Puisi-Puisi tentang Kemerdekaan (6)
Puisi-puisi tentang kemerdekaan di bawah ini diambil 'apa adanya' dari naskah tulis "Puisi Spontan Kemerdekaan" yang diadakan oleh TareSI Publisher melalui komentar fanspage facebook TareSI Publisher mulai 16 sampai 18 Agustus 2018. Sayembara tersebut dibuat untuk menyambut dan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
---------------------------------------------
Supri Hadi
Merdeka untuk Semua
Kian banyak penduduk
Perlu pangan, sandang, papan
Sudahkah tercukupi?
Masih ada pengangguran
Masih ada gelandangan
Mereka belum merdeka
Penajam, 17 Agustus 2018
Adie Alamsyah
Merah Putih di Atas Kepala Pertiwi
Darah yang tercecer kini mengalir
dalam nadi
Tulang yang terkubur putih kini
tetap suci
Bersatu dalam sanubari merah putih
Yang terlihat berkibar begitu
berani
di atas kepala pertiwi
(Depok, 17082018)
Atek Muslik Hati
TANGIS IBU PERTIWI DI HARI
KEMERDEKAAN
Ibuku sedih berurai airmata ; tak
mampu diseka lagi,
Sesama anak-anak bangsanya
berhujatan saling iri dan dengki
saling memaki dengan kata-kata
kotor dan keji
Korupsi kolusi dan nepotisme
mencengkram bahunya yang mulai rapuh
Narkoba cimeng dan ganja tertumpuk
di dapur kotornya yang belum sempat ia bersihkan
Tak kuat lagi ia melangkah karena
beban semakin sarat, meski hari kemerdekaan telah ia genggam!
"Merdeka katamu?"
matanya yang kuyu menyala penuh amarah, menatap tajam kearah pemilik suara yang
meneriaki kata m e r d e k a!
"Sesama anak-anakku, kalian
saling menjajah! Masih berani sebut kata merdeka!?" sinis ia singkap
bendera merah putih lusuh hampir bolong-bolong dengan warna merah yang tak
nampak merah, kusam, kumal berdebu pula, bersender pasrah di tepian gerbang,
lalu ia ikat di kepala dengan rambutnya yang sudah tak tampak hitam lagi!
Praya Lombok 170818
Mas Marco KartoDi
Kopi untuk Merah Putih
Kopi untuk Merah Putih
Ini pagi !
17 Agustus 2018
...
Merah putih basah
Kemarau telah menggenapi janji
...
Hal ,
bening
embun-embun
Ini pagi !
17 Agustus 2018
...
Merah putih menanti
Hangat segelas kopi
...
Berjanjikah kita?
Blora , 17 Agustus 2018
Sastra Titik Koma
Ibu Pertiwi
Anak - anak bermain riang
tanpa tahu sekarang hari apa
Di bawah kibaran bendera
ada murid yang hormat
dihukum Ibu gurunya
Probolinggo, 17 Agustus 2018
Nong O'nong
Panjat Pinang
Kita berlomba-lomba
memanjat kemerdekaan
yang terpajang di bawah langit
Sedang tiang bendera itu
semakin menusuk ke perut bumi
Nong, 17 Agustus 2018
Helmy Tanjung
Merdeka Itu
Merdeka itu begini
: kau senyum lepas pada hamparan
padi menguning
Lalu obrolan tentang angin
bercampur kopi pagi hari
Bukan tambang-tambang lepas
terjual
Sedang kita saling menarik tambang
menjatuhkan
Menjerat leher kawan
Budi Hartono
Jaga Kemerdekaan
Lantang kuteriakkan merdeka
Sebuah kata yang sulit dicapai
Hasil keringat para pejuang
Mari bung jaga pertiwi
Di bawah cakrawala kita
pertahankan kemerdekaan ini
Merdeka
Mamuju Tengah, 17 Agustus 2018
Anis Maria Ulfa
Akar yang Tak Pernah Mati
Bila saja bisik rindu cukup `tuk
sampaikan serat ujaranku
Takkan aku termangu bisu menatap
gambar-gambarmu memudar
Bila saja masa demi masa sanggup
menggantikan kokoh semangat juangmu
Takkan habis usiamu terbakar
secepat sumbu
Aku, nyawa baru di era orde baru
Hanya mengenang `pabila datang
sehari penuh arti berlantunkan "Indonesia Raya"
Mengingat mereka ... yang takkan
pernah lenyap bak akar menjalar yang takkan pernah mati
Tumijajar, 17 Agustus 2018.
