Sastra dan Kehidupan - Sugiono MP
oleh Sugiono MP
#KAWACA.COM - Sastra, bukan sekedar untaian diksi berima bahasa dan mengalirkan pesona rasa, merasuki jiwa, menjalin memori batin. Tidak. Ia lebih dari itu. Sungguhpun tak layak disandingkan dengan kitab-kitab suci, kearifan falsafi, atau pun ‘sekar wulang reh’, namun sastra memiliki kebajikan dalam mememberikan sumbangsihnya terhadap alternatif jawaban tentang masalah kehidupan, kadang universal. Sastra tak pernah lepas dengan kehidupan. Ia akan selalu terbutuhkan. Kapan pun.
#KAWACA.COM - Sastra, bukan sekedar untaian diksi berima bahasa dan mengalirkan pesona rasa, merasuki jiwa, menjalin memori batin. Tidak. Ia lebih dari itu. Sungguhpun tak layak disandingkan dengan kitab-kitab suci, kearifan falsafi, atau pun ‘sekar wulang reh’, namun sastra memiliki kebajikan dalam mememberikan sumbangsihnya terhadap alternatif jawaban tentang masalah kehidupan, kadang universal. Sastra tak pernah lepas dengan kehidupan. Ia akan selalu terbutuhkan. Kapan pun.
Oleh karenanya sastrawan haruslah memiliki wawasan hidup. Ia harus akrab, menyerap, menyatu diri, bahkan menyetubuhi kehidupan agar melahirkan anak-anak kreasi yang bermaslahat. Tidaklah mungkin seseorang menghasilkan karya sastra yang unversal jika ia tidak memahami kehidupan. Sastrawan penerima Nobel umumnya tidak saja telah menghasilkan karya yang menggetarkan, namun dedikasinya pada dunia sastra pun tak teragukan.
Jadi, kalau ingin jadi sastrawan yang mampu mengukir kekaryaan, bekalilah diri dengan pengenalan secara kaffah tentang kehidupan. Itu pun belum cukup sekiranya Sang Maha Penentu tidak membuka pintu ridhoNya. Maka bekerja dan berdoalah untuk capaian perjalanan sastramu.
Salam susastra.
Bogor, 180218
Sugiono MP/Mpp adalah wartawan, penulis biografi, memori, dan histori yang lahir di Surabaya, 9 Desember 19530. Sempat meraih Hadiah Junarlistik Adinegoro untuk metropolitan (1984) dan Penulis Pariwisata Terbaik (1984). Bukunya yang sudah terbit: Belajar dan Berjuang (1985), Srikandi Nasional dari Tanah Rencong (1987), Sang Demokrat Hamengku Buwono IX (1989), Jihad Akbar di Medan Area (ghost writer, 1990), Menjelajah Serambi Mekah (1991), Ketika Pala Mulai Berbunga (ghost writer, 1992), Melati Bangsa, Rangkuman Wacana Kepergian Ibu Tien Soeharto (1996, Persembahan Wiranto), Pancaran Rahmat dari Arun (1997), Biografi Seorang Guru di Aceh (2004, biografi Prof. DR. Syamsuddin Mahmud), Anak Laut (2005, biografi Tjuk Sukardiman), Selamat Jalan Pak Harto (2008), Pengabdi Kemanusiaan (2010), dan Aceh dalam Lintasan Sejarah 1940-200 (2014).
Dia pernah bekerja di beberapa penerbitan, antara lain: Sinar Harapan (s/d 1984), Majalah Sarinah (1984-1988), Majalah Bridge Indonesia (1990-1995), Harian Ekonomi Bisnis Indonesia (1996), dan Komunikasi (1998). Kini dia sebagai Pemimpin Redaksi majalah online NEOKULTUR.