Puisi-Puisi Budhi Setyawan
Sajak Sederhana
1
dalam tubuhku,
bersemayam ayat ayat kesederhanaan
tak ada silang kecamuk kerumitan
selain galur labirin
yang golak kauciptakan
2
sesederhana kemarau yang mengidam hujan
seperti rindumu kepada kekasih impian
sesederhana rahasia ingin menyusupi sekat
serupa tabir fenomena yang hendak kausingkap
sesederhana dusun yang merawat bulan
selaksa tekun napasmu menangkarkan harapan
3
dalam ruhku,
perjumpaan tak melunaskan segala ihwal
hingga lahirkan kembali isyarat perjanjian
dan memuja senantiasa terbit badai
ciumanmu yang tak pernah usai
Puncak, 11 Februari 2014
Cinta Sederhana
Seperti orang bilang
Bahagia itu sederhana
Tak pernah banyak meminta
Begitu pun cinta
Jakarta, 14 Juli 2017
Lagu Luka Batas Kota
aku mencatat nyanyianmu dengan partitur yang kehilangan
beberapa nada. lalu kulafalkan irama yang mengaduk
sumbang,
dan entah mengapa aku pun hafal meski dikepung bimbang.
setiap malam tubuhku dikelupasi oleh kata kata dari bisik
yang
mengaku berasal dari bibir masa depan. barangkali aku
terlampau terburu mengeja peta di garis tangan. dan aku
mau
saja menurutkan arus risau hingga aku tersekap dalam
ruang
dengan sekat yang pisau.
pada beraneka ritme pertemuan aku menandai dengan siluet
kepak capung di senja murung. aku tak pernah meminta
senarai kilau lelampu, karena biasnya memberat dalam
retinaku. mengirimkan birama ngilu yang berkepanjangan,
hingga aku seperti tersapih dari kisah awal mula hari
mengabarkan murni perasaan. kau tak pernah membuka pintu
bagi jeda kesibukan mimpi menara menara, tak pernah
sampai
cahaya, sementara aku meriang demam terpisah dari asuhan
doa doa.
tak bisa kutampik pelukan banalmu yang kaupetik dari
gaduh
kota. dan dengan dada koyak, aku tandai senandung yang
mengapung pada cuaca retak, diiringi matahari kemasygulan
yang mengalir sampai tanah kelahiran.
Bekasi, 19 Oktober 2015
Budhi Setyawan, lahir 9 Agustus 1969 di Purworejo, Jawa Tengah. Pegawai negeri di Kementerian Keuangan, Jakarta ini awalnya bercita-cita jadi
musisi, kemudian justru tersesat ke dunia puisi sebagai penyair. Puisi-puisi
tersebar di sejumlah media, dan buku bersama. Beberapa kali diundang sejumlah
acara pertemuan sastra nasional. Buku antologi puisi tunggalnya yang sudah
terbit: Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma
Silam (2007), dan Sajak Sajak Sunyi (2017). Buset -sapaan akrabnya-
merupakan pendiri Forum Sastra Bekasi (FSB), dan juga aktif di Sastra Reboan. Penyair
yang mengoleksi banyak kaset musik klasik ini menetap di Bekasi.
Baca Juga: