Inilah Perbedaan Agama dan Beragama - Mabda Dzikara
oleh Mabda Dzikara
#KAWACA.COM - Syekh Ali Jumuah tahun 2003 diangkat sebagai Grand
Mufti Republik Arab Mesir. Menurut Syeikh
Abdullah bin Siddiq al-Ghumari, Syekh Ali Jumuah merupakan salah satu muridnya
yang terpandai di Mesir.
Beliau lahir Bani Suef, Mesir 3 Maret 1952 M. Meraih gelar Sarjana dari jurusan perdagangan Universitas Ain' Syams (1973) dan dari Fakultas Dirasat Islamiyah wa
al-`Arabiyah Universitas al-Azhar Kairo (1979). Sedangkan gelar Master (1985) dan Doktor (1988) diraih di kampus yang sama, Universitas
al-Azhar Kairo.
Beliau menghafal berbagai kitab
ilmu-ilmu dasar, seperti kitab Tuhfatul Athfal (Ilmu Tajwid), kitab
al-Rahabiyah (Ilmu Mawaris) Alfiyah Ibnu Malik (Ilmu Nahwu), al-Ghayah wa
al-Taqrib (Ilmu Fikih), al-Mandzumah al-Bayquniyah (Mustalah Hadis) dan
beberapa ktab dasar ilmu penunjang pemahaman Islam.
Syekh Ali Jumuah Hafidzahullah pernah berkata:
الفَرْقُ بَيَنَ الدِّيْنِ وَالتَّدَيُّنِ : أَنَّ
التَّدَيُّنِ سُلُوْكٌ وَ الدِّيْنُ عِلْمٌ .
“Perbedaan antara agama dan beragama adalah:
Beragama itu merupakan bentuk akhlak sedangkan agama adalah ilmu.”
Hikmah:
1. Agama merupakan sebuah jalan
spiritualitas. Ia meliputi ajaran-ajaran kepercayaan dan peribadatan kepada
Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
2. Agama sendiri –bisa kita katakan- sebagai
kumpulan ajaran atau teori keluhuran, entah yang berhubungan
dengan aspek duniawi, lebih-lebih aspek ukhrawi.
3. Istilah attadayyun
(beragama) merupakan pengamalan secara kongkrit nilai-nilai agama yang pondasi
utamanya adalah etika atau akhlak; entah akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa;
akhlak kepada para Nabi; akhlak kepada sesama manusia; juga akhlak terhadap
lingkungan.
4. Beliau membedakan antara makna agama dan beragama. Bagi
beliau, agama hanyalah kumpulan-kumpulan pengetahuan atau ilmu tentang hal-hal tertentu, sedangkan beragama adalah
pengamalan dari ilmu pengetahuan tersebut.
5. Islam sebagai agama memiliki ajaran yang
komperhensif. Hampir tidak ada nilai kehidupan yang tidak dibahas oleh Islam;
kebersihan; kesehatan; kesejahteraan; keadilan; dll. Permasalahan yang ada saat
ini adalah sebagian besar umat Islam belum mampu untuk mengejawantahkan
teori-teori tersebut dalam keseharian mereka, sehingga ia menjadi kosong makna.
Teringat sebuah adagium yang berbunyi: “ Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang
tidak berbuah”.