Remi Sylado: Tanggapan Denny itu Sudah Klise
#KAWACA.COM – Bermula dari pernyataan Remi
Sylado di acara Sastra Reboan, Bulungan, Jakarta Selatan (9/5) yang menyebut Denny JA memperalat
para penyair:
“Dan yang membuat saya tidak berkenan membaca setelah itu adalah bahwa
ternyata Denny JA itu memperalat penyair-penyair supaya mau menulis, lantas
dikontrak dengan jutaan rupiah, dan tidak bisa lagi lepas dari situ. Jika ada
yang mundur dan mengembalikan uangnya, tetap tidak bisa. Setelah dicelanya dan
dibunuh karakter penyair yang bersangkutan, yang saya tahu persis itu, saya
baca misalnya Ahmadun (Yosi Herfanda). Ahmadun dicacimaki karena 10 jutanya
itu. Saya kira, cara-cara seperti itu, tidak berbudaya. Arti lain dari tidak
berbudaya ialah biadab!”
Selengkapnya: Remi Sylado: Denni JA Memperalat Para Penyair
Denny JA pun menanggapi pernyataan tersebut
dengan mengatakan Remi Sylado masih harus belajar banyak:
“Sebenarnya tak ada yang mengejutkan dalam komentar Remi itu. Yang
mengejutkan justru karena saya baru tahu tokoh bernama Remi itu masih harus
belajar banyak agar sahih menarik kesimpulan.”
Selengkapnya: Denny JA: Remi Sylado Masih Harus Belajar Banyak...
Salah satu Tim Redaksi Kawaca menyampaikan
tanggapan Denny JA tersebut pada Remi Sylado melalui pesan Whatsapp, dan Remi menanggapi balik:
“Tanggapan Denny itu sudah klise, beberapa
kali itu juga dipakai untuk menangkis opini lain.”
Kemudian Remi mencontohkan ulasan Hikmat
Gumelar: “Penggelapan Sejarah Puisi
Indonesia” yang dimuat seni.co.id (13/2/2018).