Puisi-Puisi Kuswanto Ferdian
Malam-malamku terdiri
dari biji keringat
Dari hingar bingar
kota
Dari pengamen
Dari pengemis cilik
Hari-hariku berasal
dari bau tubuh yang kecut
Dari abang-abang becak
Dari pedagang buah di
pinggir jalan
Dari tukang cukur di
persimpangan alun-alun kota
Maaf, tak ada hari
rindu untukmu
Bahkan hari minggu
sudah kuhapus dalam kamus percintaanku
Aku sedang di kejar
waktu
Doa'kan aku
Semoga lekas
Mempersuntingmu
Gema Takbir dalam Tangis
Sebentar lagi sudah lebaran, Bu
Di saat anak-anak yang lain begitu riang di belikan
baju baru
Kenapa aku begitu meriang menahan rindu yang membatu
Sebentar lagi sudah lebaran, Bu
Di saat anak-anak yang lain begitu gembira
menyambut-Nya
Mengapa aku begitu terluka menahan rindu yang terus
menganga
Sebentar lagi gema takbir berkumandang, Bu
Di saat anak-anak yang lain begitu senang menyalakan
kembang api yang bertaburan di langit
Aku justru begitu sedih menahan kembang rindu yang
bertaburan di hatiku
Sebentar lagi gema takbir akan berkumandang, Bu
Dan sebentar lagi pula gema tangis juga ikut
berkumandang
Dari pelupuk mata mungil anakmu
Yang sedang mengaji di samping kuburmu
Kuswanto Ferdian mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Trunojoyo Madura ini aktif di UKM Teater Sabit UTM dan sebagai pelatih teater di SMAN 5 Pamekasan. Beberapa karya cerpen dan puisi dimuat dalam beberapa buku antologi puisi
bersama dan antologi cerpen. Kontak: mazwan476@gmail.com /081252742943.