204 Naskah Masuk Kurasi GAS
#KAWACA.COM ~ Tepat pukul 23.59 WIB, 15 Maret 2018 penerimaan naskah untuk Gerakan
Antiskandal Sastra (GAS) dinyatakan ditutup. Terhitung sejak tanggal 21 Januari
2018 telah masuk sekitar 204 naskah dari 118 penulis dengan rincian: 62 esai, 138
puisi, dan 4 testimoni. Sementara itu, karena situasi dan kondisi tertentu
serta kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan ada sekitar 68 penulis yang tidak
sempat mengirim naskahnya secara tepat waktu.
Redaksi Kawaca melalui WA sempat menghubungi Sosiawan Leak selaku
koordinator GAS perihal kebijakan bagi mereka yang bersedia mengirim sebelumnya
namun naskahnya telat dikirimkan.
“Iya, sejak maklumat diedarkan, kami langsung mendata siapa saja yang
bersedia untuk kirim naskah. Namun sebagian tidak sempat mengirim, dan sebagian
lagi mengirim tapi telat. Kami harus menjaga komitmen awal, bahwa naskah yang
masuk, bahkan lewat 1 detik, kami anggap telat dan tidak masuk proses kurasi,” tulis
Leak.
Berikut para penulis yang telah mengirimkan naskah:
1. Acep
Syahril (Indramayu)
2. Agku Lugas Soklat (Solo)
2. Agku Lugas Soklat (Solo)
3. Agung
Irawan (Bekasi)
4. Agus Pramono (Mojokerto)
5. Ahda Imran (Bandung)
6. Akhmad Cahyo Setio (Batu Licin)
7. Aloeth Pathi (Pati)
8. Alveng Subrata (Surabaya)
9. Amar Ar Risalah (Depok)
10. Amin Kamil (Jakarta)
11. Ardian Je (Banten)
12. Ari J Adipurwawidjana (Bandung)
13. Arif Khilwa (Pati)
14. Arrie Boediman La Ede (Sentul)
15. Asril Koto (Padang)
16. Badai Muth Siregar (Tangerang Selatan)
17. Badaruddin Amir (Barru)
18. Bambang Kariyawan (Pekanbaru)
19. Bagus Barlean Aji (Jember)
20. Berthold "Berty" Sinaulan (Jakarta)
21. Bima Prana Chitra (Medan)
22. Buana Ka Es/Bambang Hirawan (Lahat)
23. Budhi Setyawan (Bekasi)
24. Budi Wahyono (Semarang)
25. Chavchay Saifullah (Banten)
26. Drs. Dedi Tarhedi (Tasikmalaya)
27. Dewi Salistiawati W (Jakarta)
28. Dheni Kurnia (Pekanbaru)
29. Dimas Indana Senja (Bumiayu)
30. Doddi Ahmad Fauji (Bandung)
31. Dwi Rahariyoso (Muaro Jambi)
32. Edy Samudra Kertagama (Lampung)
33. Eko Windarto (Batu)
34. Eko Tunas (Semarang)
35. EM Yogiswara (Jambi)
36. Endang Setyaningsih (Bogor)
37. Esha Tegar Putra (Padang)
38. Euis Herni Ismail (Subang)
39. Ewith Bahar (Jakarta)
40. Fakhrunnas MA Jabbar (Pekanbaru)
41. Fikar W Eda (Bogor)
42. Fithrorozi (Belitung)
43. Giyanto Subagio (Jakarta)
44. Hadi Sastra (Jakarta)
45. Hasan Aspahani (Jakarta)
46. Hasan B Saidi (Batam)
47. Hasan Bisri BFC (Bogor)
48. Hasan Maulana AG (Subang)
49. Herisanto Boaz (Sumedang)
50. Herman RN (Aceh)
51. Heru Mugiarso (Semarang)
52. Hidayat Raharja (Sumenep)
53. Hikmat Gumelar (Bandung)
54. Imam Ma’arif (Jakarta)
55. Ipnu PS Megananda (Serang)
56. Iwan Kurniawan (Jakarta)
57. Jayu Marsuis (Bengkulu)
58. Jumari HS (Kudus)