Anii Lhesstarry
Sembilan Belas Empat Lima
Proklamasi
"Merdeka, merdeka,
merdeka"
Sorak bangsa dimerdekakan
Diiringi barisan rapi sebagai
penghormatan
Di puncak tertinggi sang saka
dikibarkan
Indonesia raya didengungkan
"Indonesia raya, merdeka
merdeka. Hiduplah Indonesia Raya"
Kebumen, Jum'at, 17 Agustus 2018
Ilal AngKe Ring
DI UJUNG TIANG
Naiklah jiwa ke ujung tiang
Berkibar dari revolusi ke revolusi
Bernapas di tengah badai dan angin
Didekap kemerdekaan nan hakiki
Lampung, 17 Agustus 2018
Dalle Doel
MERDEKA YANG HAKIKI
kemerdekaan bukan berarti
bebas menuntut apa yang dimaui
mengatasnamai hak asasi
.
kemerdekaan yang hakiki
mampu memenjara egoisitas diri
berlabel demokrasi hati
Bantul, 17 agustus 2018
Amrizal Jambak Jambak
MENGENANG PAHLAWAN
Ketika kubertanya
Pada siapa saja
Seumurku
Seumur anakku
Mereka tidak tahu tentang Sutan
Syahril
Mereka bingung mendengar nama Haji
Agus Salim
Mereka mengangguk-angguk bicara
soal Bung Hatta
Apalagi Antasari
Atau Bung Tomo
Aku jadi tidak mengerti
Tidakkah sama?
Sejarah yang kubaca
Dengan yang mereka pelajari
Atau itu menjadi cerita basi
Bisa jadi anakku bodoh dalam
mengenang pahlawannya
Bekasi, 17 Agustus 2018
Afrinaldi Yunas
BENAR-BENAR MERDEKA
Memang, aku kini telah merdeka
Engkau pun tahu itu sejak lama
Raga sudah tak lagi terpenjara
Diri ini bisa leluasa berkarya
Edannya, anak cucuku berebut kuasa
Kacau balau jadi akhirnya
Aku ingin benar-benar merdeka
Sindi Siva Nurmala
Merah Putih
Merah Putih gagah perkasa
Menyatukan harkat dan martabat
Rakyat Indonesia
Jiwa raga dipertaruhkan
Demi membela keutuhanmu
Darah mengalir membasahi bumi
pertiwi
Seruan kemerdekaan menggema
Tersiar keseluruh belahan bumi
Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !
Merah Putih tertancap di tiang
paling tinggi
Melanjutkan cita-cita perjuangan
pahlawan
Tak gentar walau berulang kali
terseret, tercabik-cabik, dibakar
Bahkan dikubur sekalipun
Jayalah bangsaku Indonesia
Dirgahayu ke 73
Merah Putih kan terus berkibar
Gusti Ayu Afni Ntp
AKU, KAMU, KITA BANGSA INDONESIA
Aku,,,
Bertanya pada diriku siapa aku?
Kamu,,,
Bertanya pada dirimu siapa kamu?
Aku,,,
Bertanya pada diriku apa bahasaku?
Kamu,,,
Bertanya pada dirimu apa bahasamu?
Kita satu saudara
Kita adalah satu,,,
Ya,,, satu,kita adalah indonesia
Benar benar satu,yaitu bangsa
indonesia
Aku,,,,
Ya aku,aku adalah indonesia
Kamu,,,,
Ya kamu, kamu adalah indonesia
Aku,,,,
Ya aku, bahasaku bahasa indonesia
Kamu,,,,
Ya kamu, bahasamu bahasa indonesia
Bergetar jiwaku
Berdegup kencang jantungku
Acap kali berkumandang lagu
kemerdekaan
Acapkali mendengar proklamasi
dibacakan
Kita satu saudaraku
Kita satu yaitu indonesia
Jiwa yg besar, jiwa yg teguh
Bangsa yg besar yaitu bangsa
indonesia
Kibarkan merah putih dijiwa kita
Nyanyikan indonesia raya di hati
kita
Teriakkan merdeka untuk bangsa ini
Teriakkan merdeka untuk indonesia
kita
Merdeka negriku
Merdeka bangsaku
Merdeka indonesiaku
Kita satu saudara yaitu bangsa
indonesia
Ubud 160818
Hveedha Vayzaa (Hafidatul Faisyah)
MAHAL
876 tahun lebih pertiwi bangkit,
Mengubur kelam kisah kolonialis,
Dirantai luka digenangi air mata,
Bersimbah darah pertahankan
bangsa.
Jaya negeri adalah ikrar suci,
Jangan kembali, gadaikan bumi
dengan sesuap nasi,
Karena merdeka itu mahal, tak akan
bisa terbayar sekalipun dengan urat nadi.
Pamekasan, 17 Agustus 2018