Puisi-Puisi Fendi Kachonk
Puisi-Puisi Fendi Kachonk*
Dan Malam
1/
Sejumlah dingin diterjemahkan
Sepasang kursi di halaman
Duduk menunggu tetes embun
2/
Ada yang mengira waktu telah pergi
Selaksa risalah tertinggal
Dari lubang luka yang menganga
3/
Sebuah negeri senyap seketika
Tak ada dering kata-kata
Hanya tarian kelambu, kamar tamu
4/
Menuliskan sejarah yang tak mati
Semacam coretan di atas meja
Bercerita tentang kafan yang disiapkan
5/
Malam ini jendela kamar tanpa cahaya
Anak-anak telah tertidur tanpa canda
Mengemas mimpi yang berceceran
6/
Tapi aku belum menemukannya lagi
Selembar malam yang ditulis dalam puisi
di sana, aku melihat dirinya begitu sayu
7/
Tak beranjak dari tempat duduknya
Di mana senyuman memeluknya
Jadi bayang-bayang yang gagal abadi.
Amsal Luka
1/
Mestinya tak ada tangisan
sebab sedu sedan milik hujan;
kakimu terus menjadi kompas
Mestinya tidak ada lagi lagu
sebab rima gema milik gerimis
tangis tak ada yang menentu
Sesaat kau berpikir berapa sakit
di sekujur tubuh, hitam akan menua:
peta berbaring dan meminta langit
2/
Kau pun bertanya pada kenyataan
betapa seramnya sebuah tikaman
berapa perih seluruh irisan sepi
Tapi, kau percaya tuhan masih ada
untuk sekadar berbagi cerita malam;
nunjuk bintang untuk mengirimmu
Kepada goa yang berisi kekosongan;
kau tak rela berbagi dengan siapapun
kecuali pada bayanganmu, sendiri
*Penyair, pejuang
literasi. Puisi-puisinya telah tersebar di sejumlah media dan buku bersama. Kini
tinggal di Sumenep sebagai kepala suku Kampoeng Jerami. Buku puisinya yang baru
terbit adalah Halaman yang Lain (2017)