59. Kris/Kristian (Karanganyar)
60. Kunni Masrohati (Pekanbaru)
61. Laksmi Anindya Cahyanti (Denpasar)
62. M Arif Budiman (Pemalang)
63. Maman S Mahayana (Depok)
64. Marlin Dinamikanto (Jakarta)
65. Mohammad Arfani (Palembang)
66. Muhammad Noor Ahsin (Kudus)
67. Mukti Sutarman (Kudus)
68. Muslih Marju (Tuluagung)
69. Muttafakur Rahmah (Banyuwangi)
70. Nadi Hariansyah (Bengkulu)
71. Najibul Mahbub (Pekalongan)
72. Nung Bonham (Kudus)
73. Nurul Lusilah (Probolinggo)
74. Pierra Imo (Kendari)
75. RD Kedum (Lubuklinggau)
76. Ryan Rachman (Banyumas)
77. Rini Febriani Hauri (Jambi)
78. Rini Intama (Tangerang)
79. Riyno Djayendra (Malang)
80. Rizki Alamsyah Harahap (Padangsidempuan)
81. Romy Sastra (Jakarta)
82. Roymon Lemosol (Ambon)
83. Rut Retno Astuti (Sumedang)
84. Salamet Wahedi (Sumenep)
85. Salimi Ahmad (Jakarta)
86. Salman Yoga S (Takengon)
87. Samsudin Adlawi (Banyuwang)
88. Saut Poltak Tambunan (Jakarta Timur)
89. Shiny Ane Elpoesya (Jakarta)
90. Shobir Poerwanto (Tangerang Selatan)
91. Siamir Marulafau (Medan)
92. Soni Farid Maulana (Bandung)
93. Sri Kanti (Kudus)
94. Suaidah/ Je Aida Keoshi (Kudus)
95. Sudarmono (Bekasi)
96. Sudiyanto (Bekasi)
97. Sumanang Tirtasujana (Purworejo)
98. Suryana Hafidin (Indramayu)
99. Suyitno Ethex (Mojokerto)
100. Syafri Arifuddin Masser (Sulawesi Barat)
101. Syaifuddin Gani (Kendari)
102. Syahriannur Khaidir (Sampang).
103. Syarifuddin Arifin Dua (Padang)
104. Tegsa Teguh Saputra (Semarang)
105. Toto ST Radik (Banten)
106. Udo Z Karzi (Lampung)
107. Umar Fauzi Ballah (Sampang)
108. Vonny Aronggear (Jayapura)
109. W Haryanto (Surabaya)
110. Wanto Tirta (Banyumas)
111. Weni Suryandari (Bekasi)
112. Wirja Taufan (Padang)
113. Yahya Andi Saputra (Jakarta)
114. Yana Risdiana (Bandung)
115. Yudhie Guszara (Belitung)
116. Yulius La Dossa (Kab. Tangerang)
117. Zulfaisal Putera (Banjarmasin)
118. Zaeni Boli (Larantuka)
4. Agus Pramono (Mojokerto)
5. Ahda Imran (Bandung)
6. Akhmad Cahyo Setio (Batu Licin)
7. Aloeth Pathi (Pati)
8. Alveng Subrata (Surabaya)
9. Amar Ar Risalah (Depok)
10. Amin Kamil (Jakarta)
11. Ardian Je (Banten)
12. Ari J Adipurwawidjana (Bandung)
13. Arif Khilwa (Pati)
14. Arrie Boediman La Ede (Sentul)
15. Asril Koto (Padang)
16. Badai Muth Siregar (Tangerang Selatan)
17. Badaruddin Amir (Barru)
18. Bambang Kariyawan (Pekanbaru)
19. Bagus Barlean Aji (Jember)
20. Berthold "Berty" Sinaulan (Jakarta)
21. Bima Prana Chitra (Medan)
22. Buana Ka Es/Bambang Hirawan (Lahat)
23. Budhi Setyawan (Bekasi)
24. Budi Wahyono (Semarang)
25. Chavchay Saifullah (Banten)
26. Drs. Dedi Tarhedi (Tasikmalaya)
27. Dewi Salistiawati W (Jakarta)
28. Dheni Kurnia (Pekanbaru)
29. Dimas Indana Senja (Bumiayu)
30. Doddi Ahmad Fauji (Bandung)
31. Dwi Rahariyoso (Muaro Jambi)
32. Edy Samudra Kertagama (Lampung)
33. Eko Windarto (Batu)
