Puisi-puisi Alvin Shul Vatrick
JIKA
ESOK TIADA
Ketika
detik semakin mendetak
Seakan
enggan melepas senja ini
Malam tak pernah tahu tentang esok
Malam tak pernah tahu tentang esok
Yang
mungkin tiada lagi untuk kita
Maka, kemarilah!
Sandarkan segala gelisahmu di dadaku; duhai gulana
Meski waktu akan meluluhlantakkan harapan
Dan malam tak lagi menayang mimpi
Sandarkan segala gelisahmu di dadaku; duhai gulana
Meski waktu akan meluluhlantakkan harapan
Dan malam tak lagi menayang mimpi
Tentang indahnya tarian
ombak di wajah pasir pesisir
Juga pagi lengang tanpa ode si kutilang tua
Juga pagi lengang tanpa ode si kutilang tua
Jika lelah meyapamu,
tersenyumlah!
Sebab rindu tiada usai oleh jarak dan ruang
Bahkan seusai nyawa tinggalkan raga
Sebab rindu tiada usai oleh jarak dan ruang
Bahkan seusai nyawa tinggalkan raga
Rindu masih mendenyut pada
jiwa
Engkau, pun aku!
Engkau, pun aku!
Lalu bertanyalah hati
"Dengan apa kuutus
rindu pada jiwa yang tak bertubuh?"
Adalah doa, menjadi jemari tak tampak
Adalah doa, menjadi jemari tak tampak
Yang selalu menyapa dalam
hening
Maka, jangan takut kepada waktu menjemput usia
Apalagi jika esok tiada untuk kita
Maka, jangan takut kepada waktu menjemput usia
Apalagi jika esok tiada untuk kita
Sungguh, tersenyumlah!
Jangan ada air mata di ujung jalan walau setetes
Jangan ada air mata di ujung jalan walau setetes
Luwu,
2017
UJUNG USIA
Akan
tiba suatu masa di sebuah ketika
Aku
berlabuh pada hari yang renta
Menatap
tonggak tua di pesisir senja
Lapuk
oleh waktu yang mengusung usia
Nanar
mata memandang gurat cakrawala
Nun
jauh, jingga mulai enggan berkata-kata
Tentang
gemuruh badai dan prahara
Sebentar
lagi malam panjang menutup cerita
Sejenak
tengadah melantunkan doa
Semoga
Raja Langit memaafkan dosa
Atas
setumpuk alpa, lima waktu yang terlupa
Pun
khilaf perilaku, juga salah bicara
Tuhanku!
Penguasa
segala dunia
Sang
Maha, Yang Esa
Kepada-Mu!
Aku
berserah jiwa dan raga
Anugerahkan
untukku damai di penghujung masa!
Agar
senyum menghiasi akhir kisah yang fana
Memulai
tidur di pangkuan-Mu nan manja
Luwu,
2017
BERPULUH PURNAMA
Berpuluh purnama berlalu jua
Berjuta kisah menjadi aksara
Berkalam rindu bermantra cinta
Belum kutemukan selarik bahagia
Berpuluh purnama lewatkan masa
Berkalang angan selimuti asa
Bergelimang mimpi dalam nelangsa
Berharap kasih menjabat rasa
Berpuluh purnama simpan duka
Bergundah hati tersemat luka
Bersenyum ikhlas pelipur jentaka
Berlumur kecewa karena prasangka
Berpuluh purnama berkarib tangisan
Berlaksa harap tertimpa ujian
Berserah nasib kepada Tuhan
Berpamit diri di akhir ucapan
Luwu,
2017
Alvin
Shul Vatrick. Penulis puisi dan novel kelahiran Luwu
Sulawesi Selatan 18 Oktober 1977. Karya-karyanya tersiar di beberapa media
cetak dan online. Telah menerbitkan beberapa buku antologi puisi, judul buku
solo terakhir “Sepisau Rindu (FAM Publishing, 2017)”.
Alamat
surel: asvlooser@gmail.com
No.
Telepon, (WA): 085 242 000 777
Faccebook:
www.facebook.com/ASV.Puisisendu