44 Plagiat Puisi Tasawuf III - Sofyan RH. Zaid
#KAWACA.COM - Tahun 2004, saat saya masih nyantri di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, pernah menulis sebuah puisi berjudul “Tasawuf III”. Saya sudah lupa latar belakang penciptaan puisi tersebut, namun saya ingat, jika puisi itu saya ketik menggunakan mesin tik beserta puisi lain untuk dikirim ke Majalah Sastra Horison.
Desember tahun 2005, Mas Jamal D Rahman memberi kabar jika ada tiga puisi saya yang dimuat Horison, salah satunya berjudul Tasawuf III tersebut. Berikut puisi lengkapnya seperti yang dulu pernah saya share di facebook:
Tasawuf III
Sungai terpanjang setelah Nil
Adalah rinduku
Annuqayah, 2004
Februari 2018, facebook mengingatkan saya kembali perihal status puisi
tersebut. Iseng-iseng saya coba ketik isi puisi tersebut di kolom pencarian
facebook. Saya sempat kaget, ada banyak akun facebook -baik teman atau bukan - yang
menjadikan puisi tersebut sebagai status. Namun yang membuat saya kian kaget
adalah banyaknya status berisi puisi tersebut yang tidak menyertakan nama saya
sebagai penulisnya.
Saya lihat satu persatu status -yang tidak menyertakan nama penulisnya- itu
dan saya screenshot. Semua -kurang lebih- berjumlah 44 status dari 40
akun yang berbeda, karena ada dua akun yang berulang menjadikan puisi tersebut
sebagai status dengan tanggal yang berbeda. (44 Gambar Plagiat Puisi Tasawuf III)
Saya tidak tahu, harus sedih atau senang. Sedih sebab puisi itu dikutip
tanpa nama penulisnya, atau senang karena puisi itu menyebar luas di dunia
maya. Namun intinya, apapun bentuk dan alasan mereka melakukan hal itu, tetaplah
sebagai bias plagiat yang tidak boleh dilakukan.
Barangkali tidak semua tahu siapa penulis puisi tersebut, karena hanya
sebatas copy paste dari status sebelumnya. Itu sebab, kenapa tulisan
berisi curhat ini saya buat. Apalagi hal ini bukanlah pengalaman pertama
saya. September 2017, saya mengalami hal yang sama, ada 27 orang yang memplagiat
salah satu puisi saya dari Pagar Kenabian di facebook yang berjudul:
SEDERHANA
inginku sangat sederhana # padaku
kau cinta
padamu aku juga # kita hidup bersama
selamanya dalam satu rumah # sampai lupa cara berpisah
padamu aku juga # kita hidup bersama
selamanya dalam satu rumah # sampai lupa cara berpisah
2012-2014
Dengan curhat ini, saya hanya berharap satu hal: mengajari diri
sendiri untuk menghargai hasil karya orang lain sekecil dan sejelek apapun,
agar tidak melakukan plagiat. Sebab plagiat itu berat, biar mereka saja...