Puisi-Puisi tentang Kemerdekaan (10)
Puisi-puisi tentang kemerdekaan di bawah ini diambil 'apa adanya' dari naskah tulis "Puisi Spontan Kemerdekaan" yang diadakan oleh TareSI Publisher melalui komentar fanspage facebook TareSI Publisher mulai 16 sampai 18 Agustus 2018. Sayembara tersebut dibuat untuk menyambut dan merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
--------------------------------------------
Winakim (A.Nurwina)
Telah Merdeka Indonesia-Ku
Bumi Nusantara kembali
memperingati hari kemerdekaannya
Riuh suara pemuda menggema
dimana-mana
Merdeka, tangis haru meluncur
tanpa suara
Membasahi pipi yang kian merona
Ulang tahun indonesia yang ke-73
kembali terselenggara
Menjadi bukti nyata bahwa
Indonesia sepenuhnya telah merdeka
Pertumpahan darah di bumi pertiwi
kini tertinggal menjadi sejarah
Kolaka Timur, 18 Agustus 2018
HamdaNiah
Kemerdekaan Indonesia
Merdeka!
Bertalu-talu suara semarak
mencambuk semangat anak bangsa
Membuncahkan rasa terpendam yang
terkubur di dalam jiwa
Mendidih darah ini mendengar sakral
kata yang bergema
Memikirkan semangat juang pahlawan
yang berhasil merebut tahta Indonesia
Air mata, kelaparan, haus dahaga,
dihapuskan dengan sejuknya kata merdeka
Kini, kita hanya bisa melanjutkan
perjuangan mereka dengan menyematkan kata merdeka Indonesia
Banjarmasin, 18 Agustus 2018
Desi Harni
Tentang Surabaya
Semasa berabad - abad
melalui ketidakmerataan
menerangi lembah dan gua serta
iman
melintasi tajam karang dalam diri
demi.. memanjat pinang merah putih
demi.. menjemput kebebasan
tentang surabaya.. Silam
lamongan, 18 agustus 2018
Hasmi Hadi
MEREKA YANG TELAH MATI
Lalu apa yang akan kita kenang?
Mereka yang mati bersama
Mengubur jasadnya di mata
Atau mereka
Menggali tubuhnya menjadi cerita
saat pagi dan
Senja
Sumenep, 18/8/2018
Manikrara Santina Dewantari
Jayalah Negeri Kita
Merah adalah kekuatan jiwa
Putih adalah kelembutan raga
Bersatu padu menjalin keakuran
yang membara
Setelah penjajah kabur dari negeri
yang merdeka
Kini bangsa kita dijajah oleh
rakyatnya sendiri
Cekcok di mana-mana, musuh
seakan-akan tiba
Mari selamatkan Indonesia kita
dari ancaman yang bertubi-tubi
Jayalah negeri kita, bangunlah
bangsa kita
Yogyakarta, 18 Agustus 2018, 08.28
WIB
Velvel (Felia Amalia)
Dirgahayu Indonesiaku
Kini telah tiba saatnya
Di mana merah putih berkibar
Tinggi pada tempatnya
Menatapnya dengan haru
Tak ada lagi tatapan sendu
Yang mengiris kalbu,
Dirgahayu Indonesiaku
Cirebon, 18 Agustus 2018
Mahfud RD
Bung!
bung, lihatlah, bung!
bukankah merdeka telah tunai
derita telah usai?
lantas warisan mana
yang menanam saling tikam
kepada saudara sendiri, bung?
Bantul, agustus 2018
Suyanto
TAK HABIS PIKIR
teks proklamasi dibacakan pagi ini
17 agustus 2018, 73 tahun lalu
lelehan air netra, tumpah darah
meruah
terbayar sudah
tunai segala harap pinta
merdeka dari penjajah
lega udara bumi Indonesia
aku tersentak menahan geram
tahun ini kemerdekaan terasa muram
dua kubu saling bersitegang
umpat kampret dan cebong mengalir
bergelombang
hujat sana cela sini
saling hina saling caci
lupa saudara sendiri
aku prabowo, dia jokowi
mestinya legowo bukan ego sendiri
berlomba bukan bertanding
bersama walau tak bersanding
teruskan kebaikan
ubah keburukan
negeri indah
negara merdeka
usah menyalahkan, mari jadi suluh
penerang
hormati keberagaman
hargai pilihan
merdeka itu kebebasan
segenggam harap sebongkah doa
setangkup semangat untuk hijrah
kemajuan akan niscaya
Babel, 17 Agustus 2018
Alesha Zahra E
Dialog di Depan Cermin
Merdeka!
