Sejak Zidane Melatih Madrid, Saya Tidak Rela
Oleh Sofyan RH. Zaid*
#KAWACA.COM - Entah,
sejak kepelatihan siapa saya telah menjadi Madridista (fans Real Madrid). Namun
sepanjang ingatan, saya selalu rela ketika -ada aral- tidak bisa menonton (siaran)
langsung tiap laga Madrid. Saya tidak
pernah tertarik melihat siaran tundanya lagi. Barangkali karena rasa pensaran
dan dag-dig-dug sebagai orang yang selalu berharap Madrid menang telah
hilang. Saya hanya mencari tahu hasil akhir, dan paling-paling hanya menonton highlight
dan golnya saja.
Real Madrid merupakan
klub sepak bola yang paling ‘sadis’ dalam urusan kepelatihan. Jarang ada
pelatih yang bisa bertahan cukup lama. Adalah hal wajar jika banyak pelatih
dipecat sebelum musim berakhir, bahkan saat musim baru bergulir. Itulah Real
Madrid, baik pelatih maupun pemain, hanya yang terbaik dari yang terbaik yang
layak dipertahankan.
Sumber: FootTheBall |
Tentu lain pelatih lain
cerita, lain musim lain prestasi. Sejak Zidane menjadi pelatih Madrid, saya
tidak pernah rela jika tidak bisa menonton (siaran) langsung tiap laga Madrid.
Saya selalu berjuang lebih untuk bisa menontonnya dalam sikon apapun. Tidak cukup
lagi hanya mengetahui hasil akhir atau menonton highlight dan golnya
saja. Namun bila memang benar-benar terpaksa tidak bisa menonton (siaran)
langsungnya karena satu dan lain hal, saya selalu bersemangat melihat siaran
tundanya. Kenapa?
Zidane adalah mantan
pesepakbola yang genius. Stamina, akurasi, lari, dan kekuatan tendangannya mungkin
memang biasa saja. Namun ada satu yang istimewa, dia selalu bermain cerdas dengan
tehnik tinggi. Terbukti gaya roulette Zidane sampai hari ini masih
ditiru dan dibicarakan. Pun ketika dia telah menjadi seorang pelatih. Dia mampu
menerapkan gaya bermainnya sendiri pada permainan Madrid. Saat menonton laga
Madrid, saya seperti melihat 11 Zidane yang berlari di tiap posisi.
Banyak pengamat menilai,
Zidane belum menemukan karakter kuat permainannya sebagai pelatih. Namun bagi
saya, sejak di tangan Zidane, terlihat dengan jelas bagaimana Madrid bermain cerdas
dengan tehnik yang tinggi. Itulah estetika sepak bola, sesuatu yang sukar saya
lewatkan begitu saja. Suatu kenikmatan yang sulit saya jelaskan dengan
kata-kata bahkan tepuk tangan. Menonton laga Madrid, tidak hanya berharap menang
dengan hasil akhir yang memuaskan. Namun lebih pada saya ingin menonton dan
menikmatinya tiap detik permainan mereka, serta bagaimana momen-monen gol
tercipta.
Jadi, bagi saya -kini-
menonton laga Madrid baik langsung atau tunda adalah sama saja. Sama-sama
menikmatinya dengan semangat yang sama, meski perasaannya -mungkin- berbeda.
Jakarta, 17 Oktober 2017
*Madridista, dan penyuka
mie ayam.