Puisi-Puisi Daffa Randai
Tragedi
ini pekan
pertama aku bertamu
ke pasar
pascakesedihan sewindu yang lalu.
selepas darah
ibu, melumasi ruas jalan
dan abu
kembali bertabur mencemari keheningan.
tulang
belulang berserak dan kain-kain baju
─yang luput diperabukan
waktu
semacam
menunggalkan tanggal sejarah
mengenang hari
haru yang sama sekali tak indah.
ini pekan
pertama aku bertamu
ke pasar
pascatragedi sewindu yang lalu.
selepas
tubuhku diperhangus paksa
dan kembaliku
bercerita, sudah tanpa nyawa
Yogyakarta, 30 Juni 2018
Hari Besar Kesedihan
sebilah rahasia, di jantung kata-kata
dan berita kepergianmu;
hari besar kesedihan─cuaca hati paling haru.
lagu sunyi; cericit angin, tangis burung, dan
derit kepak kupu-kupu, perayaan perasaan
unggun iklim paling pilu.
keping rahasia, kerjap jarum arloji,
dan cemas-kemasan rasa;
detik tunggu bagi ruapnya air mata.
lalu bunyi: mesin-mesin kapal, deru dan derai kepul asap,
benturan ombak, dan laut kerelaanku yang dangkal;
karang penghalang─kepergianmu,
mau tak mau harus diputus-akadkan.
Yogyakarta, 30 Maret
2018
Tatkala Kita Sudah Saling Mencintai IV
/1/
tatkala kita
sudah saling mencintai,
dalam hidup,
aku sama sekali
tak
membutuhkan apapun, kecuali
secangkir
senyummu terseduh
sekaligus tak
tersudahi
di hadapanku,
tanpa tapi
; tanpa perlu
yang lain-lain.
/2/
di meja makan,
sederhana saja
aku tak piawai
menuntut
untuk kau
sajikan segala-gala.
kau cukup
duduk di kursimu,
dan aku akan selalu
berada di hadapanmu.
dengan begitu,
mudah-mudahan
kesehatan bagi
hatiku, hatimu juga
; dapat
terjaga sehari-harinya
/3/
tatkala kita
sudah saling mencintai,
usia dan
angka-angka biarlah
kita pikuni
sebaik dan setuntasnya.
sebab satu
yang kita imani,
menjadi tua
sama halnya
melapukkan
kebahagiaan-kebahagiaan
yang sama
sekali tak pernah kita inginkan.
/4/
di kamar
tidur, telah kutiadakan
sisir, bedak,
juga alat perias yang lain.
sebab
melihatmu bersolek
sekalipun
hanya di hadapan cermin
itu bagiku
sudah neraka.
di samping
hal-hal lainnya
yang sama
sekali tak aku suka.
Yogyakarta, 23 Juni 2018
Hari Tua
aku menanti
hari jauh,
yang sama
sekali belum tersentuh,
oleh kita,
oleh siapapun; hari di mana tuaku dan tuamu
bakal terkemas
dalam satu mangkuk yang sama.
dan oleh sebab
itu, agaknya: menua dan bahagia
dengan kau
ialah sebaik-baik pilihan.
Yogyakarta, 1 Juli 2018
Daffa Randai, lahir di Srimulyo, Madang Suku II, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 22 November 1996. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Beberapa karyanya tersiar di koran Sriwijaya Post dan media daring seperti: jejakpublisher.com, tembi.net, kibul.in, sukusastra.com, tulis.me, lampungmediaonline.com, binisbelta.id, takanta.id, dan lain-lain. E-mail: randaidaffa22@gmail.com, Instagram: randaidaffa96, Facebook: Daffa Randai, Ponsel: 0822-8245-2892.