Ketakutan-Ketakutan Manusia Zaman Now
#KAWACA.COM - Rasa takut memang sulit dipisahkan dari
keseharian kita. Memiliki rasa takut tidak selalu bermakna negatif, bahkan bisa
juga berarti positif jika perasaan tesebut mendorong kita untuk mengambil
tindakan yang benar. Misalnya takut dosa, takut korupsi, takut sakit, dan takut
terhadap hal-hal buruk lainnya. Dalam dosis yang wajar, takut adalah manusiawi.
Tapi, tahukah anda
bahwa seiring perkembangan zaman, bermunculan ketakutan-ketakutan aneh dan
cenderung berlebihan? Ketakutan yang berlebihan ini atau yang disebut “fobia”
dalam banyak kasus dapat menghambat kehidupan penderitanya. Berikut daftar
fobia yang sering ditemukan pada manusia modern:
- Nomophobia,
yaitu ketakutan akan kehilangan akses pada telepon genggam. Dari survei
yang diadakan Kantor Pos di Inggris, diperoleh fakta bahwa 54% responden
merasa panik ketika kehilangan akses terhadap telepon genggamnya. Hal ini
termasuk saat tidak dapat melihat posisinya ataupun ketika melihat
indikator baterai yang lemah.
- Retterophobia atau ketakutan salah memilih (menekan) huruf.
Agaknya ini adalah jenis fobia yang paling relevan dengan kondisi
sekarang, di mana percakapan dominan dilakukan dengan teks. Penderitanya
akan membaca ulang teks yang diketiknya puluhan kali sebelum mengirimnya
untuk memastikan tidak ada kesalahan ketik yang bisa membuat percakapan
menjadi tidak nyaman.
- Hippopotomonstrosesquippedaliophobia, adalah fobia terhadap kata-kata yang panjang.
Fobia yang berkembang di generasi teks, seperti halnya retterophobia.
- Cyberphobia,
yaitu ketakutan di atas normal terhadap komputer atau teknologi. Fobia ini
dimunculkan oleh tekanan abad 21.
- Editiovultaphobic atau ketakutan terhadap Facebook. Aneh,
bukan? Bagi penderita fobia jenis ini, mereka anti melihat foto-foto dari
pesta-pesta memalukan dan berbagai bentuk “cyber-drama”.
- Anutaphobia, ketakutan
akan hidup sendirian (selamanya). Bentuk fobia yang diderita oleh para
jomblo, khususnya yang berada di komunitas yang seragam, misalnya di
kampus yang semua mahasiswanya putra/putri.
- Antefamaphobia atau
takut jika orang-orang tengah membicarakan dirinya, namun perasaan ini akan
hilang sesaat setelah penderitanya masuk ke dalam ruangan. Fobia jenis ini
banyak merongrong para bos atau tokoh penting.
- Agmenophobia,
yaitu ketakutan bahwa antrean yang kita pilih akan berjalan lebih lambat
dari antrean yang lain. Penderitanya bisa ditemukan di antrean kasir di
supermarket, kantor pos, bank, dan pom bensin. Ia akan terlihat mengantri
dengan cemas dan sesekali melirik ke antrean lain.
- Rhytiphobia atau
takut muncul keriput di wajah. Fobia yang dapat menyerang perempuan maupun
lelaki. Suntik botox, operasi plastik, adalah beberapa alternatif solusi
yang dipilih.
- Obesophobia atau
takut menjadi gemuk. Maraknya foto para model yang bertubuh ramping,
ataupun tokoh selebritis yang sudah lebih dulu diedit sehingga terihat
ramping, membuat banyak yang menginginkan bentuk tubuh yang serupa. Bagi
sebagian orang, hasrat kuat menjadi kurus tersebut dapat mengarah ke
anoreksia atau bulimia, kelainan yang dapat mengancam nyawa.
Semoga pembaca setia
Kawaca tidak menderita salah satu fobia dalam daftar di atas. Memang, perubahan
zaman menuntut kita untuk beradaptasi, namun jangan sampai kita menjadi korban
kemajuan zaman dan teknologi. (Nil)