10 Nominasi Puisi Spontan Kemerdekaan Terbaik
Setelah kami membaca dan
mencermati semua naskah puisi peserta yang masuk sesuai syarat dan ketentuan
yang berlaku (seperti maksimal 7 larik, deadline, dan lainnya), akhirnya kami memilih
10 Nominasi Puisi Spontan Kemerdekaan Terbaik. Sepuluh puisi tersebut akan kami
diskusikan lebih lanjut untuk memilih 3 puisi terbaik.
Kami juga terbuka pada pilihan
yang diusulkan publik, puisi mana saja dari 10 nominasi ini yang tepat dijadikan
sebagai 3 puisi terbaik. Silakan memberi komentar berupa usulan pilihan, boleh
disertai dengan alasan.
Berikut 10 Nominasi Puisi Spontan
Kemerdekaan Terbaik:
1. Maulana Abraham
ESOK HARI KEMERDEKAAN
Aku tidak tahu apakah kau esok
akan datang dan berkata: hari ini merdeka, Bung!
Atau, haruskah aku yang
mendatangimu dan berkata: perjuanganmu takkan sia-sia.
Membayangkan kau berbaring di
kuburan membuat aku kian ingin merdeka.
Aku pun kini menangis.
2018
2. Najma Rayan Alhena
Bebas, tapi Terikat
Indonesia seperti seekor domba
yang dilepas di luas sabana.
memamah rumput dengan riang.
dan lupa bila kakinya masih
terjerat tali panjang.
bebas, tapi terikat!
di sekitarnya, harimau, singa,
dan ular.
mengintai dan menyeringai dari
balik arah.
siap memangsa kapan saja.
17 Agustus 2018
3. Ilal Angke Ring
DI UJUNG TIANG
Naiklah jiwa ke ujung tiang
Berkibar dari revolusi ke
revolusi
Bernapas di tengah badai dan
angin
Didekap kemerdekaan nan hakiki
Lampung, 17 Agustus 2018
4. Helmy Tanjung
Merdeka Itu
Merdeka itu begini
: kau senyum lepas pada hamparan
padi menguning
Lalu obrolan tentang angin
bercampur kopi pagi hari
Bukan tambang-tambang lepas
terjual
Sedang kita saling menarik
tambang menjatuhkan
Menjerat leher kawan
5. Dhedi R Ghazali
Barangkali Kita Lupa, Merdeka Itu
Luka
kita berteriak: MERDEKA! dan
merah-putih jadi seperti langit
di bawahnya: tanah yang kita
pijak berderak dan makam-makam membisu
kita, kemudian sibuk bersuka-cita
entah untuk apa, dan untuk siapa?
barangkali kita lupa bahwa: merdeka
itu Luka, merdeka itu darah, merdeka itu remuk tulang
kita, masih saja sibuk berpesta
hingga larut malam
sementara makam-makam itu
berkata:
nikmatilah Firdaus yang kuberikan
Yogya, 2018
6. Ani Sujarni
MERDEKA?
Jika merdeka kaupertanyakan
Takkan sama setiap jawaban
Maka coba saja kalian rasakan
Sudahkah benar-benar:
-- air yang kita minum air kita?
-- tanah yang kita pijak tanah
kita?
-- atau kita harus bertanya,
siapakah kita?
Malang: 170818
7. Imam Rosyadi Mahmudi
Tujuh Puluh Tiga Tahun yang Lalu
:Renungan atas ungkapan Soekarno
tujuh puluh tiga tahun yang lalu,
Indonesia merdeka dengan terburu-buru
sebuah pertimbangan belum
diselesaikan terlebih dahulu
juga sepasang kain merah dan
putih itu, dijahit oleh istrimu sendiri
menyatukannya dengan keinginan
luhur anak-anak negeri.
sedang bambu, menerimanya dengan
haru, seraya berkata: ini semua demi anak cucu.
Rumah Tanpa Kamar. Darusa Timur,
17 Agustus 2018.
8. Daviatul Umam
MERAYAKAN KEBOHONGAN
bendera memanjat angkasa
roh-roh juang berkibar di sana
mulut berbusa cinta tanah-air
lagu kebangsaan menderu-deru
tapi udara tetap saja bau anyir
negeri dalam diri rapuh sungguh
yang merdeka adalah pendusta
Sumenep 17 Agustus 2018
9. Sunaryo JW
PERSPEKTIF LAIN
Dik, kalau kau ingin tahu
rupa kemerdekaan itu
mainlah ke penjara;
pastikan kau masuk ke
sel mantan pejabat: kerna
di situlah letak kemerdekaan
yang kaucari selama ini.
Padangsidempuan, 17 Agustus 2018
10. Sufyan Abi Zet
KEMERDEKAAN
kemerdekaan ialah kita,
anak-anak hujan yang berlarian ke
telaga
lalu ke samudera.
kemerdekaan ialah kita,
anak-anak hujan yang dilahirkan
dari rahim samudera.
Topote, 17 Agustus 2018
Terima kasih kepada semua peserta
yang ikut berpartisipasi dalam Puisi Spontan Kemerdekaan. Kami kira, tidak
begitu penting siapa yang menang, karena yang lebih penting adalah: kita sudah
merayakan kemerdekaan melalui puisi. Sekali lagi, terima kasih!
Tiga puisi terbaik akan diumumkan
pada hari Rabu, 22 Agustus 2018.
Jakarta, 19 Agustus 2018
TareSI Publisher