Puisi-Puisi tentang Kemerdekaan (4)
Puisi-puisi tentang kemerdekaan di bawah ini diambil 'apa adanya' dari naskah tulis "Puisi Spontan Kemerdekaan" yang diadakan oleh TareSI Publisher melalui komentar fanspage facebook TareSI Publisher mulai 16 sampai 18 Agustus 2018. Sayembara tersebut dibuat untuk menyambut dan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
---------------------------------------------
Alwinsyah Dalimunthe
Terimakasih untuk
Pahlawan
Sang surya akan
tertawa
Tepat pada hari
lahirnya indonesia
Para pahlawan
tersenyum bahagia
Hingga menembus
susunan cakrawala
Demikian dengan
generasinya
Akan gigih mengibar
sang merah putih
Seraya mengucap kata
untuk para Laskar ku Terimakasih
Kajang,16 Agustus
2018
Ida Siti Royani
Kemerdekaan Indonesia
Sambutlah hari
kemerdekaan Indonesia
Dengan penuh suka
cita
Kenanglah saat
perjuangan dulu
Sebagai wujud kita
mengingatnya
Terima kasih para
pejuang Indonesia
Berkat kalian
Indonesia merdeka
Dirgahayu Indonesia
Majalengka, 16
Agustus 2018
Zawan Khawarizmi
Kemerdekaan Abadi
Para penjajah pernah
menghampiri
Melulantahkan bumi
pertiwi
Menghadirkan luka pada
sanubari
Yang membekas hingga
kini
Namun semua telah
berhenti
Teks proklamasi jadi
saksi
Teraihnya kemerdakaan
nan abadi
Takalar, 16 Agustus
2018
Nurhidayah
Apa Arti Merdeka?
Mereka...
Merdeka...dan Merdeka
Apa arti merdeka?
Jika hanya diisi
dengan kemalasan
Di mana kita saat
negara ini hendak di jajah?
Mampukah kita
mempertahan kan merdeka? Mampukah kita berjuang demi merdeka?
Apa arti merdeka?
Jika kita tidak
bersatu
Bersatu membangun
negara ini
Bangkitlah anak muda
bangsa
Dan jadikan negara
ini merdeka sepanjang zaman
Siwa, 16 Agustus 2018
Susy Triani
Negeriku
Negeriku
Yang damai meski
berbagai suara polemik berkumandang
Esok saatnya
mengenang sejarah
Esok saatnya mengobar
semangat patriot
Esok saatnya
mengembara menyuarakan kemerdekaan
Negeriku
Sang merah putih
berkibar mesra
Melambai tertiup awan
Risqi Z
Aku Disini
Aku berdiri di tengah
bising kota
Menatap sekitar
lantas tersenyum
Aku tersenyum
ditengah bising kota
Menatap pijakan lantas
temenung
Aku termenung di
tengah bising kota
Menatap langit lantas
berbisik lembut
Dirgahayu Republik
Indonesia
Pemalang,16 Agustus
2018
Denis Hilmawati
GEMPITA MERAH PUTIH
Pekik Merdeka dari
dalam dada
Menggetarkan seluruh
isi jiwa dan raga
Akankah Bumi Pertiwi
tercinta makmur seperti harapan kita?
Tanyakan pada hatimu.
Apakah yang telah
kamu perjuangan untuk bangsamu?
Sebelum kamu menuntut
hakmu dari tanah air kita.
Merdeka!
Bekasi, 16 Agustus
2018
Denis Hilmawati.
Selamat Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia yang ke 73.
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
Muh Zaky Al-Garuty
JEJAK SYAHID YANG
TERLUPAKAN
Rona senjapun
perlahan temaram,
jingganya meredup
nyaris padam,
berhamburan peluru
dan senapan,
merobek jantung
torehkan kematian.
Tubuhnya hancur lebur
terbujur kaku,
seonggok pesan akhir
di bibir layu,
seakan dia berbisik:
"kutitipkan negeri ini pada-Mu"
kini jasadnya
terkubur tiada yang tahu.
Tintamu adalah darah,
yang tertulis
dibelantara juang,
meranggas dengus
nafasmu dalam syahid,
yang meraung mengusir
bengis penjajah.
Kini darah itu telah
kerontang,
membeku, membisu,
bersemayam tanpa pusara,
yang tersemat pada
harapan negeri.
Sungguh sayang, kini
puing perjuangan tak lagi mewarisi anak negeri.
Pertiwi menangis lagi
kawan!
jika jejak juang,
lumur darah, regang nyawa,
hujan duka dan air
mata,
tak lagi diisi,
dengan budi pekerti anak negeri.
