RAM: Tidak Sekadar Menyanyikan Puisi!
#KAWACA.COM - RAM (Rinidiyanti
Ayahbi Management) merupakan manajemen
musik Rinidiyanti Ayahbi yang
khusus bergerak di bidang musikalisasi puisi. Berdirinya RAM pada 17
Agustus 2017 sebagai upaya untuk lebih serius menggarap musikalisasi puisi. Tujuan
inti dari RAM adalah lebih mendekatkan puisi pada masyarakat secara luas.
Selain itu, agar puisi tidak hanya dinikmati dengan cara dibaca atau dibacakan,
namun juga dinyanyikan dengan iringan musik. Berikut visi, misi, dan mottonya:
Visi
Menjadi manajemen musik
terbaik, terdepan, dan terpercaya dalam mendukung perkembangan puisi di
Indonesia.
Misi
Menjadi mitra para penyair dan
lembaga terkait puisi yang paling mengerti;
Mendekatkan puisi pada
masyarakat secara lebih luas;
Memberikan alternatif cara
menikmati puisi:
Turut meramaikan perpuisian
Indonesia melalui musik.
Motto
Tidak Sekadar Menyanyikan
Puisi.
Siapa Rinidiyanti
Ayahbi?
Rinidiyanti Ayahbi perempuan 'kalem' berdarah Aceh. Ketertarikan Rini pada dunia musik
dimulai sejak dia duduk di bangku SD. Musik-musik lokal Aceh yang melankolis merupakan
konsumsinya setiap hari. Rini mulai terjun ke dunia ‘berisik tapi asyik’ ini
secara serius saat masuk sekolah musik di Yamaha Musik, kemudian mulai bergabung
dengan kelompok gitar klasik Opus 78 Rawamangun, Jakarta. Rini terlibat dalam sejumlah
konser Ensemble Opus 78 di Gedung Kesenian Jakarta, Goethe Institute, dan
lainnya. Untuk mengasah mental musiknya, Rini sempat menjadi anggota Kelompok
Musik Jalanan bersama seniman terminal Senen.
Dalam prosesnya, sejumlah
kegiatan terkait musik pernah Rini ikuti, seperti musik teater bersama Sanggar
Matahari saat pementasan "Perempuan
di Titik Nol" karya Nawal el Sadawi yang diperankan Nurul Arifin di Graha
Bhakti Budaya. Rini juga pernah tergabung dalam Sajak dalam Musik Kelompok
Jelata bersama Ags. Dipayana. Selain itu, Rini pernah mengeluarkan album bersama grup band Aceh "Krak". Lagu singlenya, "Reumeh", masih diputar di Aceh dan sekitarnya. Begitu juga dengan lagu "Bahsa Droe" yang pernah dinyanyikan bersama vokalis Sarjev dan Rafli Kande.
Rini akhirnya memilih fokus di
jalur musikalisasi puisi, karena di jalur inilah dua kesukannya -musik dan
puisi- bisa dia harmonikan. Dari tangannya sudah lahir banyak karya musikalisasi
puisi para penyair Indonesia, seperti WS. Rendra, Sapardi Djoko Damono,
Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Chairil Anwar, Jose Rizal Manua, Maman
S. Mahayana, Irawan Sandhya Wiraatmaja, Sofyan RH. Zaid, Ane Matahari, dan
lainnya.
Selain memetik gitar, Rini
juga tidak lupa untuk menulis puisi dan cerpen. Dia tercatat sebagai anggota
Perempuan Puisi Bogor. Karya-karyanya telah dimuat sejumlah media, semisal Serambi,
Riau Pos, Harian Amanah, Pikiran Merdeka Aceh, Islam Pos, dan lainnya. Karyanya
juga tergabung dalam sejumlah buku bersama, antara lain Rengkuh Aku Kekasih,
Jarak Cinta, Manzilah-Manzilah, Subuh yang Paling Sunyi, Lelaki Pelangi, Kumpul
Bocah, Ibu Sang Pemilik Cinta, Aksara Cinta Untuk Ayah, Etape Pejalan Larut,
6.5 SR Luka Pidie Jaya, Menderas Sampai Siak.
Kini Rini menetap di Jakarta
bersama keluarga kecilnya sambil terus terus aktif bermusik, menulis, dan tampil
di sejumlah acara yang mengundangnya.
Bagi para penyair atau
lembaga terkait puisi yang tertarik untuk bekerjasama, baik dalam
bentuk musikalisasi puisi, undangan tampil, dan lainnya, silakan
menghubungi RAM melalui:
f: Ram (RA Management)
y: Rayahbi Gitar
e: ayahbi@gmail.com
y: Rayahbi Gitar
e: ayahbi@gmail.com
ig: @r_ayahbi