyaa Indonesia Tetapla Merdeka
Sungguh Banyak Perjuanganmu
Merebut Semua Bahagia Bangsa Ini
Bahkan Aku Tau Pasti Ini Semua
Hasil Kerja Keras Dan Jerih Payahmu
kekuatanmu,Kesabaranmu Tidak
Pernah Kau Hapuskan Dalam Dirimu
Harus Kusebut Apa Lagi Dirimu ?
Kuharap Semua Sakitmu Kelak
Terbalaskan Saat Melihat Kami Bangsamu Bersatu Mencapai Keharmonisan Negeri Ini
Medan,17 Agustus 2018
Rahila Adzkiya
Untukmu Indonesia
pada getar-getir di dada,
kupancarkan risauku ke langit sore,
seperti geletar sinar yang
menjalar, di dada senja yang gemetar
negeriku, yang tetap kujaga dalam
dadaku menjelma sayap-sayap waktu, membingkai syukur sepanjang usiaku
detak-detik rindu yang tiada
berhenti mendebarkan namamu, Indonesia
mungkin, seperti inilah rindu yang
kumaksud,
jalannya sudah sempoyongan,
tubuhnya gemetar,
tapi dadanya masih sanggup
berdebar
Allahu Akbar
merdeka bukan bebas apasaja
temaram senja berakhir, malam pun
tiba
di bawah tatapan lampu remang,
sepi mengajariku mencari terang
menggelayuti tubuhku, yang gigil
disunyikan malam
dan malam lebih terasa beku karena
rindu,
kepalaku telaga bening, dan kau
ikan yang tenang berenang,
dalam segala hal yang kurenungkan
sebab itu presidenku, aku masih
menjadikanmu api;
sebagai segala sesuatu, agar
menyala di kepalaku,
membara, menjilat lantai sunyi
dadaku yang renta dirundung pilu
agar sunyiku dapat memaafkan
kesedihanmu wahai pemimpin negeri,
agar ketabahanku bisa mendoakan
kebaikanmu penguasa nagari,
masuklah kau dalam sajakku,
menjadi susunan kata, menjadi
segala sesuatu,
segala hal yang kutuliskan, dengan
cara paling tabah
di antara puisi merdeka
puisi yang bersemayam dalam dada
kecemasanku,
ia tak pernah mengeluh, mendoakan
kebaikanmu
dirgahayu negeriku
Bogor, 17-08-2018