Lembah Cikuray
16-08-2018
Derix Al Kosamby
Sajak untuk Bung
Karno
Bung, atas nama
kemerdekaan kuucapkan terima kasih atas jasa-jasamu
Namum ijinkanlah
kusampaikan padamu
Tentang kondisi tanah
air kita akhir-akhir ini
Aku merasa rakyat
kian terpeta
Dan bingung dengan
dagelan yang tidak berujung
Bung, benar juga
katamu, Perjuanganmu mudah karena mengusir penjajah, perjuangan kami sulit
karena melawan bangsa sendiri.
Bung, kita belum
merdeka!
Sixsence (Siti
Maisaroh)
Berkibarlah benderaku
Merah putih warnamu
Setahun sekali
berkibar
Menunjukkan perayaan
Kemerdekaan
indonesiaku
Berbagai ajang di
persembahkan
Untuk menyambut hari
merdekamu
Merdekalah selalu
tanah airku..
Probolinggo,16
Agustus 2018.
Ali Hasan Assidiqi
Opera Kemerdekaan
Indonesia
Rengasdengklok adalah
awal kisahnya
Chaerul shaleh adalah
nama pejuangnya
Berjuang tanpa gerah
demi nusantara
Meyakini Soekarno
dalam mewujudkan kemerdean adalah keinginannya
Satu malam adalah
waktu membuat terks sejarahnya
Satu hari dibuat
menetes air mata karena kebahagiannya
Itulah opera
detik" kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah nama dan sejarahnya.
Malang, 16 Agutus
2018
Ninik Nurhasanah
Inikah Merdeka?
Dulu...Semarak
bahagia saat proklamasi
Kemerdekaan akhirnya
ternikmati
Namun,lihatlah kini
Kebahagiaan itu
terasa tidak dimiliki
Disaat tanah terasa
sempit untuk di tempati,tertidurpun di kolong jalan-jalan sunyi
Saat kebahagiaan
dinikmati mereka bukan kita
Sebuah tanya muncul
seketika,inikah arti merdeka?
Garut,16 Agustus 2018
Wuwu Wulana
Berjuang Tuk Merdeka
Bertumpah ruah darah
juang
Berceceran hingga
mengering
Pantang menyerah tuk
menyerang
Menghabisi para
bumerang
Ayo ... Ikutlah
berjuang!
Jangan berdiam atau
nyawa melayang
Teriakkan MERDEKA
seutuhnya sekarang!
Pekalongan, 16
Agustus 2018
Achmad Putra Bali
(Ahmad Syari'in )
Di Bawah Naungan
Indonesia
17 Agustus 1945
adalah sejarah bangsa Indonesia merdeka,,,,
Bukan aku, Bukan pula
engkau, melainkan mereka,,,
Yang rela syahid demi
kedaulatan Pribumi dan Bangsa Indonesia,,,
Mengusir Penjajah
dengan bambu runcing sebagai senjata,,,
Berkah semangat juang
yang terus berkobar nan menggelora,,,
Merah Putihpun dapat berkibar
di angkasa raya...
Sejak itu, Rakyat
pribumi menjadi sejahtera dibawah Naungan Indonesia,,,
Lombok Timur, 16
Agustus 2018
Emroni Sianturi
BANGKIT DAN
BERKIBARLAH
Katanya merah adalah
darahmu
Dan putih adalah
tulangmu
Tapi mengapa tak
menyatu-- dua warna itu
Pernah dengar penyair
mengajakmu dengan kata
"Boeng ajo
boeng"
Jangan lupa kau mesti
tambahi suara dengan lantang
"Bankit dan
berkibarlah merah-putihku"
Kalibuntu, 16 Agustus
2018
Soekayat Jr.
(Mohammad Muslih)
AKU SUDAH JAYA
Menetes air berdarah
Basah tiada kalah
Membasmi
unggas-unggas penjajah
Berdebar karena
berkibar
Sang saka menari-nari
membawa kabar
Aku sudah berjaya,
dan kejayaan sudah tuhan wasiatkan
Tunggu apa lagi
pemuda, bawalah aku ke benderangnya peradaban.
Rembang, 16 Agustus
2018
Akd Aisyah
INDONESIA SURAM
BERWARNA?
Hentak..
Pantas kah negeri
hiruk pikuk ini merdeka?
Hentak...
Di pusat lubang
egois,bergores dusta..
Hentak..
Dimana kata IKA ,bila
bhinneka terus di perdebat kan..
Hentak...
Sayang seribu sayang,peluru
rezeki di makan tetangga..
Hentak...
Tikus kaya
berkeliaran menjual janji...
Hentak...
Jangan menangis wahai
nisan pendobrak...
Hentak hingga
berserak...
Tuhan masih beri
tangan malaikat untuk menjadi negeri martabat dengan rakyat yang erat...
Hentak ,hingga roboh
suram..
Menjadi Indonesia
berwarna