34. Eko Tunas (Semarang)
35. EM Yogiswara (Jambi)
36. Endang Setyaningsih (Bogor)
37. Esha Tegar Putra (Padang)
38. Euis Herni Ismail (Subang)
39. Ewith Bahar (Jakarta)
40. Fakhrunnas MA Jabbar (Pekanbaru)
41. Fikar W Eda (Bogor)
42. Fithrorozi (Belitung)
43. Giyanto Subagio (Jakarta)
44. Hadi Sastra (Jakarta)
45. Hasan Aspahani (Jakarta)
46. Hasan B Saidi (Batam)
47. Hasan Bisri BFC (Bogor)
48. Hasan Maulana AG (Subang)
49. Herisanto Boaz (Sumedang)
50. Herman RN (Aceh)
51. Heru Mugiarso (Semarang)
52. Hidayat Raharja (Sumenep)
53. Hikmat Gumelar (Bandung)
54. Imam Ma’arif (Jakarta)
55. Ipnu PS Megananda (Serang)
56. Iwan Kurniawan (Jakarta)
57. Jayu Marsuis (Bengkulu)
58. Jumari HS (Kudus)
59. Kris/Kristian (Karanganyar)
60. Kunni Masrohati (Pekanbaru)
61. Laksmi Anindya Cahyanti (Denpasar)
62. M Arif Budiman (Pemalang)
63. Maman S Mahayana (Depok)
64. Marlin Dinamikanto (Jakarta)
65. Mohammad Arfani (Palembang)
66. Muhammad Noor Ahsin (Kudus)
67. Mukti Sutarman (Kudus)
68. Muslih Marju (Tuluagung)
69. Muttafakur Rahmah (Banyuwangi)
70. Nadi Hariansyah (Bengkulu)
71. Najibul Mahbub (Pekalongan)
72. Nung Bonham (Kudus)
73. Nurul Lusilah (Probolinggo)
74. Pierra Imo (Kendari)
75. RD Kedum (Lubuklinggau)
76. Ryan Rachman (Banyumas)
77. Rini Febriani Hauri (Jambi)
78. Rini Intama (Tangerang)
79. Riyno Djayendra (Malang)
80. Rizki Alamsyah Harahap (Padangsidempuan)
81. Romy Sastra (Jakarta)
82. Roymon Lemosol (Ambon)
83. Rut Retno Astuti (Sumedang)
84. Salamet Wahedi (Sumenep)
85. Salimi Ahmad (Jakarta)
86. Salman Yoga S (Takengon)
87. Samsudin Adlawi (Banyuwang)
88. Saut Poltak Tambunan (Jakarta Timur)
89. Shiny Ane Elpoesya (Jakarta)
90. Shobir Poerwanto (Tangerang Selatan)
91. Siamir Marulafau (Medan)
92. Soni Farid Maulana (Bandung)
93. Sri Kanti (Kudus)
94. Suaidah/ Je Aida Keoshi (Kudus)
95. Sudarmono (Bekasi)
96. Sudiyanto (Bekasi)
97. Sumanang Tirtasujana (Purworejo)
98. Suryana Hafidin (Indramayu)
99. Suyitno Ethex (Mojokerto)
100. Syafri Arifuddin Masser (Sulawesi Barat)
101. Syaifuddin Gani (Kendari)
102. Syahriannur Khaidir (Sampang).
103. Syarifuddin Arifin Dua (Padang)
104. Tegsa Teguh Saputra (Semarang)
105. Toto ST Radik (Banten)
106. Udo Z Karzi (Lampung)
107. Umar Fauzi Ballah (Sampang)
108. Vonny Aronggear (Jayapura)
109. W Haryanto (Surabaya)
110. Wanto Tirta (Banyumas)
111. Weni Suryandari (Bekasi)
112. Wirja Taufan (Padang)
113. Yahya Andi Saputra (Jakarta)
114. Yana Risdiana (Bandung)
115. Yudhie Guszara (Belitung)
116. Yulius La Dossa (Kab. Tangerang)
117. Zulfaisal Putera (Banjarmasin)
118. Zaeni Boli (Larantuka)
Menurut Leak, saat ini semua naskah
sedang dalam proses kurasi yang telah dilakukan secara bertahap sejak bulan
Januari. Hasil kurasi akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2018.
