Kopi Sekanak dalam Bentuk Puisi
Kopi sekanak
merupakan warisan para pengembara laut asal Tiongkok yang memadukan tujuh
rempah pilihan dengan biji kopi robusta serta ketulusan hati.
Cara penyanyian kopi
ini telah berlaku sejak
ratusan tahun yang lampau. Bahkan sejumlah orang percaya bahwa kopi ini adalah Suma Oriental terakhir kesukaan Laksamana
Chengho yang konon hanya bisa dinikmati di Kerajaan Riau Lingga secara
diam-diam.
Namun kini, kita
tidak perlu datang ke Kepri untuk bisa menikmati kopi sekanak, Budayawan Rida K Liamsi
telah mengemas kopi sekanak ini dalam bentuk buku puisi Secangkir Kopi Sekanak.
Buku dengan desain warna kopi ini akan diluncurkan oleh Sutardji Calzoum
Bachri pada 15 November 2017, 14.00 WIB di Lantai 4 Perpunas, Jl Merdeka
Selatan, Jakarta Pusat. Buku ini juga akan dikupas tuntas oleh empat orang
pembicara: Ahmadun Yosi Herfanda, Fakhrunnas MA Jabbar, Hasan Aspahani, Kurnia
Effendi, dengan moderator Sofyan RH. Zaid.
Acara ini juga akan menampilkan
pembacaan puisi para penyair Indonesia, seperti Asrizal Nur, Ewith Bahar, Jimmy
S Johansyah, Rini Intama, Sihar Ramses Simatupang, dan lain-lain.
Menurut Asrizal
Nur selaku Sekjen Yayasan Hari Puisi yang menggagas acara ini, “Bagi siapa saja
yang hadir akan mendapatkan 1 buku Secangkir Kopi Sekanak.” Mari datang
dan menikmati kopi sekanak ini dalam bentuk buku puisi. "Datuk Rida, selaku penyairnya juga akan hadir untuk acara ini," tambah Asrizal. (cs)