Mungkin masih ada yang berseru
dengan nada tanya
Tapi apa salahnya berjuang
untuk kemerdekaan sejati
Menyumbang dengan tenaga, dana,
karya dan prestasi
Bukan dengan kritik tanpa solusi
Juga bukan merdeka, bebas tanpa
batas hingga bablas
Kataku pada diri sendiri yang
masih diam bungkam
Malang, 18 Agustus 2018
Sunaryo JW
PERSPEKTIF LAIN
Dik, kalau kau ingin tahu
rupa kemerdekaan itu
mainlah ke penjara;
pastikan kau masuk ke
sel mantan pejabat: kerna
di situlah letak kemerdekaan
yang kaucari selama ini.
Padangsidempuan, 17 Agustus 2018
Arrachel Lotusca (Sri Ayu)
Merdeka Indonesia ku
Merdeka!
Itu bukan sekadar kata-kata
Bukan juga sekadar sejarah
Melainkan satu kata seribu
terjemah!
Rakyat yang makmur, tanah yang
subur
Merdeka Indonesia ku!
Teruslah berjuang dalam syukur!
Tebing-tinggi, 18 agustus 2018
Pemanah Rasa
KISAH INDAH BUMI PERTIWI
17 Agustus 1945
Tangan-tangan perkasa bersorak
Terbayar sudah tetesan darah
perjuangan
Lahirlah bentangan kedaulatan jiwa
Nusantara
Merah putih..
Berkibar di tiang kehormatan
Garuda..
simbol keperkasaan bumi pertiwi
Saat ini tak akan kubiarkan secuil
luka lalu terbuka kembali
18 Agustus 2018
Hayat AbiCikal
UNTUKMU INDONESIA
Aku ingin berseru
Tanpa sedikit pun ragu
Sebenar-benar merdeka
Tanpa ada tanda tanya
Merdeka!
Bukan--merdeka?
Tangerang, 18 Agustus 2018
Daviatul Umam
MERAYAKAN KEBOHONGAN
bendera memanjat angkasa
roh-roh juang berkibar di sana
mulut berbusa cinta tanah-air
lagu kebangsaan menderu-deru
tapi udara tetap saja bau anyir
negeri dalam diri rapuh sungguh
yang merdeka adalah pendusta
Sumenep 17 Agustus 2018
Yetty Mardiana
Negeri Ku
Lemah jijik bagai cacing
Tertindas melas bak orang asing
Padahal itu tanah ku yang buming
Tapi rayap menjadikan genting
Hari ini bukan lagi cacing
Tapi Garuda gagah telah launching
Karena Indonesia Merdeka telah
berdering
Kebumen, 17 Agustus 2018
Achmad Nadzir
Anugerah Kemerdekaan
Kemerdekaan NKRI adalah anugerah
Ilahi.
Anugerah yang menjadi harga mati
bagi segenap anak negeri.
Merdeka dari penjajah yang
menyakiti dan membuat derita negeri.
Merdeka dari pencari kuasa yang
berambisi, buta, dan tuli.
Merdeka bagi penduduk negeri dalam
mengamalkan Pancasila tanpa intimidasi.
Mengisi kemerdekaan ini dengan
pengabdian dan prestasi.
Prestasi yang membahagiakan para
pejuang dan pahlawan negeri ini.
Sufyan Abi Zet
KEMERDEKAAN
kemerdekaan ialah kita,
anak-anak hujan yang berlarian ke
telaga
lalu ke samudera.
kemerdekaan ialah kita,
anak-anak hujan yang dilahirkan
dari rahim samudera.
Topote, 17 Agustus 2018