Puisi Menurut Para Penyair Dunia (2)
#KAWACA.COM - Puisi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani kuno: poiéo (I create = aku mencipta). Di era informasi ini kita dapat dengan mudah
menemukan puisi karena puisi bertebaran di berbagai situs sastra, blog, juga
sosial media. Dengan tampilan dan cara penyampaian yang beraneka rupa, puisi
ibarat makhluk yang tak henti bermetamorfosis. Menentukan apakah suatu karya
dapat disebut sebagai puisi terkadang cukup menjebak. Namun setidaknya,
beberapa penyair dunia berikut memiliki penanda sendiri tentang puisi. Kita
mungkin bisa meminjam “pengalaman” mereka.
Bagiku, puisi tidak pernah
merupakan sebuah tujuan, melainkan sebuah hasrat. (Edgar Allan Poe)
Puisi dapat diartikan sebagai
ekspresi nyata dari campuran berbagai perasaan. (W.H. Auden)
Puisi ibarat seekor burung;
melewati segala batas. (Yevgeny
Yevtushenko)
Puisi adalah perasaan yang
dapat diukur. Perasaan lahir secara alami, tapi pengukurannya hanya dapat
dicapai dengan seni. (Thomas Hardy)
Puisi adalah kekuatan berbagi
dalam hidup. Karena puisi bukan sekadar kata-kata, melainkan api bagi yang
kedinginan, tali yang dilepaskan bagi mereka yang kehilangan, sesuatu yang sama
pentingnya seperti roti di dalam saku mereka yang kelaparan. (Mary Oliver)
Puisi adalah sebuah tempat di
mana seseorang dapat menyuarakan pikiran terjujurnya. Ia adalah jalan bagi
seseorang untuk mengatakan kepada publik apa yang diketahuinya secara pribadi.
(Allen Ginsberg).
Puisi membuka tabir keindahan
dunia yang tersembunyi dan membuat benda-benda yang semula dikenal menjadi seakan-akan
tak dikenali. (Percy Bysshe Shelley)
Pohon adalah puisi yang
dituliskan bumi kepada langit. Kita menebangnya dan mengubahnya menjadi kertas,
di mana kita mencatat kekosongan kita. (Khalil
Gibran)
Apapun yang dapat dijelaskan
adalah bukan puisi (W.B. Yeats)
Itulah beberapa pandangan
penyair dunia tentang puisi. Jika Anda masih sulit membedakan puisi dengan
karya lain seperti prosa, misalnya, mungkin Anda bisa membayangkan ucapan John Wain, “Puisi terhadap prosa itu
sebagaimana orang menari dan orang berjalan.”