Lahirnya GAS dilatarbelakangi oleh perdebatan berkepanjangan menyusul terbitnya buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” (33 TSIPB) yang didahului oleh ajakan Denny JA untuk menulis puisi esai, di sisi lain telah membuat peta sastra Indonesia tidak produktif, terpecah-pecah, dan senantiasa tersandera oleh kedua hal tersebut. Ironisnya, karena tak hendak terlibat polemik formal (yang hanya bakal mengukuhkan keberadaan kedua hal itu) hingga kini jarang ada buku yang terbit untuk menganalisa dan mengkritisi layak tidaknya 33 TSIPB dan puisi esai dicatat dalam sejarah sastra kita.
Namun, yang menggelisahkan dan memiriskan (serta kerap tak terdeteksi secara signifikan) adalah, adanya gejala riil bahwa sepanjang kedua hal tersebut bergulir, selama itu pula muncul aneka modus bersandar uang dan ketidakpahaman publik (yang dilakukan oleh penggeraknya secara massif dan sistematis) demi meraup pelibatan dan dukungan banyak pihak. Bukti-bukti awal adanya modus yang (berpotensi) memanipulasi sejarah sastra tersebut selama ini kerap bermunculan di ruang publik, baik melalui tulisan di medsos maupun lewat diskusi di forum-forum sastra.
Mencermati situasi dan kondisi semacam itu, kami Gerakan Antiskandal Sastra (GAS) berencana menerbitkan kumpulan tulisan menyoal beragam modus yang menyertai munculnya 33 TSIPB dan puisi esai tersebut. Bersama ini juga mengundang semua pihak untuk berkenan terlibat aktif mendukung GAS, baik berupa mengirim tulisan, atau dukungan dalam bentuk lain.
Lahirnya GAS dilatarbelakangi oleh perdebatan berkepanjangan menyusul terbitnya buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” (33 TSIPB) yang didahului oleh ajakan Denny JA untuk menulis puisi esai, di sisi lain telah membuat peta sastra Indonesia tidak produktif, terpecah-pecah, dan senantiasa tersandera oleh kedua hal tersebut. Ironisnya, karena tak hendak terlibat polemik formal (yang hanya bakal mengukuhkan keberadaan kedua hal itu) hingga kini jarang ada buku yang terbit untuk menganalisa dan mengkritisi layak tidaknya 33 TSIPB dan puisi esai dicatat dalam sejarah sastra kita.
Namun, yang menggelisahkan dan memiriskan (serta kerap tak terdeteksi secara signifikan) adalah, adanya gejala riil bahwa sepanjang kedua hal tersebut bergulir, selama itu pula muncul aneka modus bersandar uang dan ketidakpahaman publik (yang dilakukan oleh penggeraknya secara massif dan sistematis) demi meraup pelibatan dan dukungan banyak pihak. Bukti-bukti awal adanya modus yang (berpotensi) memanipulasi sejarah sastra tersebut selama ini kerap bermunculan di ruang publik, baik melalui tulisan di medsos maupun lewat diskusi di forum-forum sastra.
Mencermati situasi dan kondisi semacam itu, kami Gerakan Antiskandal Sastra (GAS) berencana menerbitkan kumpulan tulisan menyoal beragam modus yang menyertai munculnya 33 TSIPB dan puisi esai tersebut. Bersama ini juga mengundang semua pihak untuk berkenan terlibat aktif mendukung GAS, baik berupa mengirim tulisan, atau dukungan dalam bentuk lain.
Berikut Tim Gerakan Antiskandal Sastra (GAS)
KOORDINATOR
Sosiawan Leak
SEKRETARIS
Sofyan RH Zaid
BENDAHARA
Dedy Tri Riyadi
ANGGOTA
Rudi Fofid
Wayan Jengki Sunarta
KURATOR
Ahmadun Yosi Herfanda
Dino Umahuk
Sihar Ramses Simatupang
EDITOR
Bundo Free Hearty
Edy A Effendy
Hasan Aspahani
Kurnia Effendi
Sosiawan Leak
SEKRETARIS
Sofyan RH Zaid
BENDAHARA
Dedy Tri Riyadi
ANGGOTA
Rudi Fofid
Wayan Jengki Sunarta
KURATOR
Ahmadun Yosi Herfanda
Dino Umahuk
Sihar Ramses Simatupang
EDITOR
Bundo Free Hearty
Edy A Effendy
Hasan Aspahani
Kurnia Effendi