Motor Pustaka, Gelar Buku di Pagelaran Seni Budaya Bekasi
#KAWACA.COM ~ Ada kemeriahan yang luar biasa menghiasi halaman Gedung Joeang 45, dijalan Sultan Hasanudin No.39, Bekasi- Jawa Barat. Hari itu Minggu (25/3) diadakan Pagelaran Seni Budaya dan Sastra Bekasi.
Festival yang dinisiasi oleh komunitas Selasi dan Lesbumi ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengangkat budaya Bekasi ke masyarakat luas.
Kehadiran seniman-seniman Bekasi dan para jawara membuat acara begitu semarak. Mereka menampilkan atraksi kesenian musik, pantun, puisi, pencak silat dan budaya lainnya.
Acara turut dimeriahkan juga oleh Motor Pustaka Zhaffa. Kehadirannya untuk ambil bagian dalam gerakan literasi budaya.
Dengan gaya khasnya mengenakan ikat kepala, relawan Motor Pustaka Zhaffa Rian Hamzah menuturkan, bahwa acara ini sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya daerah sendiri.
Selain turut meningkatkan literasi budaya dengan menggelar buku bacaan, Rian juga membagikan cerita dengan mendongeng kepada anak-anak yang berisikan upaya melestarikan budaya.
Selama festival ini berlangsung anak-anak, peserta festival dan para orang tua memanfaatkan kehadiran motor pustaka.
Gelaran buku ini bebas dibaca siapa aja dan gratis agar anak-anak dan masyarakat semakin mengenal budaya sendiri dengan membaca. (wonk/rbz)
Festival yang dinisiasi oleh komunitas Selasi dan Lesbumi ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengangkat budaya Bekasi ke masyarakat luas.
Kehadiran seniman-seniman Bekasi dan para jawara membuat acara begitu semarak. Mereka menampilkan atraksi kesenian musik, pantun, puisi, pencak silat dan budaya lainnya.
Acara turut dimeriahkan juga oleh Motor Pustaka Zhaffa. Kehadirannya untuk ambil bagian dalam gerakan literasi budaya.
Dengan gaya khasnya mengenakan ikat kepala, relawan Motor Pustaka Zhaffa Rian Hamzah menuturkan, bahwa acara ini sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya daerah sendiri.
Selain turut meningkatkan literasi budaya dengan menggelar buku bacaan, Rian juga membagikan cerita dengan mendongeng kepada anak-anak yang berisikan upaya melestarikan budaya.
Selama festival ini berlangsung anak-anak, peserta festival dan para orang tua memanfaatkan kehadiran motor pustaka.
Gelaran buku ini bebas dibaca siapa aja dan gratis agar anak-anak dan masyarakat semakin mengenal budaya sendiri dengan membaca. (wonk/rbz)